Berita

Marzuki Alie

Wawancara

WAWANCARA

Marzuki Alie: Bila Ada Hak, Saya Pecat Anggota DPR Yang Bolos

SENIN, 29 OKTOBER 2012 | 06:36 WIB

Ketua DPR Marzuki Alie mengaku pusing mencari solusi untuk mencegah banyaknya anggota dewan yang gemar bolos saat melakukan sidang paripurna.

“Sudah berulang kali mela­kukan rapat konsultasi dengan ke­tua fraksi dan Badan Kehor­matan (BK), tetap saja banyak yang bolos. Pusing solusinya ba­gai­mana,” kata Marzuki Alie ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ketua DPR, lanjutnya, tidak me­miliki kewenangan seperti pim­pinan perusahaan atau pim­pinan tentara untuk memberikan sanksi.

“Kewenangan Ketua DPR kan tidak seperti seorang chairman atau komandan yang bisa tegas menjatuhkan hukuman bagi yang bolos,” paparnya.

Berikut Kutipan selengkapnya:


Berapa kali melakukan rapat konsultasi dengan Fraksi dan BK?

Waduh, kalau itu sih nggak ter­hi­tung. Dalam rapat konsultasi itu selalu saya sampaikan menge­nai banyak anggota dewan  yang sering bolos.

BK juga sudah kita minta untuk menegakkan kehormatan DPR setegas-tegasnya, tapi ya sulit juga ternyata. Sekarang semua kem­bali kepada ketua fraksi dan BK. Pimpinan DPR tidak mung­kin bisa berbuat apa-apa.


Kok pasrah begitu?

Mau apa lagi. Dalam rapat kon­sul­tasi sering saya sampaikan ke­pa­da fraksi dan BK mengenaai pan­dangan masyarakat terhadap DPR yang saat ini begitu buruk, khususnya kedisiplinan. Setiap mau sidang paripurna, selalu saya hubungi pimpinan fraksi via SMS dan telepon.


Selama ini yang masih ban­del-bandel diapain?

Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Cuma saya menghimbau saja kepada mereka yang suka bolos. Sering saya bilang kepada me­reka sidang kita sering dilihat rak­yat. Tapi tanggapannya selalu bu­ruk seolah kita tidak bertanggung jawab terhadap konstituen.

Walau sudah sering diingatkan begitu, tetap saja banyak bangku ko­song.Aduh susah banget meng­ajak mereka berubah men­jadi lebih baik.


Berarti sekarang tergantung fraksi?

Betul. Fraksi yang seharusnya mengontrol anggotanya, mene­gur atau memberhentikan mereka atau apa kek. Saya sendiri sadar yang mem­buat wajah DPR ter­coreng-co­reng adalah akibat banyaknya ang­gota DPR yang malas, tidur dan bolos sidang.


BK dong yang proaktif?

Itu juga sudah saya ingatkan. Tapi begitulah. Makanya perlu di­sepakati bersama untuk menjaga marwah anggota DPR. Saya kira pimpinan DPR perlu hak meme­cat anggota dewan yang malas dan bolos. Kalau kewenangan itu ada, pasti gampang mimpinnya.

Bila ada hak kepada saya, yang bolos pasti saya pecat. Sayangnya kewenangan itu tidak ada.


BK dong yang proaktif?

Itu juga sudah saya ingatkan. Tapi begitulah. Makanya perlu di­sepakati bersama untuk menjaga marwah anggota DPR. Saya kira pimpinan DPR perlu hak meme­cat anggota dewan yang malas dan bolos. Kalau kewenangan itu ada, pasti gampang mimpinnya.

Bila ada hak kepada saya, yang bolos pasti saya pecat. Sayangnya kewenangan itu tidak ada.


Bukankah sat ini ada finger print untuk menangkal pem­bolos?

Saya sendiri juga nggak yakin finger print efektif kurangi ang­gota DPR yang bolos. Sebab, itu cu­ma dibubuhkan satu kali saja se­telah selesai dia bisa pergi lagi.


Bukannya ketika masuk dan pulang harus membubuhkan cap jari?

Tidak. Kalau in out-nya dila­kukan pembubuhan cap jari, itu bagus. Saat dia masuk membu­buh­kan cap jarinya dan ketika selesai sidang juga. Maka bisa kelihatan kalau anggota dewan benar-benar hadir dan ketahuan berapa orang yang ada di dalam ruang sidang.


Tidak ada gunanya dong finger print?

Tetap ada gunanya, cuma se­karang hanya bisa mengurangi pe­nitipan absen saja.


Mereka merasa mengguna­kan finger print kayak kar­yawan?

Ah, anggota DPR ini maunya apa sih. DPR ini kan sebagai kar­ya­wan rakyat maka perlu diatur ju­ga.Maka kalau waktunya mengan­tor dan bersidang kita harus tun­juk­kan dong kalau kita bekerja untuk rakyat.

Kalau ada tugas dari fraksi bagaimana?

Gitu aja kok repot, asalkan ada pemberitahuan dari fraksi tentu tidak jadi masalah.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya