Adrianus Meliala
Adrianus Meliala
“Sampai sekarang Polri belum memberikan fakta baru kasus NoÂvel Baswedan itu. Sebab, kaÂsus ini sudah lama,’’ ujar anggota Kompolnas, AdriaÂnus Meliala, kepada Rakyat MerÂdeka, keÂmarin.
Polri, lanjutnya, hendaknya transparan terkait kasus pidana yang melibatkan penyidik KPK tersebut.
“Kita semua sedang meÂnungÂgu-nunggu mengenai bukti baru itu. Agar tidak menimbulkan peÂmiÂkiran yang miring di maÂsyaÂrakat,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Bagaimana kalau tidak ada fakta terbaru?
Jika Polri tidak bisa menunjukÂkan adanya bukti baru, tentu maÂsyarakat bertanya, ada apa ini, keÂnapa dipaksakan menangani kaÂsus lama. Tentunya hal inilah yang dimaksudkan pidato presiÂden SBY mengenai timing yang belum tepat itu.
Bagaimana kalau Polri terus melakukan penyelidikan?
Kalaun menyidik saya rasa itu adalah kewenangan Polri. Sebab, Novel Baswedan tetap sebagai warÂga negara. Meski dia meÂmiÂliki tugas sebagai penyidik KPK, itu adalah dua hal yang berbeda. Tidak bisa dicampur-adukkan.
Jangan karena sedang melaÂkukan tugas penyidikan di KPK, maka tidak boleh dikenakan tinÂdaÂkan-tindakan penyidikan. Itu juga salah.
Seharusnya bagaimana?
Kita harapkan Polri bisa meÂnunÂjukkan bukti-bukti baru yang bisa dijadikan dasar untuk memÂbuka kembali kasus tersebut.
Kalau ada, ya silakan lakukan peÂnangkapan dan beberkan secaÂra transparan. Tapi kalau tidak ada, nggak usah diteruskan.
Apa Polri perlu menyamÂpaiÂkan ke masyarakat soal bukti baru itu?
Ya. Kalau ada harus ditunÂjukÂkan kepada masyarakat, sehingga Polri harus dihormati dengan keÂweÂnangan yang dimilikinya.
KPK saat ini masih memÂbuÂtuhkan Novel?
KPK harus berlega hati kalau keÂmudian Polri melakukan peÂnyidikan. Setelah Polri meneÂmuÂkan dasar-dasar yang cukup unÂtuk dilakukan penahanan, KPK tiÂdak boleh melinÂduÂnginya.
Bila ada fakta-fakta baru itu, lalu Polri melakukan penyelidiÂkan, tentu seharusnya KPK memÂbebastugakan Novel Baswedan terlebih dulu.
Kenapa begitu?
Supaya kasus tersebut bisa diÂseÂÂleÂsaikan sesegera mungkin. Kan Novel juga manusia biasa, seÂhingga tidak fokus bekerja bila kasus ini dibuka lagi.
Bukankah itu dapat memÂbuat penyidikan kasus SimuÂlator SIM menjadi mandek?
Saya tidak percaya dengan reÂtorika KPK bahwa peÂnyelesaian kasus simulator SIM itu hanya tergantung pada NoÂvel BasÂwedan. Bukankah KPK meÂmiliki banyak penyidik juÂga, apaÂkah hanya NoÂvel saja yang tahu. saÂya meÂrasa aneh, seÂakan-akan kalau bukan Novel yang tangani, kasus ini akan mandek.
Supaya kasus tersebut bisa diÂseÂÂleÂsaikan sesegera mungkin. Kan Novel juga manusia biasa, seÂhingga tidak fokus bekerja bila kasus ini dibuka lagi.
Bukankah itu dapat memÂbuat penyidikan kasus SimuÂlator SIM menjadi mandek?
Saya tidak percaya dengan reÂtorika KPK bahwa peÂnyelesaian kasus simulator SIM itu hanya tergantung pada NoÂvel BasÂwedan. Bukankah KPK meÂmiliki banyak penyidik juÂga, apaÂkah hanya NoÂvel saja yang tahu. saÂya meÂrasa aneh, seÂakan-akan kalau bukan Novel yang tangani, kasus ini akan mandek.
Bukankah kasus ini sudah lama, kenapa dibuka kembali?
Berdasarkan aturan, sebuah kasus itu bisa dibuka kembali seÂteÂlah 50 tahun asalkan ada barang bukti terbaru. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30