Kurtubi
Kurtubi
“Kita berharap dengan pembuÂbaran ini pengelolaan migas jauh leÂbih baik,†kata pakar perÂmiÂnyaÂkan, Kurtubi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, MK memuÂtusÂkan pasal yang mengatur tuÂgas dan fungsi BP Migas dalam UU Nomor 22 taÂhun 2001 tenÂÂtang Minyak dan Gas Bumi berÂtentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki hukum mengÂikat.
Kurtubi selanjutnya mengataÂkan, pemerintah diharapkan seÂgaÂra mengeluarkan Peraturan PengÂganti Perundang-undangan (PerpÂpu) untuk kelanjutan dari pemÂÂbubaran BP Migas terÂsebut.
Berikut kutipan selengkapnya:
Idealnya kapan Perppu itu dikeluarkan?
Secepatnya. Presiden peÂrinÂtahÂkan saja Biro Hukum, kan beres.
Apa pengganti BP Migas?
Sebaiknya pengganti BP migas itu bentuknya Badan UsaÂha Milik Negara (BUMN). TuÂjuannya agar hubungan dengan kontraktor menjadi Bisnis to Bisnis (B to B).
Kalau BUMN berarti di bawah Presiden juga?
Betul, tapi ini beda. Kalau di baÂwah Kementerian BUMN, tenÂtunya di bawah Menteri BUMN dan Presiden. Direkturnya juga bisa dipecat presiden.
Apa untungnya ?
Keuntungannya adalah kita sudah menjalankan pengelolaan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) sesuai dengan konstitusi, seÂhingga ada kepastian hukumÂnya. Dengan berÂstatus sebagai BUMN, tentunya bisa diupayakan seÂbesar-besarnya untuk kemakÂmuran rakyat.
Memang berapa besar keunÂtuÂngannya bagi negara?
Nilainya luar biasa kalau BUMN dikerahkan untuk kelola miÂgas kita. Prediksi saya, paling tidak bisa mengumpulkan dana dari kekaÂyaan migas mencapai riÂbuan triliun rupiah. Ini bisa dipaÂkai untuk pemÂbangunan serta perÂbaikan infrasÂtruktur di seluruh Indonesia.
Nilainya luar biasa kalau BUMN dikerahkan untuk kelola miÂgas kita. Prediksi saya, paling tidak bisa mengumpulkan dana dari kekaÂyaan migas mencapai riÂbuan triliun rupiah. Ini bisa dipaÂkai untuk pemÂbangunan serta perÂbaikan infrasÂtruktur di seluruh Indonesia.
Mengenai pengelolaannya nanti bagaimana?
Pengelolaannya tentu oleh BUMN. Kontraktor tetap jalan dan beÂkerja. Hanya saja mereka menÂÂjadi kontraktornya BUMN, buÂkan pengusaha terpisah yang mengatur-ngatur. Kita yang mengÂatur gas unÂtuk dalam negeri berapa dan luar negeri berapa.
Memangnya selama ini baÂgaiÂÂmana?
Selama ini kan kontraktor yang mengatur-ngatur. Lihat saja gas kita saja dijual ke luar negeri deÂngan harÂga murah. Kita hanya daÂpat reÂmah-remahnya. KeruÂgian lainÂnya negara tidak kebaÂgian gas unÂtuk pembangit lisÂtrik daÂlam negeri, seÂhingga PLN samÂpai harus mengÂÂguÂnakan BBM dan mengaÂlami kerugian besar.
Kalau jadi BUMN apa nggak rawan diperas ?
Makanya BUMN ini harus berÂsih-bersih. Bila perlu kalau ada yang korupsi digantung saja atau langsung diadili dengan huÂkuman yang sangat keras. Sebab negara kan sudah mengamanatÂkan agar pegawai BUMN bekerja menÂsejahterakan rakyat.
Apa kita mampu membuat kilang minyak ?
Ya kita sangat mampu. Nanti kan Pertamina punya dana besar. Itu bisa dialihkan dalam pemÂbangunan kilang minyak, sehingÂga kita bisa mencapai swasemÂbada BBM tahun mendatang.
Anda yakin begitu?
Ya dong. BUMN adalah milik rakÂÂyat, maka harus berbisnis unÂtuk rakyat. Harus mengubah diri senÂÂÂÂdiri. Jangan mau dijadikan ATM kepentingan politik.
Karyawan BP Migas bagaiÂmana?
Itu otomatis menjadi karyawan Pertamina, karena perannya diambilalih BUMN ini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30