Fuad Rahmany
Fuad Rahmany
RMOL. Ditjen Pajak sudah bekerja sama dengan KPK. Banyak pegawai pajak ditangkap. Tapi masih saja ada yang nakal.
“Bersih total itu butuh waktu. PerÂÂcayalah, mafia pajak terus kaÂmi laÂwan. Makanya pegawai naÂkal teÂrus ditangkap. Kami selalu meÂlaÂkukan bersih-bersih agar tidak ada laÂgi kasus seperti Gayus TamÂbuÂnan,’’ ujar Dirjen Pajak, Fuad RahÂÂmany, kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta.
Walau begitu, lanjutnya, jaÂngan diÂÂtafsirkan oknum pegawai pajak yang nakal terus bertamÂbah.Yang terÂÂÂjadi justru menurun seÂtelah DitÂjen Pajak bekerja sama dengan KPK.
“Kalau ditanya seberapa besar penurunannya, saya juga nggak tahu ya. Yang jelas, pegawai paÂjak mikir-mikir bertindak naÂkal. Sebab, kami pasti menangÂkapÂnya,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Selain bekerja sama dengan KPK, apa saja terobosan lain unÂtuk menangkap pegawai paÂjak yang nakal?
Kami selalu meminta kepada seÂÂluruh masyarakat, termasuk maÂhasiswa dan wartawan untuk meÂlaporkan ke Ditjen Pajak jika ada orang pajak yang mencuÂrigaÂkan.
Apa dengan cara itu, pajak bisa bersih?
Saya tidak berani berjanji bahÂwa Ditjen Pajak benar-benar bisa bersih meskipun giat melakukan penangkapan terhadap pegawai yang nakal. Yang pasti, kalau yang nakal pasti ketahuan, dan kami tangkap.
Kenapa selalu saja ada yang berÂbuat nakal?
Begini ya, semakin banyak kita tangkap pegawai nakal, jangan dipersepsikan semakin banyak yang nakalnya. Dianggap Ditjen Pajak semakin bobrok. Justru kaÂlau kita tangkap, kan bagus dong. Semakin berkurang yang nakal itu. Sedangkan di instansi lain tidak ada penangkapan, seÂhingga kesannya tidak bobrok.
Saya rasa, korupsi itu ada di mana-mana. Tidak hanya di pajak saja tapi di beberapa tempat juga ada korupsi. Artinya, korupsi itu selalu ada di mana-mana.
Kira-kira berapa lagi pegaÂwai pajak yang nakal?
Sebenarnya tidak terlalu baÂnyak. Jumlahnya sedikit jika diÂbanding jumlah pegawai pajak yang puluhan ribu orang. Saat ini pegawai pajak yang berbuat nakal terus menurun karena sering dilaÂkukan penangkapan.
Meski jumlahnmya sedikit tapi merusak citra. Kalau semua pegaÂwai Ditjen Pajak brengsek, tidak mungkin ada pemasukan ke kas negara yang mencapai Rp 800 triliun. Sebagian besar pegawai paÂjak itu dedikasinya tinggi dan profesional.
Memang pegawai nakal itu akan tetap muncul. Nakal dan neÂkat itu selalu ada. Mau diceramah seperti apa pun, orang nakal ini teÂtap ada. Hanya beberapa gelinÂtir saja.
Banyak masyarakat malas bayar pajak karena maraknya kaÂsus korupsi, komentar Anda?
Sebenarnya nggak semakin banyak, kan kita tangkap-tangÂkapi terus. Jumlahnya pasti meÂnuÂÂrun. Sebenarnya tidak ada uang paÂjak yang dikuras oleh koruptor. KareÂna setiap uang pajak yang teÂlah diÂbayar oleh para wajib paÂjak langÂsung masuk ke kas neÂgara.
Kalau sudah masuk ke kas neÂgaÂra, tidak akan bisa diambil lagi. Sekali lagi saya katakan bahwa Ditjen Pajak itu tidak menerima uang tapi mencatat pelaporan pemÂbayaran pajak.
Pembayaran pajak itu ke bank dan langsung masuk ke kas neÂgara. SaÂtu sen pun nggak ada yang maÂsuk ke kantor pajak. DitÂjen Pajak juÂga nggak punya counÂter untuk meÂnerima uang. Uang Rp 800 triliun itu langsung masuk ke kas negara.
Menyunat pembayaran waÂjib pajak, itu juga korupsi kan?
Kongkalikong mafia pajak deÂngan pegawai pajak biasanya menyangkut kepatuhan dalam pembayaran pajak. Misalnya, jika ada pengusaha yang wajib memÂbayar sebesar Rp 1 miliar, biasaÂnya mereka minta bantuan orang paÂjak untuk menghitungkan jaÂngan sampai pajaknya itu sampai Rp 1 miliar. Mungkin bisa Rp 800 juta. Ini namanya kolusi. SebeÂnarÂnya, mafia pajak itu tidak ada di dalam Ditjen Pajak.
Masa sih?
Ya. Kesannya di Ditjen Pajak itu ada mafia pajak. Padahal maÂfia pajak itu adanya di luar Ditjen PaÂjak. Mereka itu sekelompok orang atau pengusaha yang ingin menÂcuri uang negara. Misalnya melalui faktur fiktif. Terkadang juga didukung oknum penegak huÂkum dan pegawai pajak, salah satunya Gayus Tambunan. Kami pun menyebutnya mafia pajak. Gayus itu salah satu orang yang dipakai mereka. Sebab, Gayus ini orang dalam. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30