. Ada beberapa kriteria ideal untuk pemimpin di Jawa Barat. Di antara kriteria ideal itu adalah telah teruji mengukir prestasi dan berkarya nyata, dikenal masyarakat Jawa Barat, dan yang tidak kalah penting harus nyunda.
"Jangan seperti Ahmad Heryawan, bahasa Sunda saja tidak bisa," kata tokoh Masyarakat Sunda, Emem Hermanto, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 19/10).
Soal Aher, atau Ahmad Heryawan ini, Emem, yang juta Ketua Asgar Jaya, punya perhatian khusus. Sebab selain tidak nyunda, Aher juga tidak punya program yang jelas. Bahkan selama Aher memimpin, tidak ada program pembangunan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Dia cuma jadi bencana bagi jawa Barat. Dulu dia terpilih karena ada Dede Yusuf yang cukup terkenal. Nah sekarang dia pasang spanduk dimana-mana, harus ditelusuri juga dananya dari APBD, dari pengusaha, atau dari apa," ungkap Emem, sambil mengapresiasi sudah banyak tokoh Sunda yang mau tampil dalam Pilkada Jawa Barat. Sebab dengan semakin banyak calon, rakyat memiliki banyak pilihan, dan di saat yang sama tidak akan lagi membeli kucing dalam karung.
"Memang ada istilah di Sunda itu,
mangga ti payun (silakan duluan dalam memimpin, atau mempersilakan orang lain untuk maju). Nah sekarang tokoh Sunda harus mengatakan,
punten kapayunan atau
punten ti payun (maaf keduluan, yang artinya mau maju dan memimpin)," ungkap Emem.
Di antara banyak tokoh yang muncul, Emem melihat duet Teten Masduki- Rieke Diah Pitaloka atau Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, sebagai pasangan yang idel dalam memimpin Jawa Barat. Bila jadi, duet ini memenuhi kriteria ideal pemimpin Jabar.
"Keduanya dikenal dan
nyunda. Rieke punya pengalaman, termasuk soal pemerintahan, sementara Teten dikenal sebagai aktivis anti-korupsi sehingga pemerintahan Jawa Barat bisa bersih," tegas Emem, yang juga Ketua Ormas BBC Jawa Barat.
Soal kandidat dari polisi, seperti Kapolda Sumsel Dikdik dan Wakpolri Nana Sukarna, Emem Ragu bisa dipilih masyarakat Sunda. Apalagi setelah peristiwa polisi "menyerang" KPK, persepsi masyarakat terhadap sosok dari polisi semakin anjlok.
[ysa]