Berita

ilustrasi/ist

Nusantara

Gelombang Tinggi, Nelayan Tetap Melaut

RABU, 05 JUNI 2013 | 12:24 WIB | LAPORAN:

Sebagian besar nelayan di wilayah Cilacap tetap melaut kendati gelombang tinggi kembali terjadi di Laut Selatan Jawa mulai Selasa kemarin (4/6).
 
"Soalnya pada akhir Mei hingga tanggal 3 Juni kemarin sebagian besar nelayan sudah tidak melaut akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Kalau tidak melaut lagi kami susah," ujar Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cilacap (HNSI) Suparyo, Rabu (5/6).
 
Sepanjang bulan Mei sebagian besar nelayan Cilacap, terutama yang berperahu kecil berkali-kali tidak melaut. Saat itu gelombang mencapai ketinggian 5 meter di Samudera Hindia.
 

 
Suparyo mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Selasa kemarin memperingatkan, bahwa gelombang tinggi bakal terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta. Ketinggian gelombang lepas pantai sekitar 3,5 meter.
 
"Masih kalah tinggi dibanding seminggu lalu," terangnya.
 
Kendati demikian, dia mengimbau agar nelayan tetap berhati-hati. Sebab, gelombang setinggi 3,5 meter tetap berbahaya untuk perahu-perahu kecil. Nelayan dengan perahu kecil diminta untuk melaut tidak terlalu jauh dari bibir pantai. Dengan demikian ketika gelombang tinggi muncul mereka bisa secepatnya merapat ke pantai.
 
"Dalam radius 1 hingga 3 kilometer dari pantai masih terhitung aman," jelasnya.
 
Masih kata Suparyo, dibandingkan sepanjang bulan Mei lalu, gelombang tinggi yang sekarang terjadi tidak terlalu membuat khawatir nelayan. Sebab, gelombang tinggi ini tidak dibarengi dengan badai dan cuaca buruk.
 
"Angin memang kencang, tapi tidak sampai terjadi hujan badai," tandasnya. [rsn]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya