Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto
Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto
Mereka adalah Letjen (Purn) PraÂbowo Subianto, Bekas PangÂlima TNI Jenderal (Purn) WiranÂto, Menko Polhukam Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, BeÂkas Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, dan KeÂpala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Menanggapi hal itu, EndriarÂtono Sutarto belum menyatakan keÂsiapannya menjadi calon preÂsiden. Padahal, sejumlah pihak meÂnilainya kandidat yang potenÂsial.
“Saya terima kasih kalau diÂniÂlai sebagai capres 2014 yang poÂÂtensial. Tapi saat ini saya beÂlum bisa bicara banyak. Sebab, PilÂpes-nya masih jauh,†kata EnÂdriartono Sutarto kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Endriartono menyadari untuk maju sebagai capres harus bergaÂbung dengan salah satu partai poÂliÂtik sebagai kendaraannya. NaÂmun, bergabungnya dengan ParÂtai Nasional Demokrat (Nasdem) bukan untuk itu.
“Saya bergabung ke Nasdem kaÂrena partai ini mengusung peÂruÂbaÂhan. Bukan ingin menjadi caÂpres. Saya melihat rakyat saat ini menunggu adanya perubahan. SaÂya juga melihat apa yang diÂinginkan masyarakat itu bisa terÂpenuhi,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kalau bukan ingin menjadi caÂpres, kenapa Anda bergaÂbung ke partai?
Dengan sistem sekarang ini, unÂÂtuk bisa berbuat sesuatu bagi bangsa harus melalui partai. DariÂpada sekadar teriak-teriak di tengah udara hampa, dan tidak diÂdengarkan. Lebih baik saya maÂsuk ke partai.
Bukakah bisa berbuat seÂsuatu untuk bangsa walau tiÂdak bergabung ke partai?
Bisa saja. Tetapi karena sistem bangsa seperti ini, idealnya maÂsuk ke partai agar bisa berbuat banyak bagi bangsa dan lebih beÂmanfaat bagi rakyat.
Kalau tidak masuk ke partai, nggak bisa ikut cawe-cawe. DeÂngan realitas seperti itu, maka mau nggak mau kalau ingin berÂbuat bagi bangsa, maka harus maÂsuk ke partai.
Kenapa memilih Nasdem ?
Partai ini menyuarakan peruÂbahan. Bergabungnya saya ke partai itu karena ingin melakukan perubahan untuk memenuhi haraÂpan atau keinginan masyarakat, yakni kesejahteraan.
Ada yang menilai Pilpres 2014 akan banyak capres berÂlatar belakang jenderal, apa AnÂda siap bertarung?
Sejauh ini saya belum berpikir soal capres. Sebab, waktunya maÂsih lama. Yang menjadi kosenÂtrasi kami adalah bagaimana bisa bertarung dalam pemilu legislatif.
Apa peran Anda?
Saya memberikan masukan-masukan kepada partai agar beÂtul-betul bisa mengaplikasikan keÂinginan masyarakat. Dengan deÂmikianlah partai itu akan diseÂnangi rakyat. Itu yang saya lakuÂkan, bukan memikirkan menjadi capres.
Sepertinya Anda masih malu-malu ya?
Sekarang ini saya belum dapat menjawab soal capres itu. Sebab, masih terlalu dini. Kalau saya kaÂtakan sekarang, itu terlalu cepat. Tergantung dari parpol saja. Kita lihat ke depannya saja seperti apa. Apakah Nasdem betul-betul minÂta saya sebagai calon atau bagaiÂmana. Saya belum tahu.
Jika Nasdem meminta Anda sebagai capres 2014, Anda siap?
Kalau itu kan bagian dari deÂmoÂkrasi. Sejauh para calon itu meÂÂmenuhi persyaratan, baik diÂusung partai maupun dari gaÂbungan politik sesuai ketentuan yang ada, kalau sudah menyaÂtaÂkan bersedia berdasarkan UnÂdang-Undang Pilpres, tentunya harus siap.
Kalau memang tidak siap, seÂbaiknya jangan maju. Kalau maju itu harus siap kalah dan menang. Saya igin memberikan pelajaran baÂgi bangsa ini soal demokrasi. Siapa pun harus legowo dan ikhlas dalam menerima kekalaÂhan.
Masa sih Nasdem belum ada pembicaraan dengan Anda soal capres 2014?
Sejauh ini belum ada. Saya baru bertemu beberapa kali pimÂpiÂnan Nasdem. Saya katakan bahÂwa saya punya kesamaan panÂdangan dengan mereka untuk meÂlaÂkukan perubahan di negeri ini. Terutama, dapat mendayagunaÂkan masyarakat di tingkat bawah.
Anda yakin masyarakat suka dengan Nasdem?
Meski pun banyak partai poÂlitik, tapi masyarakat sudah meÂlihat perbedaannya, yakni meÂmenÂtingkan kepentingan rakyat, bukan menggerogoti rakyat.
Jangan sekali-kali merugikan rakÂyat. Prtai harus memberikan yang terbaik untuk rakyat. KaÂrena itulah saya sepakat untuk berjalan bersama-sama dengan Nasdem.
O ya, masalah apa yang paÂling berat di negeri ini?
Tentunya soal penegakan huÂkum. Jika hukum sudah benar-beÂnar ditegakkan, maka dapat memÂberikan kebaikan dan kesejahÂteÂraan bagi rakyat. Makanya, peÂnegakkan hukum yang menjadi prioÂritas sekarang ini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30