ilustrasi, Angkutan Umum
ilustrasi, Angkutan Umum
Karena itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) minta Pemerintah Provinsi (PemÂprov) DKI Jakarta secepatnya menyelesaikan persoalan kebeÂradaan Metromini. Pasalnya, keÂbeÂradaan angkutan umum yang murah dan nyaman sangat dihaÂrapkan warga ibukota.
Pengurus YLKI Tulus Abadi mengatakan, sebenarnya masyaÂrakat sangat butuh angkutan peÂrintis itu. Karenanya, kata Tulus, harus ada langkah serius dalam menuntaskan persoalan tersebut.
“Kalau memang sudah tidak layak operasi dan ditarik izinnya, selesaikan secepatnya. Tentunya harus diganti dengan angkutan yang layak operasi di trayek yang sama. Masyarakat sangat butuh angkutan umum di trayek MeÂtÂroÂmini itu,†katanya, Jumat (9/11).
Tulus menyampaikan pentingÂnya ketegasan pemerintah daerah dalam mencari solusi terbaik peÂnyelesaian masalah MetroÂmini. Persoalan ini juga berÂdamÂpak paÂda pendapatan sopir angÂkutan umum. Mereka mengaku bingung karena kerap merugi. Maklum, kendaraan mereka kebanyakan sudah tak layak dan hanya bisa terisi penumÂpang hingÂga 30 perÂsen dibandingÂkan lima tahun lalu.
Salah seorang sopir Metromini 03 jurusan Pulogadung-Senen Iwan mengatakan, saat ini warga Jakarta sudah malas naik angÂkutÂan umum. “Warga lebih meÂmilih sepeda motor. Mungkin saatnya kami tersingkir,†curhatnya.
Saat ini, kata Iwan, dia hanya bisa membawa hasil keringatnya sekitar Rp 20.000 setelah sehariÂan bekerja. Lima tahun lalu, dia bisa membawa sisa setoran antara Rp 50.000 hingga Rp 70.000 unÂtuk menghidupi keluarganya.
Masa depan angkutan umum di Jakarta diakuinya sudah tidak jelas. Angkutan yang dulu sangat didamÂbakan masyarakat Jakarta itu mulai tersingkir. Motor telah munÂcul sebagai piliÂhan berkenÂdara, kaÂrena dianggap hemat dari segi waktu maupun harga.
“Sepeda motor bisa menyelip kiri dan kanan dalam menjelajahi padatnya lalulintas ibukota. BahÂkan, tak jarang motor meÂnyerobot trotoar yang meruÂpakan akses pejalan kaki,†ujarnya.
Dari total 3.100 unit MetroÂmiÂni yang ada di Jakarta, hanya sepaÂruhnya bisa beroperasi. PenguÂsaha lebih baik mengÂanÂdangkan mobilnya karena biaya operaÂsional dengan pendaÂpatan sudah tidak sesuai.
“Kalaupun dijalankan, hasilÂnya hanya cukup untuk biaya opeÂraÂsional. Selain semakin seÂringÂnya kendaraan berganti suku cadang, kutipan liar petugas berÂseragam di sepanjang jalan saÂngat memÂbeÂbani sopir,†jelasnya.
Sebanyak 2.500 pengusaha yang menjadi pemilik Metromini hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. Mereka menyadari, seiring dengan perkembangan kota yang begitu pesat, membuat angkutan umum harus tersingkir.
Armada Segera Diremajakan
Direktur Umum Pejabat SeÂmenÂtara (Dirut Pjs) Metromini, Edy Sofiardi mengaku akan seÂgera melakukan peremajaan arÂmada dan menaikkan tarif tanpa menunggu izin dari Dinas PerÂhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Pasalnya, selama ini persoalan antara Metromini dengan DisÂhub DKI terkait peremajaan arÂmada Metromini telah dicaÂnangÂkan seÂjak tahun 2011. BahÂkan meÂnurutÂnya, pada Januari tahun lalu, MetÂromini mengeÂluarkan arÂmada baru yang lebih baik dan mengÂgunakan penyeÂjuk udara (air conditioning/AC).
Armada baru tersebut pun sempat diperkenalkan ke PemÂprov DKI dan dibawa langsung ke Balai Kota Provinsi. Namun sejak itu, izin tarif operasionalnya tidak pernah direalisasikan oleh Dishub DKI Jakarta.
Edy menjelaskan, kendala tekÂnis dan biaya pereÂmajaan arÂmada sebenarnya sudah ditangÂgung sendiri oleh pihak MetroÂmini, tanpa melibatkan subÂsidi pemeÂrinÂtah.
“Nah penyeÂsuaian tarif yang kami minta itu tidak pernah diÂresÂpons sampai kini,†keluhnya.
Saat ini, lanjut Edy, pihaknya telah menentukan spesifikasi bus yang akan dioperasikan nantiÂnya. Dikatakan, bus baru terseÂbut berÂbahan bakar solar, ber-AC deÂngan kapasitas 25 kursi peÂnumÂpang. Bus-bus itu berharga sekitar Rp 500 juta per unit.
Dengan harga tersebut, memÂbuat peremajaan armada bus maÂsih dalam pembahasan. Pasalnya, peremajaan akan membuat tarif Metromini naik. Dalam pembaÂhasan itu, diÂharapkan Pemerintah Provinsi DKI ikut memberi subÂsidi pembelian armada baru.
“Kami juga akan mengusulÂkan agar tarif bus Metromini diÂnaikÂkan dari Rp 2.000 menÂjadi Rp 5.000 per penumpang. SeÂbab, taÂrif sekarang tak memÂberiÂkan keÂleÂbihan apapun bagi sopir, karena seluruh pendapatÂan lebih banyak dipakai untuk setoran kepada peÂmilik bus,†terang Edy.
Dijelaskan Edy, peremajaan yang dilakukan pihaknya meruÂpaÂkan respons terhadap ancamÂan Dinas Perhubungan DKI yang akan mencabut izin trayek MetÂromini jika tidak dilakukan peÂremajaan.
Ancaman tersebut sempat meÂnimbulkan keresahan di antara 2.300 pemilik armada bus. DeÂngan program peremajaan ini, diharapkan akan ada peningkatan kualitas pada Metromini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41