Pilot Mahlup Gozali dan ko-pilot Chirag Charl yang gagal mendaratkan pesawat Lion Air jurusan Bandung-Denpasar, kemarin siang (Sabtu, 13/4) dilarang melakukan aktivitas penerbangan selama, setidaknya, dua minggu.
Pesawat Boeing 737-800 New Generation yang mereka bawa kehilangan momentum touch down sekitar 50 meter dan akhirnya tergelincir masuk ke laut di luar Bandara Ngurah Rai di Denpasar.
Kejadian ini mengingatkan publik pada kecelakaan Lion Air tahun 2004 lalu di Bandara Adi Sumarmo. Bedanya, antara lain, dalam kecelakaan ini seluruh penumpang dan awak pesawat selamat. Sekitar 40 di antaranya mengalami luka memar hingga patah tulang. Sementara dalam kecelakaan di Solo, sebanyak 26 orang tewas.
Pilot dan ko-pilot pesawat naas itu akan menjalani tes urin untuk memastikan apakah mengkonsumsi mengkonsumsi narkoba yang berdampak pada pelaksanaan tugas menerbangkan pesawat. Hal ini disampaikan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Herry Bhakti dalam keterangan pers siang tadi (Minggu, 14/4). Saat ini keduanya disebutkan masih berada di sebuah hotel di Bali.
Awal tahun lalu seorang pilot Lion Air ditangkap saat menggelar pesta narkoba di sebuah hotel di Makassar, Sulawesi Selatan. Ketika digerebek, tim Badan Nasional Anti Narkotika (BNN) menemukan 0,3 gram sabu di kantong sang pilot, beberapa plastik bekas bungkus sabu, juga dua alat menghisap sabu.
Setahun sebelumnya seorang pilot dan kopilot Lion Air juga ditangkap karena saat pesta sabu. Sang pilot yang ditangkap itu mengaku dalam satu hari ia bisa menghisap sabu antara dua hingga tiga kali.
Di tahun 2011 polisi juga pernah menangkap seorang pramugari Lion Air di kamar kosnya di Karet, Tanah Abang, Jakarta. Ketika digerebek polisi, sang pramugari menyembunyikan sabu di dalam pakaian dalam. Ia mengaku menggunakan sabu sejak 2007 untuk menambah semangat kerja.
Berbagai kalangan mendesak agar uji narkoba terhadap pilot dan kopilot segera dituntaskan dan hasilnya diumumkan kepada pubklik agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang menjurus pada fitnah.
Film
Flight yang dibintangi Denzel Washington yang diputar di bioskop di Indonesia beberapa minggu lalu juga menjadi referensi sebagian masyarakat dalam mengikuti pengusutan kecelakaan di Bali ini.
Dalam film
Flight, pesawat yang diterbangkan Denzel Washington, seorang pilot dengan jam terbang yang sangat tinggi dan punya reputasi gemilang, mengalami persoalan mekanik beberapa saat sebelum mendarat. Sang pilot mampu mengendalikan laju pesawat dengan membuat manuver yang tak biasa dan berbahay, yakni dengan menggulingkan badan pesawat dan mengembalikannya ke posisi normal sesaat sebelum mendarat darurat di padang rumput. Empat penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan itu.
Sang pilot sempat panen pujian karena berani mengambil risiko sehingga korban dalam kecelakaan itu terbilang minim. Namun belakangan ia mengaku dirinya pecandu narkoba. Bahkan malam sebelum bertugas ia berpesta narkoba dengan seorang pramugari yang tewas dalam kecelakaan itu.
Dalam perawatan medis seusai kecelakaan pun ia masih menggunakan narkoba.
[dem]