Tiga tahun setelah KH. Abdurrahman Wahid wafat, masyarakat terus berduyun-duyung berdatangan untuk berziarah ke makam Presiden RI ke-4 tersebut, yang terletak di lingkungan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Pagi ini (Minggu, 17/3) misalnya. Pantauan Rakyat Merdeka Online, masyarakat secara berkelompok yang umumnya terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak serta yang sudah sedikit lanjut usia disertai anak-anak mereka terus berdatangan. Tampak juga rombongan pelajar.
Di sekitar makam Gus Dur, mereka membacakan ayat suci Al Quran, khususnya surat Yasin, bershalawat dan membacakan tahlil. Setelah itu baru pergi dan diganti oleh rombongan lain. Tak ketinggalan, mereka juga menyempatkan diri berfoto-foto di dekat makam mantan Ketua Umum PBNU yang wafat pada pada akhir Desember 2009 lalu itu.
Selain makam Gus Dur, juga terdapat makam keluarga Gus Dur lainnya. Di antaranya, makam kakek Gus Dur yang juga pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan makam ayahnya yang juga mantan Menteri Agama KH Wahid Hasyim. Di Jombang sendiri, makam Gus Dur itu termasuk wisata religi.
Salah seorang pengunjung, Siti Fatimah, mengaku baru kali ini berziarah ke makam Gus Dur. Warga Gresik ini datang bersama ibu-ibu pengajian di daerahnya dengan menggunakan dua bus. "Saya mau tahlilan, doa dan ziarah," katanya sambil berlalu menggandeng putrinya yang kira-kira berumur 4 tahun.
Tapi tak sedikit pula pengunjung yang sudah datang berkali-kali. Seorang nenek berumur hampir 60 tahun, mengaku sudah lima kali berziarah. Pada ziarah kali ini dia datang bersama rombongan sebanyak dua bus dari Surabaya. "Ya mau ziarah aja," katanya yang tampak sedang mengantre sesaat kemudian ditarik suaminya untuk mendekati makam Gus Dur karena pengunjung lain sudah pergi.
Pada hari biasa, peziarah ke makam Gus Dur mencapai 4 ribu orang. Peziarah semakin banyak bahkan mencapai 10 ribu di hari libur, seperti Sabtu-Minggu. "Malam Jumat legi, paling ramai lagi Mas," jelas seorang penjaga keamanan, Yanto.
Katanya, peziarah Gus Dur ini datang dari berbagai daerah. Peziarah ada yang datang dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, bahkan tak sedikit pula dari negara jiran, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Peziarah juga tak hanya dari kalangan umat Islam. Umat agama lainnya, terutama Konghucu, juga datang ke makam Gus Dur.
Berbagai pernak-pernik seputar Gus Dur juga banyak dijajakan. Seperti kaos, buku-buku, bahkan CD, baik itu memuat perjalanan, shalawat Gus Dur, hingga kumpulan humor-humor Gus Dur. Karena selain di lorong arah ke Makam Gus Dur, di sepanjang jalan di luar kompleks pemakaman juga banyak stand-stand yang umumnya menjajakan pernik-pernik tokoh yang digelari Presiden SBY, Bapak Pluralisme itu.
[zul]