Berita

m. nuh

Partai Oposisi: Pelaksanaan UN Amburadul, M. Nuh Lebih Elegan Mundur Saja

RABU, 17 APRIL 2013 | 06:51 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pelaksanaan Ujian Nasional bukan baru tahun ini digelar. Karena itu, sangat disayangkan, pelaksanaannya kembali amburadul.

"Inilah kalau sesuatu yang dibuat tanpa perencanaan yang matang," ujar Sekretaris Fraksi Hanura DPR RI Saleh Husin (Rabu, 17/4).

Saleh masih bisa memaklumi kalau hanya satu kabupaten saja yang bermasalah. Tapi dia tidak habis pikir, kalau sampai 11 provinsi mengalami penundaan karena PT Ghalia Indonesia Printing, perusahaan percetakan, gagal menepati waktu produksi dan distribusi materi Ujian Nasional.


Tak cukup disitu, Saleh Husin semakin kesal, karena masih adanya bahan ujian yang tertukar.

"Bisa dibayangkan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang terdiri dari pulau-pulau sudah bahannya sudah terlambat, eh begitu dikirimi bahan susulannya malah tambah berantakan. Bahan yang harus dikimkan ke kabupaten yang ada di Pulau Flores malah dikirim ke Pulau Sumba. Terus bahan yang harus dikirimkan ke kabupaten di Pulau Sumba malah dikirimkan ke Pulau Timor. Ini sangat acak-acakan," kesal Saleh.

"Belum lagi harus diteruskan ke sekolah-sekolah yang ada di pulau-pulau kecil dan pelosok daerah. Mau kapan nyampe-nya. Mereka ini sebenarnya tahu peta wilayah atau tidak ya?" sambungnya.

Atas berbagai persoalan itu, Saleh lantas mempertanyakan, bagaimana mungkin kita bisa mengharapkan kualitas anak didik Indonesia meningkat kalau pelaksanaan ujiannya saja berantakan.

"Saya selaku wakil rakyat dari NTT sangat kecewa atas pelaksanaan UN kali ini. Bagaimana dengan psikologis anak-anak didik kita di daerah-daerah tersebut. Untuk itu sebaiknya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (M. Nuh) lebih elegan mengundurkan diri karena tidak dapat bekerja. Dan perusahaan yang melaksanakan percetakan bahan UN tersebut harus di-black list dan perlu diaudit, baik oleh BPK maupun pihak penegak hukum," tandas Saleh. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya