Berita

sby

Konvensi SBY hanya Basa-basi Kalau Tak Dilakukan Secara Terbuka

SELASA, 09 APRIL 2013 | 11:55 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Usul Ketua Umum DPP Partai Demokrat SBY yang akan menerapkan makanisme konvensi dalam menjaring calon presiden cukup menarik di saat partai tersebut mengalami keterpurukan, seperti ditunjukkan sejumlah lembaga survei.

Tapi diharapkan, konvensi Partai Demokrat ini berbeda dengan konvensi yang diterapkan Partai Golkar pada masa kepemimpinan Akbar Tanjung. Saat itu Golkar hanya menjaring dari internal partai sendiri.

"Konvensi akan memiliki makna bagi rakyat Indonesia jika itu dikakukan secara terbuka dengan menjaring tokoh-tokoh yang populer dan memiliki tingkat keterpilihan dan komitmen kebangsaan yang tinggi untuk Indonesia yang lebih baik serta melibatkan berbagai ormas dan lintas partai baik dari kalangan muda maupun tua," ujar analis politik Fahman Habibi (Selasa, 9/4).


Jika Partai Demokrat hanya menjaring kader sendiri dan yang memilih juga hanya kalangan internal, konvensi itu hanya sekedar basa-basi untuk memperbaiki citra partai.

"Karena calon presiden yang akan diusung oleh Partai Demokrat bukan merupakan reprensentasi dari apa yang diinginkan oleh masyarakat. Tapi tetap mengikuti pola yang sudah dirancang oleh kelompok Cikeas. Karena yang akan terpilih pasti sesuai dengan apa yang diinginkan oleh SBY," ungkapnya.

Menurut pengamat dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA ini, elektabilitas Partai Demokrat akan naik kalau memang menggelar konvensi secara terbuka. Yaitu, siapa saja bisa mencalonkan diri dan yang memilih juga tidak terbatas pada anggota Demokrat.

"Konvensi ada baiknya dilakukan juga oleh partai lain yang belum meiliki figur kuat sehingga pertarungan untuk merebut kursi kepresidenan akan semakin ketat dan terbuka. Masyarakat juga memiliki banyak alternatif calon pemimpin yang berkualitas untuk memperbaiki kondisi yang ada demi mewujudkan nagara yang adil makmur, sejahtera dan bebas korupsi," tandasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya