ilustrasi/ist
ilustrasi/ist
Menurut Direktur Inspeksi Dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk KompleÂmenÂter BPOM Sukirman Said Umar, suplemen makanan hanya seÂbagai bahan pelengkap, tidak haÂrus dikonsumsi secara rutin atau berlebihan.
â€Suplemen makanan tidak beÂgitu diperlukan bagi tubuh, jika asupan nutrisi makanan sudah seimbang. Suplemen tanpa izin edar perlu diwaspadai karena itu membahayakan kesehatan maÂsyarakat luas,†kata Sukirman daÂlam diskusi media bertajuk “SupÂleÂmen Makanan, Kawan atau LaÂwan?†di Jakarta, Jumat (9/11).
Dijelaskan, suplemen makanÂan adalah produk untuk melengÂkapi kebuÂtuhan nutrisi yang meÂngandung satu atau lebih bahan berupa viÂtamin, mineral, asam amino atau bahan lain yang meÂmiÂliki nilai gizi atau efek fisioloÂgis dalam jumlah terkonsentrasi.
Sedangkan fungsinya untuk menutup defisiensi tubuh, meÂlengkapi asupan, memelihara atau mengurangi suatu risiko peÂnyakit dan bukan sebagai peÂngobatan penyakit.
“Suplemen digunakan jika kondisi tubuh dalam masa peÂnyembuhan setelah sakit, kehaÂmilan, menyusui dan lanjut usia. Kondisi seperti itu memang diÂbutuhkan pelengkap multiÂviÂtaÂmin untuk memulihkan keseÂhatan tubuh,†terangnya.
BPOM mengimbau maÂsyaÂrakat tidak mudah mengÂkonÂsumÂsi suplemen yang beredar di paÂsaran, terlebih yang tidak memiÂliki izin edar.
“Suplemen yang menimbulkan efek samÂping, seÂperti mual, pusing, muÂnÂtah, janÂtung berdeÂbar-debar, pengÂguÂnaannya harus segera dihentiÂkan,†imbau SukirÂman tanpa meÂnyebutkan jenis produk suplemen makanan apa yang membahaÂyakan kesehatan.
Mengkonsumsi suplemen maÂkanan secara serampangan, lan-jutnya, sangat memÂbaÂhaÂyaÂkan keÂsehatan. Pasalnya, kanÂduÂngan supÂlemen seperti vitamin, protein, asam amino, mineral, bila berleÂbiÂhan bisa menyeÂbabkan keruÂsakan organ tubuh maupun efek toksiÂsitas (kadar racun) meningkat.
“Kebanyakan zat-zat pada supÂÂlemen adalah zat yang muÂdah laÂrut dalam air. Jika berleÂbihan jusÂtru akan memperberat kerja organ ginjal. Sedangkan untuk zat-zat yang diserap dalam leÂmak, jika jumlahnya berlebih dan terus diÂtimbun, tubuh pun akan mengaÂlami keracunan hingÂga kerusakan pada organ ginjal dan hati,†jelasnya.
Menurut Sukirman, efek negaÂtif lain yang lebih ekstrim bisa menyebabkan rambut ronÂtok, mual, muntah, sakit kepala, gangÂÂguan tidur, kulit bersisik dan tuÂlang rapuh.
“Harga murah atau mahal tidak menjamin suplemen bisa meÂmÂberikan dampak yang baik bagi tubuh. Tiap suplemen atau mulÂtiÂvitamin memiliki kandungan berÂbeda-beda dan belum tentu cocok untuk tiap orang. MaÂsyaÂrakat haÂrus lebih memperhatikan aturan pakai pada label atau etiket untuk memastikan apakah proÂduk terÂsebut telah terdaftar di BPOM atau tidak,†warning Sukirman.
Dikatakan, BPOM terus melaÂkukan peÂngaÂwasan ketat terhaÂdap proses produksi suplemen maÂkanan, seiring ditemukan beÂbeÂrapa proÂduk yang tak memeÂnuhi syarat pharmaceutical.
“Jumlahnya kurang dari 1 perÂsen yang tidak memenuhi syarat pharmaceutical. Persentase ini cukup rendah, tapi tetap memÂbaÂhayakan kesehatan,†jelasnya.
Guru Besar Departemen FarÂmaÂkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) RiÂanto Setiabudy menjelaskan, pengÂguÂnaan suplemen seperti vitamin dan antioksidan sebagai gaya hidup, bukanlah hal mendasar.
Dia mencontohkan, vitamin C kerap dikonsumsi secara berÂleÂbiÂhÂan. Padahal, sesuai ketentuan, vitamin C dibutuhkan tubuh per hari hanya 90 miligram (mg), tetapi banyak produk yang meÂngÂanjurkan dosis vitamin C menÂcapai 500-1.000 mg.
“Jika dikonsumsi secara berÂlebihan, bisa menyebabkan diaÂre, nyeri lambung dan batu ginÂjal. Ada informasi yang meÂnyebutÂkan bahwa vitamin C mampu mencegah berbagai peÂnyakit, seÂperti influenza, janÂtung, kataÂrak, bahkan kanker. Itu tidak benar,†cetus Rianto.
Dokter pun diminta tidak memÂberikan suplemen makanan mauÂpun antibiotika kepada paÂsien, karena hal itu justru bisa meÂmicu resistensi kuman. “CuÂkup memÂbeÂrikan obat esenÂsial yang meÂmang dibutuhkan kepada seorang pasien,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41