Berita

DPRD Kalbar Desak Pertamina Resmikan SPBE

KAMIS, 07 FEBRUARI 2013 | 22:27 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

PT Pertamina perlu segera memfungsikan lima Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang sudah selesai dibangun di wilayah Kalimatan Barat dengan harapan harga gas bersubsidi ukuran tiga kilogram untuk daerah hulu di wilayah tersebut tidak lagi tembus Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per tabungnya.

Begitu disampaikan anggota Komisi C DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Ali Akbar, di Pontianak, Kamis (7/2).

Kelima SPBE yang sudah selesai dibangun itu, yakni dua SPBE di Kota Singkawang, satu diantaranya siap dioperasikan, satu SPBE di Kabupaten Sintang yang siap dioperasikan, satu SPBE siap dioperasikan di Sanggau, dan satu diantara dua SPBE di Ketapang juga siap dioperasikan. Akbar menduga, peresmian ketiga SPBE sengaja dihalang-halangi oleh oknum yang menginginkan harga gas bersubsidi di daerah hulu Kalbar tetap tinggi.


"Kami mencium ada pihak-pihak yang berusaha menghalang-halangi agar SPBE tersebut tidak diresmikan, agar gas bersubsidi di Kalbar tetap dikuasai atau dikendalikan oleh dua SPBE yang ada, yakni satu di Kota Pontianak dan satu lagi di Kabupaten Pontianak," ujarnya.

Selagi gas bersubsidi di Kalbar tersebut masih dimonopoli, maka harga gas bersubsidi di Kalbar tetap lebih tinggi dari ketentuan yang ada.

"Konversi minyak tanah ke gas bersubsidi, yang tadinya bertujuan meringankan beban hidup masyarakat tidak mampu, tetapi kenyataannya kini malah menambah beban masyarakat luas atau `mencekik leher rakyat`," kata Ali Akbar.

Saat ini di beberapa daerah di Kalbar harga gas bersubsidi ukuran tiga kilogram kini Rp25 ribu hingga Rp30 ribu/tabung, padahal pemerintah telah menetapkan HET Rp12.750/tabung untuk ukuran tiga kilogram. Tingginya harga membuat masyarakat makin sengsara karena yang menggunakan gas subsidi adalah masyarakat yang cenderung tidak mampu,

Akbar mendesak, Pertamina Gasdom Pusat menyikapi persoalan ini dengan serius. "Pejabat Pertamina di Jakarta harus peka dengan daya beli rakyat Kalbar khususnya di pedalaman yang rata-rata hidupnya masih di bawah garis kemiskinan," ujar Ali Akbar. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya