Johan Budi
Johan Budi
Keterangan mengenai hal tersebut disampaikan Kepala Biro Humas Komisi PembeÂranÂtasan Korupsi Johan Budi Sapto Prabowo. Dia mengatakan, KPK dan Kementerian Agama mÂeÂlaÂkukan kerjasama pengusutan di keÂmenterian tersebut.
“Kita suÂdah bertemu dengan jaÂjaran KeÂmenag. Sudah ada keÂsepakatan untuk mencegah dan meÂnangani kasus korupsi di KeÂmenag,†katanya.
Fokus koordinasi dengan KeÂmenterian Agama, kata dia, diÂarahkan pada anggaran haji. Artinya, seluruh rangkaian proses pembiayaan haji, dikaji oleh tim KPK dan Kemenag. DitaÂmbÂahÂkan, informasi mengenai dugaan beÂrikut upaya mencegah keboÂcoran di sektor ini disampaikan oleh Kemenag.
Jadi, untuk merespon hal terÂsebut, KPK berupaya mengirim tim ke Madinah, Arab Saudi. Dia tak menyebutkan, identitas angÂgota tim KPK tersebut. Tapi, meÂnurutnya, penghitungan anggaran haji dilaksanakan secara komÂpreÂhensif. Dia menyebutkan, pengÂhitungan anggaran pelaksanaan haji mencapai Rp 4 triliun.
“Jumlah itu diperoleh dari seÂtoÂran peserta haji. Jumlahnya saÂngat besar,†tandasnya. Tapi, JoÂhan belum berani menyimpulkan, dimana letak kebocoran terbesar dalam penyelenggaraan haji.
Persoalannya, urusan haji saÂngat kompleks. Dari mulai penÂdaftaran, pengecekan kesehatan, asÂuransi, pembuatan dokumen pasÂÂpor dan visa, tiket penerÂbaÂngan, asuransi, catering dan peÂngiÂnapan, perlu dicek satu per satu. Hal ini meÂmerlukan waktu panjang.
Johan sangat berhati-hati memÂberikan keterangan seputar hal ini. “Tahapannya baru masuk peÂngumÂpulan bahan dan keterangan atau pulbaket. Belum sampai tingÂkat penyelidikan dan penyiÂdiÂkan,†tuturnya.
Dalam tataran pulbaket, tim KPK sudah memÂperoleh data, doÂkumen dan sejÂumÂlÂah keÂteÂraÂngan pihak-pihak tertentu.
Namun lagi-lagi, Johan belum mau menginformasikan jenis dokumen dan keterangan siapa saja yang sudah dihimpun. Dia memastikan, bila data dan keÂteÂrangan mengenai ini sudah cuÂkup, pasti tim KPK akan meÂningÂkatkan status penanganannya ke tingkat penyelidikan.
Dia juga tidak bisa meÂnarÂgetÂkan kapan peningkatan status peÂnyÂeÂlidikan dilakukan. SelanjutÂnya, ia menepis anggapan, bila reÂkoÂmendasi Kementerian Agama seÂputar pemberian sanksi 10 peÂgawai Kemenag beberapa waktu lalu, terkait penyelenggaraan haji.
Disebutkan, rekomendasi peÂmeÂcatan 10 pegawai Kemenag terÂsebut dilakukan oleh internal KeÂmenterian Agama. “Belum samÂpai ke KPK. Penindakannya dilaksanakan internal Kemenag,†ujarnya. Yang jelas, ia mengÂapÂreÂsiasi Kementerian Agama yang mendukung kinerja tim KPK secara optimal.
Dia mengharapkan, transÂpaÂranÂsi Kementerian Agama dapat diÂikuti departemen lain. TranÂsÂpaÂransi itu, lanjutnya, sangat penÂting. Soalnya, dana yang diduga diÂseÂleÂwengkan itu merupakan dana yang bersumber dari masyarakat.
Lebih jauh, saat disinggung meÂngenai dugaan pungli Rp 1,2 trilÂiun di Kantor Urusan Agama (KUA) Johan menyatakan, hal itu juga masih ditindaklanjuti oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) KeÂmenterian Agama. Jadi, sejauh ini koordinasi KPK belum masuk area tersebut. Oleh sebab itu, KPK menunggu hasil analisis internal Kemenag yang sudah berkoordinasi dengan Pusat PeÂlaporan dan Analisis Transaksi KeÂuangan (PPATK).
“Fokus kita untuk Kemenag ini masih seputar menghimpun baÂhan-bahan dan keterangan pada kaÂsus penyelenggaraan haji. Itu di luar penanganan kasus korupsi proyek kitab suci dan labÂoÂraÂtoÂrium komputer,†imbuhnya.
REKA ULANG
Dari Laporan Soal Haji Hingga Zulkarnaen
Sejak tahun 2009, LSM IndoÂneÂsia Coruption Watch (ICW) suÂdah melaporkan dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. NaÂmun, laporan itu tidak diÂtinÂdakÂlanjuti Komisi Pemberantasan KoÂrupsi. KPK malah melakukan kajian yang hasilnya, dalam benÂtuk rekomendasi.
Pada 2010, ICW juga melÂaÂporÂkan kasus serupa ke KPK. ICW menduga ada korupsi biaya peÂnyeÂlenggaraan haji. ICW meneÂmuÂkan adanya kenaikan ongkos haji yang tidak masuk akal, yaitu dari 3844 dolar Amerika SeÂrikat menjadi 4043 dolar AmeÂrika SeÂrikat.
“Ini baru dugaan, makanya kami harap KPK lebih serius. JaÂngan sampai karena menyangkut kekuatan politik tidak diprioriÂtasÂkan,†kata aktivis ICW Ade Irawan.
Pada 2011, ICW kembali meÂnyambangi KPK untuk meÂnyeÂrahkan laporan dugaan korupsi penyelenggaraan haji. Namun, dari laporan tersebut, KPK hanya menindaklanjutinya dengan membuat kajian dan memberikan reÂkomendasi kepada KeÂmenÂterian Agama. Padahal, menurut Ade, laporan-laporan ICW yang dilengkapi laporan keuangan tersebut, semestinya ditingkatkan ke penyelidikan.
Ketika laporan tentang dugaan korupsi dalam penyelenggaraan haji itu tak kunjung naik ke tahap peÂnyelidikan, KPK mengendus kasus lain di Kementerian AgaÂma. Yakni, perkara korupsi peÂngaÂdaan Alquran dan komputer untuk tsanawiyah. Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan angÂgota Komisi VIII DPR ZuÂlkarÂnaen Djabar dan anaknya, Dendy Prasetya sebagai tersangka.
Sang ayah, Zulkarnaen adalah Wakil Ketua MKGR, organ sayap Partai Golkar. Sebelum ditetapÂkan sebagai tersangka, ZulÂkarÂnaen juga menjabat Bendahara Umum Partai Golkar. Sedangkan Dendy, Wakil Ketua Gema MKGR.
Keduanya disangka menerima suap dalam pembahasan angÂgaÂran dua proyek tersebut. Kedua terÂsangka diduga mengarahkan pihak Kementerian Agama untuk meÂmenangkan perusahaan terÂtenÂtu sebagai pelaksana proyek.
Mereka diduga menjadi peranÂtara untuk memenangkan PT Abadhi Aksara Indonesia dalam proyek pengadaan Alquran pada 2011 dengan anggaran Rp 22,8 miliar, dan proyek serupa pada 2012 dengan anggaran Rp 110 miliar. Untuk proyek pengadaan laboratorium komputer, Dendi dan ayahnya juga diduga sebagai perantara yang membantu PT BKM memenangkan proyek seÂnilai Rp 31 miliar pada 2010-2011. Kedua tersangka itu membantah sangkaan KPK tersebut.
Kemudian muncul masalah duÂgaan pungli di Kemenag yang diÂlontarkan Irjen Kemenag MocÂhamÂmad Jasin. Menurutnya, pungÂli di KUA bisa mencapai Rp 1,2 triliun. Jasin mengatakan, pungli kebanyakan terjadi ketika penghulu meminta “ongkos†menikahkan pasangan yang telah mendaftar ke KUA.
Mereka, lanjut Jasin, meminta Rp 500 ribu untuk setiap pernikaÂhan. Padahal, biaya sebenarnya hanya Rp 30 ribu. “Setahun itu 2,5 juta peristiwa nikah, itu belum termasuk yang cerai, jumlahnya sama. Misalnya rata-rata 2,5 juta diÂkalikan Rp 500 ribu, itu bisa sampai Rp 1,2 triliun,†katanya di Kantor Pusat Pelaporan dan AnaÂlisis Transaksi Keuangan (PPATK), Rabu (26/12).
Perlu Dorongan Dan Dukungan Sangat Kuat
Andi W Syahputra, Koordinator LSM Gowa
Koordinator LSM GoverÂment Watch (Gowa) Andi W Syahputra mengingatkan, KoÂmiÂsi Pemberantasan Korupsi meÂmiliki peran strategis dalam meÂnertibkan penyelewengan angÂgaran di kementerian. TerÂmaÂsuk di Kementerian Agama.
“KPK punya tugas ekstra berat. Seluruh kasus korupsi di keÂmenterian maupun institusi pemerintah, jadi persoalan yang harus dituntaskan mereka. TerÂmasuk dari sisi penÂceÂgaÂhanÂnya,†kata dia.
Lantaran itu, Andi ragu, apaÂkah KPK mampu meÂlakÂsaÂnaÂkan tugas dan tanggung jawab yang sangat berat tersebut. LanÂtaran itu, lanjutnya, diÂperÂluÂkan doÂrongan dan dukungan yang sangat kuat dari masyarakat. SeÂlain itu, sangat diperlukan keÂterÂbukaan dari pihak keÂmenÂteÂrian dan lembaga negara lainÂnya dalam mendukung tugas KPK.
Persoalannya, sebut Andi, perkara korupsi atau penyeÂleÂweÂngan anggaran negara, biaÂsaÂnya dilakukan secara konÂsÂtruktif dan tersembunyi. DeÂngan kata lain, melibatkan okÂnum intelektual serta dukungan piÂhak lain atau korporasi.
Maka, tanpa dorongan dan dukungan yang amat kuat dari masyarakat, KPK tidak akan mampu menuntaskan perkara-perkara besar. Tidak akan mamÂÂpu pula menjalankan fungÂsÂi penÂcegahan. Karena itu, dia juga mewanti-wanti KoÂmiÂsi PemÂberantasan Korupsi agar tidak bersikap superior atau angkuh.
“KPK lahir karena penegak hukum lain membutuhkan insÂtitusi yang punya keweÂnangan ekstra. Jadi idealnya, koordinasi dengan penegak hukum lain tetap harus dikedepankan,†sarannya.
Andi menambahkan, upaya KPK menangani sederet perÂkara korupsi, sejauh ini sudah cuÂkup signifikan. “Jangan samÂpai ke depannya justru menjadi leÂmah,†ucapnya.
Bukan Sekadar Rekomendasi Untuk Kemenag
Yahdil Abdi Harahap, Anggota Komisi III DPR
Politisi PAN Yahdil Abdi HaÂrahap menyatakan, perlu langÂkah sistematis dalam meÂnyeÂlesaikan masalah penyeÂlengÂgaraan ibadah haji.
Menurut dia, langkah koorÂdiÂnasi Kementerian Agama deÂngan KPK sudah cukup sigÂniÂfiÂkan. Hal itu menunjukkan adaÂnya sikap terbuka atau transÂparan dari Kemenag. Hanya, dia meminta koordinasi itu tiÂdak berujung pada rekomendasi semata-mata.
“Jika ada temuan pelangÂgaÂran hukum, hendaknya diÂtinÂdaklanjuti dengan langkah huÂkum pula. Bukan rekÂoÂmenÂdasi,†katanya.
Dengan kepastian hukum itu, maka dugaan-dugaan peÂnyiÂmÂpangan dana haji menÂdaÂpat keÂjelasan hukum. Bisa memÂbeÂriÂkan titik terang keÂmana saja angÂgaran tersebut meÂngalir. Jika hal tersebut bisa diÂÂsamÂpaikan kepada maÂsyaÂrakat, tenÂtu kecurigaan-keÂcuÂriÂgaan itu deÂngan sendirinya akan terÂbendung.
“Persoalannya sekarang ini masyarakat tidak tahu, apakah ada dana haji yang mengalir ke luar kepentingan penyelengÂgaÂraan ibadah haji,†tandasnya.
Lantaran itu, dia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi tidak tinggal diam. Idealnya, sekalipun sudah memberi rekoÂmendasi pada Kementerian Agama, KPK juga harus meninÂdaklanjuti dugaan peÂnyimÂpaÂngan melalui mekanisme huÂkum. Dengan begitu, usaha-usaÂha yang diduga terkait peÂnyimpangan dana haji bisa tunÂtas secara signifikan.
Yang jelas, upaya Kemenag meÂnindak oknum-oknum pegaÂwaiÂnya, harus ditindaklanjuti juga dengan langkah konkret KPK. Apabila pegawai-pegaÂwai itu terbukti melakukan tinÂdak pidana korupsi, idealnya tiÂdak sekadar diberi sanksi adÂmiÂnistratif. “Laporkan kepada KPK agar pengusutan hukÂumÂnya berjalan,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59