ilustrasi
ilustrasi
"Terlalu simpel jika permintaan maaf itu dikaitkan dengan kronisnya penyakit yang sedang diderita Demokrat," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Toto Izul Fatah, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (16/12).
Selain sedang menderita penyakit dalam yakni tidak solid dan demoralisasi kader, Demokrat juga mengalami penyakit luar dimana mayoritas publik menganggap Demokrat sebagai partai buruk karena ulah kader dan elitnya.
Belum lagi, SBY sendiri bukan hanya representasi Demokrat yang sedang jeblok tapi juga representasi pemerintahan yang juga sedang terpuruk, yang tentunya berpengaruh kuat bagi jebloknya elektabilitas Demokrat.
"Ini posisi yang tak menguntungkan, sehingga permintaan maaf itu praktis tak berimplikasi elektoral sama sekali kecuali ada kebijakan radikal yang dilakukan oleh SBY," demikian Toto. [dem]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15
Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52