Berita

adhie massardi/ist

Tim Kerja Pelurusan Sejarah Gus Dur Sangat Dibutuhkan

JUMAT, 23 NOVEMBER 2012 | 12:08 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Masih sering terjadi salah kaprah yang parah terkait sejarah pemerintahan KH Abdurrahman Wahid.

Salah satu buktinya adalah kicauan dari politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, yang menyebut kejatuhan pemerintahan Gus Dur akibat skandal korupsi.

Karena itu, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi, berencana segera membentuk "tim kerja pelurusan sejarah KH Abdurrahman Wahid" yang ketokohan dan kebesarannya sudah diakui bangsa Indonesia. Adhie Massardi menceritakan kembali momen utama detik-detik kejatuhan Gus Dur dan Kabinet Persatuan Nasional.


Menurut Adhie, Sidang Istimewa MPR 2001 yang digelar untuk melengserkan Gus Dur, untuk menyikapi langkah Presiden menetapkan Wakil Kepala Polri Komjen Chaeruddin Ismail sebagai Pemangku Sementara Jabatan Kepala Polri menggantikan Jenderal (Pol) Soerojo Bimantoro. Hal itu terungkap dalam undangan kepada seluruh anggota MPR yang ditandatangani Ketua MPR Amien Rais ketika itu.

"Menurut Amien Rais Cs, keputusan Presiden menyalahi Tap MPR No VII/MPR/2000,” tutur Adhie dalam keterangan persnya.
 
Sedangkan diterbitkannya Maklumat Dekrit oleh Gus Dur, tambah Adhie, merupakan langkah ekstrakonstitusional yang bisa dilakukan Presiden untuk menghentikan tindakan inkonstitusional Amien Rais Cs.

"Tapi dalam perkembangannya, Amien Rais Cs malah mengubah alasan SI MPR menjadi 'karena Presiden mengeluarkan dekrit'," ucapnya.
 
Padahal, kalau ditelaah secara seksama, kemelut politik di masa itu meruncing karena Menko Polsoskam (Susilo Bambang Yudhoyono) yang ditugasi Presiden Gus Dur memimpin Crisis Center guna menjembatani pertentangan Parlemen dan Presiden, tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Itu sebabnya Presiden kemudian melantik Jenderal Agum Gumelar menjadi Menko Polsoskam menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.
 
Jadi, tuduhan yang mengatakan kejatuhan pemerintahan Gus Dur dikarenakan skandal korupsi, seperti dituduhkan Sutan Bhatogana, adalah ngawur.

"Tim Kerja Pelurusan Sejarah KH Abdurrahman Wahid dibutuhkan agar upaya pelecehan terhadap tokoh kebanggaan kaum Nahdliyin dan pecinta demokrasi, seperti dilakukan Sutan Bhatoegana, tidak terjadi lagi," tegasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya