Berita

Kader Ingatkan Jangan Sampai Ada Pembungkaman Suara di KLB Demokrat

SELASA, 19 MARET 2013 | 06:49 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemilihan Ketua Umum Demokrat pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada akhir bulan ini jangan sampai dipaksakan dilakukan secara aklamasi. Meski aklamasi merupakan mekanisme yang juga demokratis.

"Aklamasi memang bagian dari mekanisme politik dalam demokrasi. Tapi prakteknya tidak boleh dipaksakan dengan rekayasa kotor yang jauh dari nilai-nilai demokrasi. Berikan kebebasan politik kepada pemilik hak suara untuk memilih pengganti Anas secara demokratis tanpa paksaan," ujar pengurus DPP Partai Demokrat Mamun Murod Al Barbasy kepada Rakyat Merdeka Online (Selasa, 19/3).

Mamun mengungkapkan itu menanggapi pernyataan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik. Jero menegaskan, mekanisme aklamasi yang akan dipilih dalam KLB. KLB tak akan menjalankan praktik pasar bebas karena demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya matang dan dewasa.


“33 DPD semuanya konfirmasi (untuk aklamasi). Saya sudah cek, hanya dua yang bilang ingin voting. Kemudian, ada delapan yang masih ragu-ragu (apakah voting atau aklamasi). Itu juga karena Majelis Tinggi belum memberikan arahan. Artinya semua DPC, DPD juga, apapun arahan Majelis Tinggi, mereka akan mayoritas, hampir 95%, setuju arahan Majelis Tinggi,” kata Jero dalam keterangannya kemarin.

Mamun sendiri tidak yakin dengan klaim Jero Wacik tersebut. "Saya tidak yakin itu. Tapi kalau itu benar semoga keinginan aklamasi dari DPD bukan karena suara mereka dibungkam," ujar Mamun.

Tak hanya itu, menurut Mamun, ketua umum baru nanti juga harus berasal dari internal partai sendiri.

"Saya sepakat dengan Max Sopacua bahwa siapapun yang terpilih di KLB harus orang yang benar-benar Demokrat. Jangan biarkn orang baru 'kenakan' jaket biru di KLB lalu calonkan diri sebagai ketum. Ini bentuk pembodohan dan pengebirian politik," katanya menegaskan. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya