Berita

Ray Rangkuti

Ray Rangkuti: Ngeles, Ulil Abshar Abdalla Persempit Makna Anti Demokrasi

RABU, 03 APRIL 2013 | 05:05 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Aktivis pro demokrasi Ray Rangkuti tertawa setelah membaca tanggapan politikus muda Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla atas pernyataannya, SBY telah membajak demokrasi.

Ulil, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, menyebut, kalau SBY membajak demokrasi, suara-suara kritis seperti yang disampaikan Ray Rangkuti pasti sudah diberangus.

Menurut Ray menanggapi, Ulil hanya ngeles, sekaligus menyempitkan makna anti demokrasi.


"Anti demokrasi tak melulu bicara soal pemberangusan. Itu hanya salah satu. Ciri anti demokrasi yang lain adalah nepotisme politik," tegas Ray, Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia, kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 3/4).

Salah satu tujuan reformasi adalah menghapuskan nepotisme di bidang politik. Karena itu, Ray mempertanyakan, kalau jabatan Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Dewan Kehormatan, serta Ketua Umum di tangan satu orang, dalam hal ini SBY, ditambah sekjen partai dijabatnya anaknya sendiri, Edhie Baskoro Yudhoyono, kalau bukan sebagai nepotisme politik, praktek politik itu namanya.

"Di segi yang lain, dengan semua jabatan penting dalam struktur partai dikuasai oleh satu orang, serta menegur kandidat lain yang hendak maju sebagai caketum dapat disebut sebagai pemberangusan," sambung Ray menyentil teguran SBY terhadap Marzuki Alie jelang KLB Demokrat Sabtu lalu.

Setidaknya SBY sudah memberangus kesempatan bagi setiap warga Demokrat untuk dapat duduk di jabatan-jabatan strategis di dalam Partai. Karena itu, sambung Ray, pemberangusan tak melulu melarang orang tidak boleh bicara.

"Pemberangan dapat juga bermakna dihilangkannya kesempatan untuk dapat menduduki posisi-posisi penting dalam struktur partai. Ia memberangus kesempatan yang leluasa dan sekaligus (memberangus) regenerasi kepemimpinan," demikian Ray. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya