Berita

Salim Segaf Al Jufri

Wawancara

WAWANCARA

Salim Segaf Al Jufri: Soekarno Dan Hatta Sudah Jadi Pahlawan Nasional 26 Tahun Lalu

JUMAT, 09 NOVEMBER 2012 | 08:54 WIB

Sebenarnya Bung Karno dan Bung Hatta sudah mendapatkan gelar pahlawan nasional sejak lama. Gelar pahlawan proklamator yang disandang kedua tokoh tersebut secara otomatis sebagai pahlawan nasional. Pemberian gelar pahlawan nasional sekarang hanya secara definitif.

Begitu disampaikan Menteri So­­sial Salim Segaf Al Jufri ke­pada Rak­yat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

“Berdasarkan Keppres Nomor 81 tahun 1986, Bung Karno dan Bung Hatta sebagai tokoh pro­klamator sekaligus sebagai pah­lawan nasional. Sebenarnya su­dah sejak lama gelar itu diberi­kan,” kata Salim Segaf Al Jufri.

Seperti diketahui, Presiden SBY menganugerahkan gelar pa­h­­lawan nasional kepada Bung Kar­no dan Bung Hatta, di Istana Negara, Rabu (7/11).

Salim Segaf Al Jufri selanjut­nya mengatakan, usul membe­ri­kan gelar pahlawan nasional be­­rasal dari masyarakat dan se­jumlah tokoh. Presiden SBY mem­­berikan gelar pahlawan na­sional kepada kedua tokoh terse­but berkaitan dengan peringatan hari pahlawan.

Berikut kutipan selengkapnya;

Kalau sudah mendapat gelar pah­lawan nasional, kenapa dia­nu­gerahkan lagi?

Ini keinginan beberapa pi­hak agar disebutkan secara de­fi­ni­tif. Padahal, sebenarnya Bung Kar­­no dan Bung Hatta sudah men­dapatkan gelar pahlawan na­sional sejak 26 tahun lalu. Kalau dari Ke­mensos, kedua­nya  sudah sebagai pahlawan na­sio­nal, karena hak-hak Bung Kar­no dan Bung Hatta se­bagai pah­lawan nasional sudah di­be­rikan sejak 25 tahun lalu.

Apa hak-hak itu?

Sejak tahun 1987 atau setelah Keppres Nomor 81 Tahun 1986 itu dikeluarkan, hak-hak dan tun­ja­ngan kepada keduanya selaku pahlawan nasional sudah diberi­kan pemerintah. Kami berikan tun­jangan dan ke­sehatan kepada keluarganya. Ada pula pemuga­ran dan pe­me­liharaan bangunan atau monumen terkait keduanya, kesehatan serta hak-hak lainnya.

Ada yang menilai gelar pah­la­­wan nasional kepada Bung Kar­­no dan Bung Hatta me­nu­­runkan derajat sebagai pro­kla­mator, komentar Anda?

Saya rasa, tidak ada istilah tu­run derajat bagi Soekarno-Hatta karena gelar pahlawan nasional justru paling tinggi derajatnya. Da­lam Keppres yang saya se­but­kan tadi itu, sesungguhnya telah menyebutkan Soekarno-Hatta sebagai pahlawan proklamator. Keppres itu pun sesungguhnya oto­matis menjadikan keduanya sebagai pahlawan nasional.

Bagaimana dengan perdeba­tan yang cukup alot untuk  pem­berian gelar pahlawan na­sio­nal itu?

Saat ini saya pikir tidak perlu lagi adanya perbedaan penda­pat. Keinginan masyarakat agar ke­dua tokoh tersebut menjadi pah­lawan nasional harus di­dengar.

Kenapa tahun ini hanya dua orang menjadi pahlawan nasional?

Sebelumnya tim pemberian ge­lar menerima 15 tokoh dari sejumlah daerah dan hanya 13 nama yang dibahas. Akhirnya tim mengusulkan sembilan nama mendapatkan gelar pahla­wan nasional.

Kami di Kementerian Sosial tidak masuk tim tersebut. Kami hanya mengusulkan nama-nama. Kemensos tidak ikut-ikutan memutuskan siapa yang berhak mendapatkan gelar tersebut.

Tim itu dari mana saja?

Tim terdiri dari 13 orang dan tidak ada satu pun dari Ke­men­sos. 13 orang tersebut dari ka­la­ngan negarawan, akademisi. Merekalah yang membahas, meng­kaji, berdialog, berdiskusi dan sepakat mengusulkan nama-nama tersebut.

Bagaimana dengan Gus Dur dan Soeharto?

Tahun ini, nggak ada usulan da­ri bawah terhadap kedua orang itu. Tahun ini tidak di­usul­kan kem­bali dari bawah. Kami tidak bisa mengusulkan lang­sung ka­lau ti­dak ada usulan dari bawah.

Mes­ki demikian, semua ma­sya­ra­kat mempunyai hak  meng­usulkan.

Kalau ada yang menginginkan bekas presiden lainnya diberi ge­lar pahlawan nasional, maka tetap harus mengusulkan dan me­me­nuhi persyaratan yang sudah di­ten­tukan.

Syaratnya apa saja?

Syarat utamanya harus sudah al­marhum dulu, dan perjua­ngan be­liau sepanjang hidup­nya me­mang untuk NKRI. Pah­la­wan kan tidak harus bawa sen­jata. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya