Berita

ist

Politik

AJI Mengutuk Kekerasan dan Intimidasi Di Depan Kantor Partai Nasdem

RABU, 16 JANUARI 2013 | 23:35 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam dan mengutuk pelaku kekerasan kepada Luviana dan jurnalis yang meliput demontrasi di depan kantor Surya Paloh, pemilik Metro TV dan pendiri Partai Nasional Demokrat (Nasdem), di kawasan Menteng, tadi siang.

Dalam kekerasan ini, wartawan TVRI dipaksa untuk menghapus gambar demontrasi. Sementara wartawan yang meliput aksi melalui blackberry juga diminta untuk menghapus tulisan maupun foto yang tersimpan di dalam blackberry. 

"Kami meminta kepolisian mengusut dan menyeret pelaku kekerasan dan pengrusakan alat-alat demontrasi oleh orang-orang yang berhamburan dari kantor partai Nasdem," kata Ketua AJI Jakarta, Umar Idris, dalam keterangan persnya, Rabu (16/1).

Kekerasan yang dialami Luvina dan jurnalis yang meliput demontrasi di depan kantor Surya Paloh, dilakukan oleh orang-orang yang terafiliasi dengan partai Nasdem berjumlah sekitar 30 orang. Mereka keluar dari kantor Partai Nasdem dan langsung melakukan kekerasan kepada massa aksi yang berjumlah 19 orang. Mereka mengejar massa demontrasi hingga kocar kacir dan menghancurkan kaca mobil komando yang dibawa oleh para demontran.

"Kami mengecam kepolisian yang membiarkan penyerangan dan kekerasan terjadi," sambung Umar.

Luviana adalah asisten produser Metro TV yang di-PHK secara sepihak tanpa kesalahan yang dibenarkan oleh undang-undang oleh manajemen dan pemilik Metro TV, Surya Paloh. Kasus ini mencuat awal tahun 2012 lalu dan hingga kini tidak ada penyelesaian. Kasus Luviana semakin mencuat karena Metro TV menghentikan gaji luviana sejak Juni 2012 meskipun belum ada putusan tetap dari pengadilan terhadap PHK tersebut.

Luviana adalah pengurus dan anggota AJI Jakarta. Saat ini AJI Jakarta sedang mendampingi kasus ini secara litigasi dan non litigasi bersama LBH Pers, Aliansi Melawan Topeng Restorasi (Metro), dan Aliansi Sovi (Solidaritas Perempuan untuk Luviana).

"Kami amat menyayangkan pola penyelesaian dengan cara kekerasan atas tuntutan pembayaran gaji yang ditahan dan PHK secara sepihak. Cara kekerasan ini bahkan terjadi di kantor pemilik Metro TV dan pendiri Partai Nasdem, Surya Paloh," demikian Umar.[dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya