Pekan lalu, Rakyat Merdeka meÂngintip proses pembuatan keÂreta di pabrik PT Inka di Madiun, Jawa Timur. Berikut laporannya.
Suara mesin bergemuruh terÂdengar dari beberapa bangunan berbentuk hanggar di kompleks PT Inka di Jalan Yos Sudarso, Madiun. Perusahaan pelat merah ini meÂnemÂpati lahan seluas 22,5 hektar.
Di kompleks ini ada beberapa hanggar. Masing-masing meÂmiÂliki fungsi yang berbeda. Ada yang jadi tempat pembuatan peÂlat, pengelasan, pemasangan komÂponen dan mesin, dan peÂnyiÂmÂpanan kereta yang sudah jadi.
Percikan bunga api dan suara logam yang dipukul palu meÂnyamÂbut ketika Rakyat Merdeka menginjakkan kaki di hanggar peÂngelasan dan pembuatan lemÂpeÂngan. Puluhan orang yang meÂngeÂnakan helm proyek terlihat deÂngan pekerjaannya masing-masing.
Ada yang menyambungkan lempengan logam dan alat las. Lainnya mengutak-atik komÂpoÂnen listrik. Di bagian lain pekerja melakukan pengecatan gerbong.
Beranjak ke hanggar PemaÂsaÂngan Komponen III, suara bising sedikit berkurang.
Hanggar ini memproduksi gerÂbong penumpang dan barang. LoÂkomotif pesanan dalam dan luar negeri juga dibuat di sini.
Di hanggar ini, chassis dan roda disambungkan dengan gerÂbong. Namun belum dipasang meÂsin. Juga belum dicat. Di baÂrisan lain, tampak gerbong yang sudah selesai. Gerbong dibaÂrisÂkan di atas rel baja.
Di antara gerbong yang sudah jadi dicat merah dan putih, mirip warna bendera negara kita. “(KeÂreta) itu memang dipesan oleh PT KAI. Nantinya akan dipakai untuk KRL di Jabodetabek untuk jenis commuter line,†kata BamÂbaÂng Soenjaswono, Direktur AdÂmiÂnistrasi dan Keuangan PT Inka.
Mengintip ke dalam, gerbongÂnya tampak lapang. Kursi peÂnumÂpang terletak di sisi kiri dan kanan gerbong kereta. Gerbong sengaja didesain lapang agar bisa menamÂpung banyak penumpang.
Giliran menengok ke gerbong untuk kereta antar kota. Desain daÂlam gerbong tentu berbeda deÂngan gerbong untuk commuter line. “Perjalanan antar kota itu kan lama. Kasihan kalau untuk duÂduk mereka berdesakan. Kalau diÂbuat nyaman, penumpang tentunya bisa istirahat,†terang Bambang.
Kursi untuk penumpang dibuat emÂpuk dengan bentuk yang pas deÂngan tubuh manusia. Kursi-kurÂsi itu disusun rapi agar peÂnumÂpang tak duduk berdesak-desaÂkan. Satu baris terdiri dari dua kursi.
Lantaran gerbong penumpang ini untuk perjalanan jauh, maka diÂlengkapi dengan toilet. Di daÂlam toiÂlet tersedia closet duduk, dan semÂprotan untuk membilas. Juga wasÂtafel untuk memÂberÂsiÂhÂkan taÂngan atau sekadÂar meÂmÂbasuh muka.
Saat ini PT Inka mendapat orÂder pembuatan 280 kereta. “PT Inka menyanggupi (membuat kereta) itu dan akan menyeÂleÂsaiÂkan pesanan tersebut secara berÂtahap. Tahun ini sudah 50 kereta. Sudah disebar ke seluruh IndÂoÂnesia,†kata Bambang.
Walaupun menyanggupi, rupaÂnÂya PT Inka keteteran untuk meÂnyelesaikan pemesan sesuai tengÂgat waktu. Ini lantaran keÂkuÂrangan bahan baku dan sumber daya manusia.
“Berangsur-angsur kita akan selesaikan (pembuatan keretaÂnya) karena banyak kereta yang haÂrus diganti karena bahaya,†ujar Bambang. Kereta baru ini bakal menggantikan kereta lama yang sudah berusia puluhan tahun tapi masih dioperasikan.
Selain kereta penumpang, saat ini PT Inka sedang mengerjakan kereta barang, kereta rel diesel (KRD) dan lokomotif. “Hampir 94 persen dibuat di sini dan meÂmakai bahan lokal. Cuma ban dan mesin yang sampai saat ini masih impor dari luar,†ujar pria berkÂaÂcaÂmata itu.
Monorel Digarap Keroyokan 4 BUMN
PT Inka siap mengerjakan monoÂrel dan mass rapid transit (MRT) di Jakarta. Kedua angkutan itu diyakini bisa mengurangi keÂmaÂcetan di ibu kota.
“Solusi angkutan perkotaan sangat mendesak. Monorel dan MRT segera direalisasikan. KaÂrena busway tidak dapat meÂnyeÂlesaikan tranformasi keÂmaÂceÂtan secara cepat,†ujar DiÂrektur KeÂuangan dan AdmÂiÂnisÂtrasi PT Inka, Bambang SoenÂdjaswono.
Bambang mengatakan monorel dan MRT menggunakan tekÂnoÂlogi yang sama. Hanya saja, kÂaÂpaÂsitas dan kecepatan kedua keÂreta berbeda. “Gerbong MRT leÂbih banyak,†imbuhnya.
Untuk pembuatan kereta moÂnorel, PT Inka bekerja sama dengan BUMN lain seperti PT Adhi Karya, PT Telkom dan PT Len Industri.
“Kami sudah punya konsep tenÂtang kereta api untuk proyek monorel tersebut. Pastinya kereta tersebut tetap mengambil model dasar dari kereta api,†terangnya.
Hingga saat ini, lanjut BamÂbang, pihaknya masih melakukan kajian terhadap proyek monorel ini. Hanya seperti apa kajian terÂsebut, Bambang enggan membeÂberkannya saat ini.
Rencananya, PT Inka bakal diÂtunjuk sebagai penyedia armada monorel. Monorel dapat meÂngangÂkut sebanyak 308.102 orang per arah per hari. SeÂmenÂtara itu, PT Len bertindak seÂbagai penyedia perangkat sinyal. SeÂdangkan Telkom penyedia teÂlekomunikasi. Adhi Karya konstruktor.
“Sarananya saja bisa namun infrastruktur kita nggak mampu sendirian. Biayanya besar. Oleh karena itu memang harus bekerja sama dengan Jepang,†kata Bambang.
Direktur Utama Len Industri Abraham Mose pernah berujar, siap membangun persinyalan monorel. Len Industri memiliki anak perusahaan khusus transÂportasi, yakni PT Len Railway Systems, yang juga fokus pada pembangunan mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), serta monorel.
“Karena memang sesuai deÂngan kompetensi kita, jadi kita diajak dan berkomunikasi untuk coba lakukan evaluasi desain dan pengembangan sistem perÂsiÂnyaÂlan monorel,†tutur Abraham.
Ia mengatakan dalam proyek moÂnorel Jakarta pihaknya menÂgeÂrÂjakan 15-20 persen sistem siÂnyal. Sedangkan populsi (PT Inka) 25 persen, sipil dan telÂeÂkomunikasi 60 persen. Kendati demikian, ia menginginkan keterÂlibatan BUMD agar investasi proyek dapat ditekan.
Untuk keperluan monorel, Adhi Karya telah menyusun emÂpat prioritas. Jalur pertama PalÂmerah-Tanah Abang sepanjang 14,6 kilometer yang berÂsingÂgungan dengan busway koridor I (Blok M-Kota) dan koridor VI (Blok M-Kuningan).
Lokomotif Kereta Made In Madiun Bisa Terobos Banjir
Tak lama lagi PT Inka melunÂcurÂkan produk terbarunya: LoÂkoÂmotif Diesel Hidrolik. PeruÂsaÂhaan pelat merah itu mengÂklaim lokomotif produksinya meÂmiliki beberapa keunggulan diÂbanding buatan luar negeri.
“Tinggal menunggu pengeÂceÂkan akhir dari Tim Pemeriksa Kementerian Perhubungan DeÂsember ini diharapkan sudah mendapat sertifikasi dan siap beroperasi,†kata Direktur AdÂministrasi dan Keuangan PT INKA Bambang Soenjaswono.
Menurut Bambang, lokoÂmoÂtif ini sudah melakukan seÂrangÂkaian ujicoba. Mulai dari uji statis hingga uji dinamis. OtÂoÂmotif ini bahkan sudah meÂlaÂkuÂkan perjalanan Surabaya-MaÂlang dan berhasil menarik 10 ranÂgkaian kereta.
Lokomotif seharga Rp 35 miÂliar ini mulai dikembangkan taÂhun 2010. Diawali dengan studi diskusi dengan vendor mesin di Eropa. Desain dan integrasi sisÂtem lokomotif asli kreasi PT Inka.
Mesin Caterpillar buatan menÂjadi sumber tenaga lokoÂmotif yang memiliki panjang 19 meter, lebar 2,8 meter, dan boÂbot 87 ton itu. Untuk sistem peÂngereman menggunakan prÂoÂduk Webtec. Sedangkan kontrol utama memakai produk Woojin dari Korea Selatan. Tujuh puluh persen komponen lainnya meÂruÂpakan buatan dalam negeri.
“Keunggulan lokomotif ini adalah tahan banjir dan tak perlu menyertakan kereta pemasok lisÂtrik karena sudah bisa meÂnyuplai (listrik) sendiri,†kata Bambang.
Menurut dia, lokomotif ini meÂmiliki sejumlah keunggulan dibandingkan lokomotif buatan Cina yang banyak dipakai PT KeÂreta Api Indonesia (KAI). Lokomotif buatan Cina hanya memiliki kabin dengan mesin di depan. Sementara buatan PT Inka memiliki dua kabin di deÂpan dan di belakang. Sehingga lokomotif tak perlu berbalik arah dulu untuk menarik gerbong.
Bambang juga menyebutkan perawatan lokomotif yang mampu melaju sampai 120 kiÂloÂmÂeter per jam itu sangat mudah.
Untuk tahap awal, KemenÂterian Perhubungan memesan lima unit. Tiga unit prototipe suÂdah siap pakai. Dua unit lagi maÂsih pengerjaan.
Bambang bertekad dalam setahun pihaknya bisa memÂproÂduksi hingga 15 unit lokomotif ini. “Sejumlah negara lain bahÂkan sudah tertarik dengan proÂduk ini,†kata Bambang.
Menurut dia, kebutuhan keÂreta di wilayah Sumatera dan Jawa masih sangat tinggi, terÂutaÂÂma di kota-kota besar. MakaÂnya kebutuhan terhadap lokÂoÂmotif juga sangat tinggi.
“Bisa dikatakan, kereta api merupakan moda paling cocok untuk sistem transportasi di perÂkotaan dan efektif mengurangi kemacetan,†katanya.
Direktur Produksi dan TekÂnoÂlogi Yunendar Aryo Handoko meÂnambahkan, lokomotif ini juga bisa dipakai untuk menarik gerbong barang.
Ia optimistis produknya bisa meÂnembus pasar luar negeri. “Ke depan, PT Inka bisa menÂjadi pemasok untuk pasar Asia,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Minggu, 29 September 2024 | 23:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22