Pramono Anung
Pramono Anung
Sebelumnya Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mendesak Gubernur Jokowi mengurangi jalan-jalan ke lokasi pemukiman warga, sehingga mempunyai waktu lebih luang untuk mempelajari masalah krusial. Sebab, masalah Jakarta sangat kompleks.
Hal senada disampaikan peÂngaÂmat politik Sugiyanto. KiÂnerja Jokowi yang kerap berÂkunÂjung ke masyarakat layaknya seÂperti seorang turis lokal.
Pramono Anung selanjutnya meÂngatakan, masyarakat Jakarta di pemukiman padat dan kumuh sangat membutuhkan sentuhan Gubernur yang mau memÂperÂhaÂtikan keberadaan mereka.
“Dengan turun ke bawah, Pak Jokowi akan mendapatkan data riil di lapangan dan bisa dikomÂbinasikan dalam pengambilan keÂbijakan. Tidak ada masalah kok,†paparnya.
Berikut kutipan selangkapnya:
Kenapa Anda bilang tidak ada masalah?
Pak Jokowi saat kampanye berÂjanji membangun Jakarta muÂlai dari pinggir. Maka yang akan dibenahi adalah daerah-daerah yang kumuh dan padat.
Saya rasa berkantor dan terjun langsung ke sana (daerah kimuh dan padat-red) adalah kombinasi kinerja yang bagus dan patut diapresiasi.
Ada anggapan ini penÂcitÂraan saja?
Ini bukan pencitraan. Karena seÂjak dia menjadi walikota Solo daÂlam dua periode. Kita juga bisa melihat konstiensinya dalam meÂmajukan Solo dan itu sama seÂperti yang dilakukan sekarang.
Maksudnya?
Apa yang dikatakannya saat kampanye, itu pasti diwuÂjudÂkannya, termasuk membangun daerah kumuh dan padat.
Kebanyakan jalan apa tidak membuat pekerjaan kantor meÂnumpuk?
Menata masyarakat DKI JaÂkarÂta kan adalah salah satu persoalan utama, selain menyangkut transÂportasi, kemacetan, dan banjir.
Sekarang bagaimana seorang pemimpin mau menata masyaÂraÂkatÂnya kalau jarang atau bahkan tidak pernah turun ke bawah. JoÂkowi ingin apa yang dilakukan pemerintah sesuai dengan asÂpirasi dan harapan rakyat, maÂkaÂnya beliau ingin sering turun.
Apa tidak cukup terima laporan dari bawahan saja?
Birokrasi kita selalu menina bobo-kan pemimpinnya. Itu yang salah, sehingga pemimpin tidak mengetahui fakta riil yang terjadi di lapangan. Maka jangan salahÂkan kalau DKI Jakarta mengÂalaÂmi macet dan banjir karena peÂmimpin tahunya semua sudah beÂres dan tidak ada masalah. PaÂdaÂhal laporan itu hanya membuat pemimpin senang saja.
Birokrasi kita selalu menina bobo-kan pemimpinnya. Itu yang salah, sehingga pemimpin tidak mengetahui fakta riil yang terjadi di lapangan. Maka jangan salahÂkan kalau DKI Jakarta mengÂalaÂmi macet dan banjir karena peÂmimpin tahunya semua sudah beÂres dan tidak ada masalah. PaÂdaÂhal laporan itu hanya membuat pemimpin senang saja.
Memangnya selama ini Anda lihat bagaimana?
Birokrasi kita bukan hanya di Jakarta kalau memberikan laÂporan selalu yang baik-baik saja. Tapi kenyataannya berbeda keÂtika dicek di lapangan. MaÂkanya kalau Pak Jokowi mengambil peran untuk turun ke bawah seÂcara langsung, merasakan apa yang dirasakan masyarakat JaÂkarta seperti macet, banjir dan maÂsalah lainnya serta, berinÂterÂaksi dengan warga DKI Jakarta. Menurut saya itu hal yang baik.
Masalahnya turuh kebawah itu memang tipikal atau gaya Jokowi meÂmimpin. Justru cara Jokowi ini patut ditiru pemimpin daerah lainnya.
Bukankah birokrasi kita perlu dibenahi juga dengan kehadiran Jokowi di kantor?
Ya. Memang masalah birokrasi ini persoalan tersendiri yang harus dibenahi. kita sering meÂlihat birokrasi di DKI Jakarta yang bisa mempercepat proses dan kadang kala justru menjadi beban.
Nah, sebagai Gubernur DKI Jakarta maka salah satu tugas penÂtingnya adalah menata biroÂkrasi dan untuk menata itu perlu waktu, tapi kan turun ke jalan juga bukan sesuatu yang salah.
Kan benahi birokrat butuh waktu dan perhatian GuberÂnur?
Betul memang benahi birokrasi butuh waktu yang lama. Karena diperlukan kemampuan untuk mengetahui orang per orang, perÂsonel yang tepat dalam memÂbatu kinerja gubernur. Sehingga peÂnemÂpatan orang yang tepat untuk memperbaiki kekuranagn itu pasti dilakukan dengan kejelian dan kehati-hatian (jangan sampai salah-red).
Memperbaiki birokrasi peÂmerintahan, Transportasi, dan menata masyarakat Jakarta terÂutama pada yang padat penduduk itu penting. Hal ini dilakukan agar Jakarta lebih humanis dan maÂnusiawi. Nah, itu yang akan menÂjadi prioritas utama Pak Jokowi.
Apa Jokowi mampu kalau hanya dengan jalan-jalan saja?
Saya yakin mampu. Kan sudah terbukti dalam sekala kecil yakni di kota Solo dan yang paling penÂting di skala besar seperti DKI JaÂkarta ini diperlukan pemimpin yang humble (rendah hati-red) yang mengedepankan sisi manuÂsiawi dan seseorang ini cukup baik.
Belum lama memimpin JoÂkoÂwi sudah mulai diserang DPRD DKI Jakarta dan pengaÂmat,bagaimana ini?
Kita tidak khawatir. Karena yang memenangkan Pak Jikowi bukan semata-mata partai, tapi itu dalah buah dukungan rakyat DKI Jakarta sendiri.
Kalau ada kebijakan yang di tolak DPRD bagaimana?
Dengan sederhananya kalau ada hambatan dari fraksi-fraksi di DPRD DKI Jakarta dan itu meÂnyangkut program kerakyatan yang dibuat Pak Jokowi. Beliau tinggal melaporkannya kepada rakyat yang memilih dia khuÂsusnya masyarakat atau warga DKI Jakarta.
Apa cukup dengan itu?
Ya. Saya yakin masyarakat DKI Jakarta adalah masyarakat yang sangat rasional dan dewasa. Mereka sangat mengikuti inÂforÂmasi yang ada seputar Jakarta, sehingga dengan demikian yang perlu dilakukan adalah mengÂkoÂmunikasikan kepada rakyat meÂngenai program-program keÂrakÂyatan itu biar rakyat yang meÂnilai kinerja gubernur. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30