Berita

ist

Politik

Percuma, Nasihat Rizal Ramli atau Kwik Kian Gie Tak Akan Diikuti Pimpinan KPK

MINGGU, 23 DESEMBER 2012 | 15:47 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sekalipun menguasai ekonomi dan seluk beluk kejahatan di sektor keuangan negara dan perbankan, namun dua ekonom senior, Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie, disarankan untuk tidak mau menjadi penasihat KPK.

Saran atau nasihat keduanya pasti tidak akan didengar dan diikuti pimpinan KPK yang ada, yang memang tidak punya keberanian untuk membongkar korupsi yang melibatkan orang di lingkaran inti kekuasaan.

"Pimpinan KPK yang berani hanya Abraham Samad, Busyro Muqaddas dan Bambang Widjojanto tak punya keberanian. Jadi nanti nasihat mereka akan sia-sia saja," kata Sekjen DPP Laskar Anti Korupsi Pejuang 45, HM Hasbi Ibrohim, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (23/12).


Seperti diketahui, masa tugas Abdullah Hehamahua dan Said Zainal Abidin akan segera berakhir karena sesuai Pasal 23 Peraturan Pemerintah No 63/2005 Tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia KPK, keduanya sudah 4 tahun menjabat.

Abdullah dan Said Zainal dipilih oleh pimpinan KPK atas rekomendasi Panitia Seleksi Penasihat KPK yang diketuai Prof Jimmly Asshiddiqie yang proses seleksinya dimulai Februari 2009.

Selain tak perlu meragukan integritas dan kepakaran yang dimiliki, kata Hasbi, Rizal dan Kwik orangnya cukup punya keberanian. Tapi lagi-lagi, nasihat keduanya tak akan berguna selama pimpinan KPK nya tidak punya keberanian.

"Misalnya, Pak Kwik atau Pak Rizal paham dengan aliran dana Century dan menyarankan Boediono ditetapkan jadi tersangka, pasti Busyro dan Bambang tidak akan ikuti. Sekarang saja mereka tidak berani tandatangani surat tersangka untuk Boediono dan Anas Urbaningrum," katanya.

"Perlu dicatat, orang yang berani barometernya sekarang ini bukan hanya orang yang rajin shalat atau pergi ke gereja. Tapi berani menyeret orang-orang Istana ke penjara atas korupsi yang mereka lakukan," demikian Hasbi. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya