Berita

Dr Yenti Garnasih

Penasihat KPK Tidak Cukup Hanya Paham Dinamika Ekonomi

JUMAT, 28 DESEMBER 2012 | 13:55 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Penasihat KPK harus diisi orang-orang yang punya pemikiran di atas lima komisioner KPK. Selain itu, penasihat KPK harus diisi orang-orang bersih dan menguasai urusan teknis hukum. Penasihat KPK mesti menjadi semacam bapaknya KPK dalam memberantas korupsi.

"Orang yang pernah jadi penegak hukum yang bagus, profesional dan intergitas serta punya pengalaman mengejar koruptor pantas dijadikan penasihat KPK. Atau bisa juga mantan hakim dengan track record yang bagus ," kata ahli hukum pencucian uang Dr Yenti Garnasih, kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (28/12).

Meski saat ini tantangan tersukar KPK adalah menghadapi kejahatan korupsi di sektor perbankan dan keuangan, namun kata Yenti, penasihat KPK jangan diisi orang yang hanya menguasai sektor tersebut, sementara buta dengan permasalahan hukum.


"Yang jadi penasihat KPK tidak cukup harus tahu masalah dinamika ekonomi, tapi juga harus benar-benar menguasai masalah hukum pidana. Sekarang misalnya, sudah tahu Century bermasalah, tapi kan butuh bukti-bukti untuk kemudian dibawa ke persidangan," beber Yenti.

"Artinya, bukan kemudian penegakan hukum dilakukan berdasarkan opini. Atau sebaliknya, penanganannya dikalahkan juga dengan opini," demikian Yenti.

Seperti diketahui, masa tugas dua penasihat KPK Abdullah Hehamahua dan Said Zainal Abidin akan segera berakhir.  Pasal 23 Peraturan Pemerintah No 63/2005 Tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia KPK, mengatur masa tugas penasihat KPK adalah selama 4 tahun. Sementara Abdullah dan Said Zainal dipilih oleh pimpinan KPK atas rekomendasi Panitia Seleksi Penasihat KPK yang diketuai Prof Jimmly Asshiddiqie yang proses seleksinya dimulai Februari 2009. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya