Berita

Politik

KNPI Harus Cabut Gelar Bapak Demokrasi dari SBY

SABTU, 09 FEBRUARI 2013 | 22:17 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono gagal membangun demokrasi santun yang berazaskan nilai-nilai luhur etika berbangsa dan bernegara. Selain sebagai kepala negara, SBY merupakan pembina politik nasional. Pemaksaan kehendak yang dilakukannya terhadap otoritas dan ketua umum Partai Demokrat yang konstitusional jadi benang merah bagaimana dia mempraktikan politik kekuasaan.

"Masalah yang menimpa ketua umum Partai Demokrat patut diduga sebagai pembunuhan karakter melalui cara-cara political black campaign dan kemungkinan dugaan kriminalisasi hukum," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasioanl Pemuda Indonesia, Tantan Taufik Lubis, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (9/2).

Dia mengingatkan, negara Indonesia merupakan negara beradab dimana terapan prilaku politiknya berazaskan Pancasila dan UUD 1945. Seorang kepala negara harus berjiwa negarawan yang taat akan prinsip-prinsip nilai, kaidah dan norma. Bukan taat pada ego kekuasaan karena kepentingan politik yang berlebihan.


"Kami menganggap SBY sebagai pembina politik nasional tidak memberikan pembelajaran politik yang baik bagi rakyat. Pantas demokrasi dan politik Indonesia tidak berjalan maksimal sesuai amanat UUD 1945 karena presiden sebagai pembina partai tidak taat pada aturan main kepartaiannya. Bagaimana bicara demokrasi genuine dengan tuntas kalau SBY tidak mampu menjalankan azas-azas demokrasi itu sendiri," kata Tantan lagi.

Atas dasar itulah dia mengusulkan KNPI mencabut gelar Bapak Demokrasi yang belum lama ini disematkan kepada SBY. Gelar Bapak Demokrasi dianugerahkan atas pertimbangan kesantunan berpolitik dan kesuksesannya menjadi kampiun demokrasi semenjak pemilihan presiden dilakukan secara langsung menjadi mainstream politik bangsa.

"Kini kesantuan itu telah hilang. SBY malah memperlihatkan cara-cara politik main kayu dan pemaksaan kehendak. Saya kira sikap itu mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan saatnya KNPI mencabut gelar Bapak Demokrasi dari SBY," pungkasnya. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya