Berita

ilustrasi/ist

Tokoh Sunda: Teten-Rieke Pasangan Ideal, Aher Cuma Jadi Bencana

JUMAT, 19 OKTOBER 2012 | 08:40 WIB | LAPORAN:

. Ada beberapa kriteria ideal untuk pemimpin di Jawa Barat. Di antara kriteria ideal itu adalah telah teruji mengukir prestasi dan berkarya nyata, dikenal masyarakat Jawa Barat, dan yang tidak kalah penting harus nyunda.

"Jangan seperti Ahmad Heryawan, bahasa Sunda saja tidak bisa," kata tokoh Masyarakat Sunda, Emem Hermanto, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 19/10).

Soal Aher, atau Ahmad Heryawan ini, Emem, yang juta Ketua Asgar Jaya, punya perhatian khusus. Sebab selain tidak nyunda, Aher juga tidak punya program yang jelas. Bahkan selama Aher memimpin, tidak ada program pembangunan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.


"Dia cuma jadi bencana bagi jawa Barat. Dulu dia terpilih karena ada Dede Yusuf yang cukup terkenal. Nah sekarang dia pasang spanduk dimana-mana, harus ditelusuri juga dananya dari APBD, dari pengusaha, atau dari apa," ungkap Emem, sambil mengapresiasi sudah banyak tokoh Sunda yang mau tampil dalam Pilkada Jawa Barat. Sebab dengan semakin banyak calon, rakyat memiliki banyak pilihan, dan di saat yang sama tidak akan lagi membeli kucing dalam karung.

"Memang ada istilah di Sunda itu, mangga ti payun (silakan duluan dalam memimpin, atau mempersilakan orang lain untuk maju). Nah sekarang tokoh Sunda harus mengatakan, punten kapayunan atau punten ti payun (maaf keduluan, yang artinya mau maju dan memimpin)," ungkap Emem.

Di antara banyak tokoh yang muncul, Emem melihat duet Teten Masduki- Rieke Diah Pitaloka atau Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, sebagai pasangan yang idel dalam memimpin Jawa Barat. Bila jadi, duet ini memenuhi kriteria ideal pemimpin Jabar.

"Keduanya dikenal dan nyunda. Rieke punya pengalaman, termasuk soal pemerintahan, sementara Teten dikenal sebagai aktivis anti-korupsi sehingga pemerintahan Jawa Barat bisa bersih," tegas Emem, yang juga Ketua Ormas BBC Jawa Barat.

Soal kandidat dari polisi, seperti Kapolda Sumsel Dikdik dan Wakpolri Nana Sukarna, Emem Ragu bisa dipilih masyarakat Sunda. Apalagi setelah peristiwa polisi "menyerang" KPK, persepsi masyarakat terhadap sosok dari polisi semakin anjlok. [ysa]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya