Berita

Heru Lelono

Wawancara

WAWANCARA

Heru Lelono: SBY Kecewa Rapor Menteri Masih Ada Yang Merah...

SELASA, 20 NOVEMBER 2012 | 08:44 WIB

Masih ada menteri mendapatkan rapor merah. Presiden SBY pun kecewa.

SBY berharap dengan sisa waktu pemerintahan KIB Jilid II 23 bulan lagi, para menteri mem­perbaiki diri untuk mencapai target kerja yang sudah dibuat.

Begitu disampaikan Staf Khu­sus Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi, Heru Lelono, ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

“Saya rasa, siapa pun yang menjadi pemimpin pasti merasa kecewa dengan adanya menteri yang masih mendapatkan rapor merah,” katanya.

Seperti diketahui, Kepala Unit Ker­ja Presiden bidang Penga­wa­san dan Pengendalian Pem­bangu­nan (UKP4) Kuntoro Mangkusu­broto menyampaikan kepada SBY masih ada menteri dan men­ko yang mendapatkan rapor merah.

Heru Lelono selanjutnya me­nga­takan, ketika SBY mendapat­kan laporan dari UKP4 soal ma­sih adanya nilai merah bagi ke­men­terian, biasanya SBY lang­sung mengadakan rapat kabinet.

“Berarti itu sangat penting, dan tentunya beliau kecewa,” ujar­nya.

Berikut kutipan selengkapnya.

Apa laporan terakhir ini sudah dibawa ke rapat kabinet?

Setahu saya belum. Sebab, wak­tu itu ada tamu dari negara lain. Kemudian ada libur. Setelah itu Pak SBY juga ke luar negeri.

Pak SBY itu kan banyak ker­jaan, hendaknya  para menteri ti­dak membuat pusing Presiden. Ca­ranya, harus bisa mencapai target kerjaan secara maksimal.

Apa Presiden langsung me-ne­gur menteri itu?

Setiap rapat kabinet, beberapa staf khusus presiden itu juga ikut rapat kabinet. Saya juga ikut si­dang kabinet. Tetapi untuk lapo­ran terakhir dari UKP4 ini saya rasa belum ada rapat soal itu.

Di saat rapat kabinet, jika ada hal penting,  Pak SBY menegur menterinya yang mendapatkan ra­por merah. Biasanya kami-ka­mi ini disuruh keluar. Jika kami ke­luar, berarti ada yang sangat pen­ting. Biasanya Pak SBY lang­sung menegur menterinya.

SBY hanya melakukan te­guran?

Yang saya tahu seperti itu. Pak SBY juga memberikan solusi-solusinya.

Apa ada reshuffle kabinet?

Sebenarnya saya ini nggak se­nang kalau ada reshuffle. Jika ada penilaian kurang atau belum di­kerjakan oleh para menteri, saya menyarankan agar jangan mem­buat reshuffle.

Kan waktu pemeintahan KIB Jilid II ini tinggal sebentar lagi. Se­baiknya para menteri itu mem­perbaiki dirinya dan mencapai target-target yang dibuatnya sendiri.

Kenapa sih masih ada men­teri yang mendapatkan rapor merah?

Tugas Pak Kuntoro itu untuk me­lototi kinerja menteri yang su­dah dibuat oleh menteri itu sen­diri. Setiap tiga bulan sekali ada pe­ni­laian yang diserahkan ke SBY.

Pak Kuntoro itu tidak menilai se­cara subyektif, tetapi para men­teri itu diminta menyelesaikan tar­get kerjaan. Pak Kuntoro itu me­lototi apa yang dicapai dan yang tidak tercapai. Kinerja menteri yang dinilai Pak Kuntoro itu fakta.

Bisa disebutkan contohnya?

Misalnya, target yang dicapai­nya kurang dari 50 persen. Kalau ada rapor merah, hijau dan seba­gainya itu fakta kinerja menteri itu sendiri. Pak Kuntoro itu bukan menilai orangnya mampu atau tidak, bijak atau tidak.

Tapi hanya kinerja menteri sa­ja. Pak Kuntoro itu itu tidak punya kewenangan untuk me­nilai orang itu ngomong benar apa nggak.

Apa tanggapan menteri yang nilainya merah itu?

Biasanya para menteri itu me­ngatakan karena anggarannya belum turun atau belum disetujui, sehingga targetnya tidak tercapai. Pak Kuntoro penilaiannya sampai detail.

O ya, bagaimana tanggapan SBY soal ada kementerian  kong­ kalikong dengan DPR se­perti yang dilaporkan Dipo Alam ke KPK?

Saya tidak tahu Pak Dipo itu dapat datanya dari mana. Kami tidak pernah diajak bicara. Saya kira Pak Dipo juga sudah bicara bahwa hal itu atas inisiatifnya sen­­diri. Saya pikir, kalau jiwa­nya untuk perbaikan, itu baik-baik saja.

Apa Dipo Alam melaporkan masalah itu ke Presiden?

Ini saya tidak tahu. Tapi kan su­dah dijawab Pak Dipo  bahwa itu ada­lah inisiatif pribadi sen­diri. [Harian Rakyat Merdeka]



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya