Berita

sby

Elektabilitas Demokrat Tak akan Naik kalau Konvensi Digelar Tertutup

SENIN, 15 APRIL 2013 | 06:47 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

. Partai Demokrat atau partai politik lain yang akan menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden akan semakin dipercaya masyarakat dan elektabilitasnya akan naik.

Syaratnya, konvensi dijadikan sebagai wahana untuk merespons dinamika kecenderungan pemilih dengan memasukkan nama-nama capres dan cawapres berdasarkan tingkat elektabilitas hasil jaring pendapat publik dan terbuka munculnya calon alternatif.

Demikian disampaikan peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity, Endang Tirtana kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Senin, 15/4).


Bedahal kalau konvensi dilakukan dengan pemilihan berdasarkan mekanisme internal pengurus parpol yang menggunakan hak suara seperti DPW dan DPC untuk memilih kandidat yang berstatus kader internal partai.

"Ini yang disebut sebagai sisi gelap modal sosial, dimana organisasi menjadi ekslusif dan tidak membuka peluang bagi orang diluar partai untuk masuk," ungkapnya.

Meski begitu, pilihan berdasarkan internal itu bisa dimaklumi, karena alasan kaderisasi, prioritas kader internal, dan kontrol organisasi. Jika sudah percaya diri dengan kualitas kader dan loyalitas masa pemilih, cara ini tetap bisa dipakai.

"Akan tetapi masyarakat secara umum akan menyoroti mekanisme umum semacam ini yang penuh dengan aksi 'jual beli suara', dan bisa jadi ekses negatifnya adalah menurunnya elektabilitas Parpol yang dimaksud," ungkapnya.

Terlepas dari itu semua, sambung Endang, mekanisme kedua itu tetap bagus untuk ditempuh dibandingkan mekanisme penetapan yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.

Kemarin, Ketua DPD PD Sulawesi Tenggara M Endang, menjelaskan mekanisme konvensi ini direncanakan semi terbuka. Artinya, dilakukan list terlebih dulu kemudian dilemparkan ke masyarakat.

"Kami akan me-list yang dianggap potensial, kemudian diminta komitmennya bersih dan menjalankan platform partai, kemudian baru kita lempar mintakan pandangan masyarakat," ujarnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya