Berita

ist

Bakar Foto Jero, LMND Tuntut Nasionalisasi Semua Tambang Asing

JUMAT, 09 NOVEMBER 2012 | 22:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) membulatkan tekad menolak penyerahan Blok Tangguh ke British Petroleum (BP) dengan unjuk rasa disertai pembakaran foto Menteri ESDM, Jero Wacik, di kantor Kementerian ESDM Jalan Medan Merdeka Selatan, tadi petang (Jumat, 9/11).

Dalam banyak kesempatan sebelumnya, Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra, menyebut penghargaan dari Ratu Inggris kepada Presiden SBY sebagai suatu penghinaan besar bagi rakyat Indonesia. Dia mengakaitkan penganugerahan itu dengan penyerahan ladang gas Tangguh ke Inggris sebagai barternya.

"Rakyat Indonesia merasa malu memiliki Presiden yang lebih mirip dengan londo ireng daripada dengan seorang Bapak Demokrasi seperti yang belum lama ini dianugerahkan KNPI. SBY sudah melanggar pasal tentang demokrasi ekonomi di Pasal 33 UUD 1945 dan cita-cita nasional bangsa ini," ujarnya.


Massa yang geram menunjukkan kekecewaannya pada pemerintah dengan membakar foto Menteri Jero Wacik dan berusaha mendobrak pagar kantor kementerian.

Seperti halnya Blok Mahakam yang tidak boleh diserahkan ke Total-Perancis, LMND berposisi politik tegas bahwa ladang gas Blok Tangguh juga tidak boleh diserahkan ke BP. Blok Tangguh di Papua yang memiliki cadangan gas hingga 14 triliun kaki kubik adalah blok terkaya di dunia.

"Gas merupakan pasokan energi penting bagi kebutuhan industri nasional, per tahun rata-rata 8-9 persen industri tumbuh dan itu berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan gas termasuk pembangkit PT PLN dan terminal LNG membutuhkan gas," terangnya.

LMND menyuarakan cara perubahan bagi masa depan bangsa Indonesia dengan menasionalisasi Blok Tangguh demi kesehatan gratis, pendidikan gratis, lapangan kerja dan upah layak nasional. Selain itu, pemerintah dan DPR harus mencabut seluruh produk UU yang merusak kedaulatan dan kemandirian bangsa diantaranya UU Migas 22/2001 dan UU Penanaman Modal 25/2007. Indonesia pun mesti mengambil alih seluruh kekayaan alam yang telah dikuasai oleh perusahaan tambang asing. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya