Berita

massa PDP di KPU/rmol

Politik

Rapat Pleno KPU Masih Dihujani Interupsi dan Hujatan

SENIN, 07 JANUARI 2013 | 17:37 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Rapat pleno terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) membahas rekapitulasi hasil verifikasi faktual parpol calon peserta Pemilihan Umum 2014, dihujani interupsi.

Beberapa partai seperti PKNU, PKBIB, PBB, Partai SRI, Partai Nasrep, dan PDP mempertanyakan kinerja KPU yang dinilai tidak sesuai dengan UU 8/2012 dan tidak berkeadilan.

"Saya minta penjelasan dari mana angka 10 itu. Saya minta jangan dilanjutkan rapat ini," ujar Burhanuddin Syamsul dari PKBIB, di tengah rapat.


Perlu diketahui, verifikasi faktual yang dilakukan di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menentukan parpol memenuhi syarat minimum keanggotaan, dilakukan dengan sampel 10 persen dari populasi yang harus diverifikasi.

Contohnya, bila di sebuah Kabupaten syarat keanggotaan minimum parpol adalah 125 orang, dan partai memberikan bukti kartu tanda anggota (KTA) 150 orang, akan diambil sampel 10 persen dari total KTA yang diberikan.

Setalah diberi kesempatan bicara, Burhanuddin masih saja ngotot bicara. Namun komisioner KPU tetap melanjutkan membaca hasil verifikasi.

"Kami sudah mengikuti UU. Kalau ada yang dipermasalahkan, silakan sampaikan ke Mahkamah Agung," ujar anggota KPU, Ida Budiathi

Ketua Presidium PDP, Roy BB Janis, meminta KPU tidak bergaya pemimpin Orde Baru.

"Anda hidup di masa reformasi, Anda tidak berkuasa, yang berkuasa yang punya partai. Jangan diteruskan kalau banyak masalah," ungkapnya.

Namun, KPU tetap tidak terpengaruh. Sesuai dengan aturan dan tatib, KPU terus membacakan hasil verifikasi faktual.

Hujan interupsi juga berisi pertanyaan mengapa 18 partai yang menyusul ikut verifikasi faktual disamakan dengan 16 partai yang terlebih dahulu diloloskan pada verifikasi administrasi.

Sampai sekarang , KPU masih membacakan hasil verifikasi faktual dari masing-masing provinsi. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya