“Nyaman sekali bus ini, jadi bawaannya ngantuk,†kata pria yang mengenakan jaket warna hitam ini. Kondisi kabin yang masih gres dan udara sejuk yang teÂrus menerus dihembuskan meÂsin air conditioner (AC) memÂbuat penumpang mudah mengantuk.
Bus ini memang masih baru. KaÂmis lalu (4/10) Dinas PerÂhuÂbuÂngan DKI Jakarta meluncurÂkan APTB Ciputat-Kota. Bus yang diÂoperasikan PT Bianglala MeÂtÂroÂpolitan (BMP) ini mengÂganÂtikan bus Bianglala Patas AC 45 Kota-Ciputat yang ditutup karena rutenya bersinggungan bus TransÂjakarta Koridor 1 Blok M-Kota.
Jalur yang dilalui bus ini yakni CiÂputat-Lebakbulus-Pondok InÂdah-Radio Dalem-Panglima PoÂlim-Sisingamangaraja-Sudirman-Thamrin-Medan Merdeka Barat-Gajah Mada-Kota.
Ketika bertemu dengan jalur busÂway, angkutan ini pun menÂjadi semacam bus Transjakarta. Bus ini memang diperkenankan maÂsuk jalur busway. Bahkan diperÂbolehkan menaikkan dan menurunÂkan penumpang di halte busway.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan rute Ciputat-Kota sepanjang 30 kilometer bisa ditempuh dalam 60 sampai 90 menit.
Dengan adanya bus ini, Hari tak perlu naik-turun kendaraan umum dari rumah untuk sampai ke kantornya di Thamrin, Jakarta Pusat. Pria ini tinggal di kawasan Ciputat. “Langsung naik bus ini dari Ciputat sampai ke kantor,†katanya.
Namun dia menyayangkan lamanya menunggu kedatangan bus ini. Dia berharap armadanya ditambah. “Agar penumpang tidak terlalu lama menunggu,†katanya.
Hari tak keberatan merogoh Rp 9.500 untuk membayar tiket bus ini untuk sekali perjalanan. SeÂbeÂlumnya dia mengeluarkan jumlah yang sama untuk sampai ke temÂpatnya bekerja.
“Kalau naik kenÂdaraan umum biasa habisnya juga sama. Tidak ada AC-nya lagi,†ujarnya.
Ia beruntung penumpang yang naik pada hari peluncuran tidak ditarik bayaran. Mulai Jumat (5/10) penumpang yang naik bus ini sudah dikenai biaya.
Rakyat Merdeka pun menjajal busway pada hari peluncurannya. Naik dari Ciputat. Bus yang maÂsih baru ini tampak kinclong. Cat biru yang menutupi badan bus masih mengkilap. Di depan dan samping kiri bus diberi tuÂlisan “APTB†dengan huruf berÂukuÂran besar. Di kaca depan baÂgian atas dipasang papan kecil berÂtuliskan rute bus: Ciputat-Kota.
Bus ini memiliki tiga pintu. Di deÂpan, tengah dan belakang. PinÂtu depan dan belakang hanya ada di sisi kiri. Sementara pintu teÂngah mirip yang terdapat di bus Transjakarta. Fungsinya untuk menaik-turunkan penumpang di halte busway.
Udara sejuk langsung menerpa kulit ketika masuk ke kabin bus. Kursi penumpang ditempatkan di pinggir dan bagian belakang. KurÂsi-kursi itu bisa menampung 35 orang. Sayangnya, kursinya beÂlum dilapisi busa sehingga teÂrasa keras saat diduduki.
Bagian tengah bus dikoÂsongÂkan untuk penumpang yang berÂdiri. Di langit-langit disediakan pegangan untuk penumpang yang berdiri. Bus bisa memuat 60 peÂnumpang berdiri.
Suara dan goncangan dari meÂsin tak terasa di dalam kabin. Bus ini mesin Mercedes dengan stanÂdar Euro 3. Goncangan tak diÂraÂsakan penumpang yang ada di kabin karena bus ini sudah mengÂgunakan suspensi udara.
Arus lalu lintas yang padat di jalur Ciputat-Pasar Jumat memÂbuat bus ini berjalan lambat. Di seÂpanjang jalur ini ada 10 peÂnumÂpang naik dari pintu depan mauÂpun belakang. Setiap pintu dijaga seorang kondektur.
Kondektur akan menyodorkan tiket kepada penumpang yang baru naik. Karcis tiketnya panÂjang. Bisa disobek menjadi emÂpat. Sobekan pertama untuk unÂtuk penumpang. Sobekan kedua dipegang kondektur. Sobekan keÂtiga tiket Ciputat-Blok M Rp 6 ribu. Sobekan terakhir tiket Blok M-Kota Rp 3.500.
Di sepanjang jalur Ciputat-PÂaÂsar Jumat bus bebas menurunkan dan menaikkan di mana saja. Sampai di depan Sekolah PolÂwan, Pasar Jumat, Lebakbulus, APTB memasuki jalur busway. Bus ini hanya berhenti untuk meÂnurunkan menumpang di halte-halte busway.
Kondektur yang sebelumnya berjaga di pintu depan dan belaÂkang pindah ke pintu tengah unÂtuk mengatur penumpang yang ingin naik dan turun dari halte busway.
Bus melaju pelan di sela-sela arus lalu lintas yang padat di seÂpanjang jalur Lebakbulu sampai depan Pondok Indah Mal. Setelah itu, bus berbelok ke kanan meÂnuju Radio Dalem.
Di jalan ini tidak ada jalur busÂway. Bus kembali menaikkan dan menurunkan penumpang dari deÂpan dan belakang. Dari Radio Dalem bus menuju Panglima PoÂlim. Jalur ini dikenal sebagai “jaÂlur neraka†bagi pengendara.
SeÂpanjang hari dilanda kemaÂcetan. Sebab kendaraan yang meÂlalui jalur ini sangat padat. SeÂmentara badan jalannya sempit haÂnya bisa dilalui dua mobil. Di kanan dan kiri jalan dipenuhi perÂtokoan dan tempat parkir kenÂdaraan. Di jalur ini, APTB kemÂbali melaju pelan.
Sampai di Blok M, APTB maÂsuk jalur busway hingga pemÂberÂhentian terakhir di Kota. PeÂnumÂpang naik dan turun di halte busÂway. Perjalanan dari Ciputat samÂpai Kota ditempuh dalam 2,5 jam. Molor sejam dari target Dinas PerÂhubungan DKI.
Kurangi Pengguna Mobil Pribadi, Armada Diperbanyak
Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan, untuk tahap awal armada APTB Ciputat-Kota yang dioperasikan hanya empat unit. Secara berÂtahap akan ditingkatkan sampai 15 unit.
“Hari ini kita turunkan empat armada. Besok empat lagi. Lusa empat lagi sampai jumlah 15 armada yang memang sudah disediakan,†katanya saat peÂluncuran APTB Kamis lalu.
Pengoperasian APTB, menuÂrut Udar, bertujuan untuk meneÂkan kepadatan lalu lintas di jalur Tangerang Selatan (TangÂsel) meÂnuju Jakarta. Selama ini baÂnyak penduduk komuter Tangsel yang menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi bekerja.
“Hal itu membuat beban jalan dari arah Tangsel menuju Jakarta menjadi membengkak,†kataÂnya. Pada 2012 ini Dinas PerÂhuÂbungan DKI merencanakan meÂnerapkan sistem direct serÂvice pada pengoperasian APTB. Bus APTB diberikan kelongÂgaÂran masuk ke lajur busway.
“Diharapkan dapat mengÂakoÂmoÂdasi para komuter untuk mengÂgunakan APTB dan tidak menggunakan kendaraan pribaÂdinya atau menitipkan keÂnÂdaÂraanÂnya di areal park and ride, seÂhingga volume kendaraan yang menuju ke Jakarta semakin berkurang,†katanya.
Ia menjelaskan, 15 APTB ini merupakan peremajaan armada bus Bianglala Patas AC 45. SpeÂsiÂfikasinya sama dengan bus TransÂjakarta. Yaitu bus besar kapasitas 85 penumpang terdiri dari 35 duduk, 50 berdiri, high deck, dan posisi tempat duduk berhadapan.
Udar menjelaskan, penumÂpang dari Kota membayar tarif Rp 3.500 untuk sampai halte Halte Al Azhar, Jakarta SelaÂtan. Jika penumpang ingin meÂlanÂjutÂkan perjalanan ke Ciputat, bayar tiket terusan APTB Rp 6 ribu.
Ia menambahkan, Halte Al AzÂhar merupakan tempat terÂakhir untuk memperpanjang tiÂket terusan jika ingin melÂanÂjutÂkan ruta sampai Ciputat.
Direktur Utama Bianglala MetÂropolitan (BMP) Tasmiyati Mujiono mengatakan akan meÂningkatkan armada APTB CiÂputat-Kota menjadi 30 unit. DaÂlam waktu dekat pihaknya mengÂoperasikan 15 unit lagi. Saat ini, armada tambahan itu masih proses pembuatan.
Setelah ini, PT BMP akan memÂpersiapkan peremajaan tiga trayek lainnya jadi APTB. KeÂtiga trayek itu yakni Ciputat-SeÂnen, Depok-Bogor, dan TangeÂrang-Senen via Ciledug.
Sudah 4 Bulan Dibuka, Rute Tangerang-Kalideres Masih Sepi Penumpang
Berbagai cara dilakukan Pemerintah Propinsi DKI JaÂkarta untuk mengurai kemaÂceÂtan. Salah satunya menyediakan angkutan umum yang layak unÂtuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Tapi usaha itu belum membuahkan hasil.
Diresmikan Gubernur DKI JaÂkarta Fauzi Bowo Juni lalu Angkutan Perbatasan TerÂinÂtegÂrasi busway (APTB) Poris PlaÂwad (Kota Tangerang)-KaliÂdeÂres sepi peminat. Buslane yang ngetem di Terminal Poris ini kurang diminati karena jarang angkot yang masuk ke terminal itu. Menunggu satu jam di depan terminal, tidak ada angkot yang melintas. “Angkot tak ada yang masuk terminal, karena putaÂranÂnya jauh,†kata Wira, warga yang tinggal di dekat terminal.
Jarangnya angkot masuk TerÂminal Poris membuat calon peÂnumÂpang malas naik APTB yang di sini disebut buslane. WarÂga tetap memilih naik angÂkot dari Cikokol untuk ke TerÂminal KaliÂderes. Tarifnya sama dengan busÂlane Rp 3.000 per orang.
“Naik buslane ada AC-nya, tetapi kalau mau ke Terminal PoÂris susah angkotnya. Belum lagi kalau mau masuk ke Poris, butuh waktu 15 menit dari jalan raya utama,†kata Sari, seorang penumpang angkot. Akibatnya, buslane sepi peminat.
Walaupun hanya diisi lima penumpang, APTB tetap beÂrangÂkat sesuai jadwal. “Walau peÂnumpangnya hanya tiga, bus tetap jalan. Soalnya, dalam seÂhari, setiap bus diwajibkan tujuh rit (pulang dan pergi dari dan ke terminal),†kata Arjuna, pramudi buslane. Sejak dioperasikan pada akhir Juni 2012, kata dia, jumlah penumpang bus paling banyak 15 orang.
Seperti diketahui, pemenang tender sebagai operator di jalur ini adalah Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). PeÂngoperasian angkutan terÂintÂegÂrasi itu diharapkan mampu meÂngurangi kemacetan yang terjadi di sekitar pinggiran dan dalam kota Jakarta. Kota Tangerang adÂaÂlah daerah penyangga perÂtama yang memiliki buslane.
Kepala Operasional PPD-Buslane Kota Tangerang Sabar Sihombing mengatakan, meski sepi penumpang buslane tidak akan dihapuskan. “Kami meÂnguÂtamakan pelayanan ketimÂbang bicara soal untung. Kondisi saat ini kami anggap masih daÂlam tahap wajar,†katanya.
Kepala UPT Angkutan MasÂsal dan Buslane Dinas PerhuÂbuÂngan Kota Tangerang Yunianto menÂjeÂlaskan, pihaknya masih optimistis dengan perkemÂbaÂngan buslane.
“Bersama PPD, kami sudah berÂkomitmen meÂngembangkan busÂlane secara bersama-sama. Kami optimistis ke depan buslane akan diminati warga, katanya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Tangerang Fatchulhadi meÂngatakan, dalam waktu dekat piÂhaknya akan melakukan kaÂjiÂan unÂtuk rekayasa lalu lintas, terÂmÂaÂsuk dalam pengaturan angkot yang masuk ke Terminal Poris. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30