Berita

ilustrasi

Politik

PKS Tegaskan Gas Sebagai Energi Utama Masa Depan

RABU, 27 MARET 2013 | 11:39 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Pemerintah masih belum serius untuk menjadikan gas sebagai prioritas utama penopang energi masa depan Indonesia.

Dengan produksi minyak nasional yang menurun dan subsidi energi yang kian tinggi, pemerintah harus mampu merumuskan dan mengembangkan gas sebagai energi masa depan.

Hal itu disampaikan anggota Komisi VII Achmad Rilyadi dalam seminar nasional Fraksi PKS "Gas untuk Energi Masa Depan" di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta, Rabu (27/3).


Menurut Rilyadi, ada tiga faktor yang mendorong pemanfaatan gas sebagai energi utama masa depan sesegera mungkin. Pertama, produksi minyak bumi nasional yang terus menurun. Kedua, subsidi BBM dan listrik yang tinggi dan terus meningkat, dan ketiga, dalam rangka meningkatkan security of supply sumber energi dalam negeri.

Ia menambahkan, minimnya infrastruktur gas nasional menjadi salah satu penghambat utama masih rendahnya pemanfaatan gas domestik.

"Sebab, permintaan gas akan terbangun dengan baik apabila diikuti dengan suplai yang mencukupi. Selain itu, faktor distorsi pasar karena harga BBM yang rendah belum cukup memberikan price signal kepada konsumen untuk beralih dari BBM ke gas," terangnya.

Terakhir kata dia, Fraksi PKS mengusulkan Roadmap Pengembangan Gas Nasional 2013-2014 dalam rangka mendorong pemanfaatan gas untuk energi nasional di masa depan. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya