Berita

ilustrasi, wa­­terway

On The Spot

Dermaga Dari Kotak Plastik, Minim Fasilitas Pengaman

Ngintip Waterway Di Muara Baru
SENIN, 18 FEBRUARI 2013 | 09:09 WIB

.Fasilitas angkutan untuk warga Jakarta bertambah. Waterway yang mangkrak selama lima tahun dihidupkan lagi. Untuk tahap awal angkutan air disediakan untuk warga korban banjir Muara Baru yang direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara.

Pengoperasian angkutan air dimulai Kamis lalu, ber­sa­maan de­ngan dibukanya koridor busway Tan­jung Priok-Pluit. Se­perti apa wa­­terway yang me­la­yani rute Mua­ra Baru-Marunda ini?

Di Muara Baru, dermaga wa­ter­way terletak di kawasan Tem­pat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Baru. Untuk mencapai dermaga ini melalui lahan parkir TPI. Tem­pat ini parkir ini persis berada di ping­gir laut. Dipisahkan oleh tanggul.

Di atas tanggul ini dipasang spanduk yang memberitahukan wa­­terway telah beroperasi. Tang­ga dan jembatan dibangun di atas tanggul. Semuanya dari kayu. Panjang jembatan empat meter dengan lebar dua meter.

Untuk pe­ngaman di sisi kiri dan kanan jem­batan dibuat pembatas. Juga dari kayu. Jembatan menuju der­maga tampak masih baru. Ka­yu­nya belum dicat maupun dipernis.

Setelah melewati tanggul, ada undakan menurun yang berujung di dermaga. Dermaga untuk me­rapat kapal terbuat dari rangkaian kotak-kotak dari plastik. Kotak plastik ini memiliki rongga di da­lamnya berisi udara. Sehingga bisa mengapung ketika ditaruh di air.

Dermaga itu berukuran 2x10 meter. Agar tak terbawa arus, lan­tai dermaga diikat dengan balok yang ditancapkan ke dasar laut. Juga ada tali yang mengikat lantai dermaga dengan tanggul.

Di sekeliling di lantai dermaga itu ada tiang-tiang setinggi satu meter dari plastik. Tiang-tiang itu tampaknya untuk pembatas. Tapi tidak dipasang tali yang meng­hu­bungi antar tiang, untuk tempat pegangan maupun pencegah orang tercebur ke laut.

Dermaga itu juga tak dil­eng­kapi dengan atap. Begitu di jem­batan yang menuju dermaga. Ke­tika hujan, orang yang hendak naik maupun turun bakal basah. Penerangan? Tidak ada.

Anak-anak kecil terlihat ber­main layang-layang di atas jem­batan itu. Mereka memilih ber­main di sini karena posisi jem­batan lebih tinggi. Sehingga lebih mudah mencari angin untuk me­nerbangkan layang-layang.

Saat Rakyat Merdeka berkun­jung, dermaga ini kosong. Ke ma­n­­a kapal yang hendak me­ngang­kut penumpang? Rupanya pe­la­yaran dari Muara Baru ke Ma­run­da tak dibuka sepanjang hari. Begitu rute sebaliknya.

Di spanduk yang dibuat Dinas Perhubungan DKI Jakarta dis­e­but­kan, kapal berangkat Marunda menuju Muara Baru pukul tujuh pagi. Sore hari pukul 16.30 WIB, kapal itu baru melayani rute Mua­ra Baru-Marunda.

Untuk tahap awal, wa­­terway ini memang disediakan untuk warga Muara Baru yang dire­lo­kasi ke Rusun Marunda. Letak rusun itu terletak di pinggir laut. Pagi hari kapal mengantar warga yang tinggal di Rusun ke tempat kerjanya di Muara Baru. Sore untuk mengantar pulang.

Kapal bisa mengangkut 24 orang sekali jalan. Rute Muara Baru-Marunda maupun sebalik­nya ditempuh lewat jalur laut. Dari Muara Baru, kapal me­nyu­suri pinggir laut Jakarta hingga sampai ke Marunda sejauh 11 mil laut atau sekitar 20 kilometer. Lama pelayaran sekitar 30 menit.

Yudha, petugas Dishub DKI yang berjaga di dermaga me­nga­takan, dua kapal yang akan m­e­layani rute waterway masih ber­san­dar di dermaga Marunda.

Tak jauh dari dermaga ada pos un­tuk petugas Dishub DKI yang me­ngoperasikan angkutan ini. Setiap hari ada empat petugas yang ditempatkan di dermaga ini mem­bantu kapal berstandar, menaikkan dan menurunkan penumpang.

Hingga jam lima sore, tak ter­lihat kapal merapat ke dermaga ini. “Kata kawan di sana (Marun­da) tidak ada mau naik,” kata Yudha. Yudha dan rekan-rekan pun pulang karena waktu kerja­nya sudah habis.

Saat Rakyat Merdeka berkun­jung, Sihar Siholan dari Dinas Ke­lautan dan Perikanan DKI Ja­karta juga ada di dermaga. Sambil me­ne­lepon, dia melihat-lihat kon­disi dermaga ini. Ia sempat mem­bung­kuk-bungkuk melihat kon­disi tiang pondasi dan jembatan me­nuju dermaga. “Mantau aja, ka­re­na ini di luar area pelabu­han,” ujarnya.

Tak jauh dari dermaga water­way terlihat puluhan kapal nela­yan bersandar. Nyaris tidak ada tempat kosong karena dipenuhi kapal. Tempat kapal-kapal itu di luar area tempat pelelangan ikan. “Nggak resmi itu, di luar pela­buhan,” kata Sihar.

Walaupun tak bersandar di TPI, menurut dia, kapal-kapal nelayan itu itu tak mengganggu rute wa­terway.

Mau Hemat Ongkos, Jajal Naik Waterway

Setelah Muara Baru ke­ban­jiran Syarifuddin memutuskan pindah ke Rusun Marunda. Ia menempati Blok 9 yang terletak di Cluster B. Ia menyambut baik adanya angkutan langsung rusun ke Muara Baru.

Sehari-hari dia bekerja di k­a­wasan perikanan Muara Baru. Setelah pindah ke Marunda, dia harus merogeh kocek Rp 22 ribu sehari untuk transportasi pergi dan pulang dari rusun ke tempat kerja.

“Dua kali naik angkot, ya sebelas ribu sekali jalan. Belum macetnya, bisa“berjam-jam per­jalanan,” papar Syarifudin. De­ngan disediakan waterway un­tuk penghuni Rusun Marunda, dirinya bisa menghemat ongkos transportasi.

Menjelang azan Ashar, Sya­ri­fuddin sempat menengok ke dermaga waterway di Muara Baru. Tujuan untuk mencari jadwal kapal yang akan berlayar ke Marunda. Kapal berangkat pukul 16.30 WIB.

Setelah tahu jadwal kebe­rang­katan kapal, dia balik ke tempat kerjanya.“Mau ngurusin ikan lagi,” katanya.

Tak lama berselang, datang Muslim. Ia juga warga Muara Baru yang bersedia direlokasi ke Rusun Marunda. Sama se­per­ti Syarifuddin dia kebagian di Cluster B.Tapi berbeda blok.

Buruh di tempat pelelangan ikan (TPI) ini juga datang ke dermaga untuk mencari jadwal keberangkatan kapal ke Marun­da.“Katanya sudah jalan kok nggak kapalnya,”  kata Muslim.

Dia mengaku ingin se­gera meng­gunakan wa­­terway. Selama ini dia pergi dan pulang ker­­ja dari Marunda ke Muara Baru menggunakan sepeda motor. Kata dia, perjalanan per­gi dan pulang bisa berjam-jam ka­rena lalu lintas macet.

“Ka­yak­nya lebih cepat kalau naik kapal,” katanya sambil nye­ngir. Dalam spanduk pen­gu­mu­man yang dipasang dekat der­ma­ga, disebutkan lama per­ja­la­nan Muara Baru-Marunda 30 menit.

Menurut dia, banyak peng­huni Rusun Marunda yang be­lum tahu waterway. Namun Muslim yang sehari-hari be­kerja di TPI Muara Baru me­li­hat ada pembangunan di pinggir tempat parkir yang berbatasan dengan laut.

Dari mulut ke mulut, Muslim mendengar informasi bakal ada waterway. Ia melihat dermaga untuk angkutan air ini dibangun beberapa hari menjelang di­luncurkan. “Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik,” ha­rapnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya