Berita

margarito kamis/ist

Politik

CENTURYGATE

Kursi Wapres Tidak Boleh Kosong Walau Sedetik, Lebih Anggun Bila Boediono Mundur

KAMIS, 28 FEBRUARI 2013 | 16:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Beredar informasi bahwa Presiden SBY sudah menyiapkan skenario jika wakilnya, Boediono, ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara skandal Bank Century oleh KPK.

Rumornya, SBY bahkan telah menemui mantan Wapres Jusuf Kalla untuk menanyakan kesediaan menggantikan Boediono sampai pergantian kekuasaan terjadi lewat Pemilu. Namun, karena tak menemui kesepakatan, SBY-JK sepakat untuk membiarkan kursi kosong Wapres sampai pergantian kekuasaan. Rumor itu sendiri sudah dibantah JK ketika dikonfirmasi Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu.

Sementara, pakar hukum tata negara, DR. Margarito Kamis, menyatakan, bila Boediono akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan diberhentikan oleh MPR setelah melewati jalur konstitusional, maka kursi wapres tidak boleh dibiarkan kosong.


"Konstitusi kita tidak memberikan ruang sedetik pun untuk membiarkan kursi Wapres kosong. Jadi, menurut saya, bila Boediono akhirnya tersangka, penggantinya harus diproses segera menurut konstitusi," jelasnya kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis petang (28/2).

Soal siapa orang yang akan menggantikannya, Margarito tegaskan itu hak prerogatif presiden. Tidak harus dari parpol atau kalangan independen.

"Yang pasti lebih dari satu, karena parlemen akan memilih nama yang diberikan presiden," ucapnya.

"Bahkan, bila perlu dalam satu hari digelar sidang pemberhentian dan sidang pemilihan wapres baru secara bersamaan," tambah dia.

Namun, Margarito ingin tegaskan, andai betul sinyal dari Ketua KPK, Abraham Samad, dalam sidang Timwas Century di DPR kemarin membidik pada Boediono, adalah lebih baik bagi Boediono mengundurkan diri.

"Bila benar KPK sudah kasih sinyal kuat, saya berpendapat jalan terbaik adalah mengundurkan diri. Apalagi pernyataan Ketua KPK dinyatakan di DPR. Maka jalan terbaik adalah mundur," jelasnya.

"Saya kira itu lebih anggun buat bangsa ini. Bukan soal ongkos politik. Tapi, anggun buat bangsa," imbuh Margarito lagi. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya