Jusuf Kalla
Jusuf Kalla
Bekas Wakil Presiden itu meÂmasÂtikan bom tersebut bukan konÂflik seperti dulu. Tapi dilaÂkukan sekelompok orang yang ingin Poso tidak aman.
‘’Saya saat ini sedang berada di Poso meninjau tempat kejaÂdiÂan. Saya melihat bom Poso sama seÂperti bom Solo, Aceh, dan MeÂdan,’’ kata Jusuf Kalla kepada RakÂyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa reaksi Anda setelah melihat lokasi bom itu?
Saya sangat sedih. Kedamaian yang sejak saya menjadi wapres suÂdah tercipta, kini terusik. SeÂkaÂrang ini kepanikan memang suÂdah tidak ada. Hanya saja mereka tetap khawatir. Masih berjaga-jaga agar hal serupa tidak terjadi. Artinya, kalau biasanya malam ramai, sekarang agak berkurang.
Bom ini mengusik ketenangan masyarakat yang sudah harmonis berdampingan meski berlainan agama. Ini bukan konflik antar umat beragama seperti dulu. Malah saÂya lihat masyarakat Islam dan KrisÂten di sini sudah seperti sauÂdara, sudah damai. Tapi kok ada bom yang meledak, ini kan meruÂsak.
Siapa yang melakukan itu?
Ada kelompok radikal atau aliran garis keras dengan ideologi meÂnyimpang. Mereka datang dari berbagai daerah, bukan dari maÂsyarakat Poso.
Kenapa Anda menyimÂpulÂkan seperti itu?
Nyatanya memang itu bukan dari masyarakat Poso kok. Saya sudah ketemu masyarakat tadi pagi (kemarin), baik dari pemuka adat, tentara, dan polisi yang berÂjaga-jaga menyatakan, bom itu buÂkan perbuatan orang-orang Poso.
Buktinya apa?
Ada buktinya, saat saya ada di sini ternyata tadi pagi juga sempat terdengar ada bom lagi di Poso.
Saya rasa ada oknum-oknum yang mau membuat pencitraan bahwa Poso itu tidak aman lagi. Pikiran itu nampaknya bukan untuk Poso saja tapi direncanakan untuk pencitraan Indonesia.
Kenapa pemerintah tidak mamÂpu menuntaskan terorisÂme?
Ini disebabkan pikiran radikal itu memang tidak bisa dihapus saÂma sekali dari masyarakat, seÂhingga terjadi seperti itu.
Ini disebabkan pikiran radikal itu memang tidak bisa dihapus saÂma sekali dari masyarakat, seÂhingga terjadi seperti itu.
Kenapa tidak bisa dihapus?
Masalah radikalisme itu tenÂtunya didasari masalah inti yang dekat dengan masyarakat dan menyebar ke mana-mana. IdeoÂlogi garis keras ini berdasar pada masalah ekonomi, keamanan dan keaÂdilan. Makanya kita harus melakukan perbaikan satu per satu dari masalah dasar itu.
Apa bom ini berkaitan deÂngan RUU Kamnas yang seÂdang dibahas di DPR?
Saya kira tidak seperti itu. SeÂbab, bom-bom ini kan muncul tidak hanya sekarang saja. Malah seÂkarang ini justru sedikit berkuÂrang.
Masalah ini juga dialami di AfÂghanistan, Lebanon, Syiria, Afrika dan lainnya. Ini tidak ada kaitannya dengan penggodokan RUU Kamnas.
Belum lama ini ada surat tanÂtangan perang terbuka ke DenÂsus 88, apakah bom ini ada kaitannya?
Saya tidak tahu. Bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini mungkin saja, tapi poÂlisi dan tentara tidak boleh munÂdur. Mau ada surat tantangan atau pun tidak, pokoknya nggak boleh takut.
Untuk itulah sangat diperÂlukan kolaborasi TNI dan polisi. BukÂtinya di sini ada batalion yang terlatih untuk menghadang aksi teror.
Ada yang menduga, aparat sengaja menyicil menangkap teroris, tanggapan Anda?
Itu bisa jadi masalah juga. Kalau sudah mengetahui lokasi teroris, ya harus diambil tindakan tegas. Jangan dibiarkan.
Saran Anda untuk mengÂhenÂtikan pemikiran radikal itu?
Pemerintah bisa mengawalinya dengan memperbaiki keadilan masyarakat seluruh Indonesia dan memperbaiki ekonomi masyarakat karena saat ini banyak sekali pengangguran.
Bukan itu saja. Kebijakan peÂmeÂrintah juga harus benar, sehingÂga pembangunan infraÂstruktur atau lainnya bisa berÂmanfaat bagi kesejahteraan.
Sebab seperti sudah saya kaÂtakan, semua pemicu radiÂkaÂlisme adalah tidak adanya keaÂdilan, perÂekonomian yang tidak meÂrata. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30