Berita

dahlan iskan/ist

Kok DPR Terkesan Cuma Ingin Sudutkan Dahlan Iskan?

SELASA, 13 NOVEMBER 2012 | 14:24 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sebaiknya, DPR tidak diskriminatif dalam memanggil pihak-pihak yang berkaitan dengan temuan BPK atas inefisiensi Rp 37,6 triliun di PT. PLN tahun 2009 dan 2010.

Berdasarkan rekomendasi dari BPK, setidaknya ada enam pihak yang berkaitan dengan efisiensi PLN yaitu BP Migas, Menteri ESDM, Direksi PGN, Menteri BUMN, PT Regas, dan PLN.

Koordinator BUMN Care, Budi Purnomo Karjodihardjo, mengatakan, BPK memberi 18 rekomendasi. Dari 18 rekomendasi tersebut, terbanyak ditujukan kepada Kepala BP Migas (7 buah), Menteri ESDM (4 buah), Direksi PGN (3 buah), Menteri BUMN (1 buah) dan kepada PT Regas (1 buah).


Dia juga katakan, rekomendasi untuk PLN hanya satu buah, yang bunyinya agar PLN mempercepat pembangunan penampungan gas dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) atau CNG di Bali.

"Akan sangat baik jika DPR memanggil enam pihak yang terkait dengan rekomendasi BPK tersebut, berdasarkan prioritas mulai dari yang menerima rekomendasi paling banyak sampai paling sedikit," kata Budi dalam siaran persnya (Selasa, 13/11).

Sangat mengejutkan bila pemanggilan DPR malah dimulai dari yang paling sedikit menerima rekomendasi BPK, karena hal ini mengundang kesan cuma untuk memojokkan Dahlan Iskan.

"Pemanggilan enam pihak ini sangat penting agar DPR bisa menelusuri lebih lanjut. Pihak mana yang benar-benar melakukan inefisiensi, atau malah bisa ditelusuri dan ditemukan pihak mana yang diduga melakukan korupsi," ujarnya.

Sebaiknya, DPR juga meluruskan persepsi bahwa inefisiensi itu bukan korupsi, atau jika timbul persepsi yang sama, mestinya publik diberikan pemahaman yang lebih jernih.

BPK menyebutkan, penyebab inefisiensi tersebut bukan karena korupsi, tapi karena tidak tersedianya gas, akibatnya PLN harus menggunakan minyak solar yang lebih mahal. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya