Berita

ilustrasi

On The Spot

Amelia Yani Ngelarung Sesajen Ke Laut Bali

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila
SENIN, 01 OKTOBER 2012 | 09:15 WIB

Pengamat Rakyat Mer­deka kemarin (30/9) hanya ada satu orang yang datang ke TMP Ka­libata untuk berziarah. Siapa dia?

Mobil Avanza putih berhenti di l­a­pangan parkir dekat pintu ma­suk TMP Kalibata, Jakarta Se­la­tan. Seorang pria muda yang baru saja keluar dari pintu kemudi se­gera berlari ke pintu penumpang.

Dengan cekatan, pria yang mengenakan pakaian safari hitam itu membuka pintu belakang se­belah kiri lebar-lebar. Dari pintu yang terbuka, terlihat seorang pria yang sudah lanjut usia.

Setelah menyerahkan tongkat ke sopir, pria itu turun perlahan dari mobil. Sang sopir juga mem­bantu pria yang rambutnya mulai memutih ini keluar dari mobil.

“Saya ke sini bukan terkait pe­rin­gatan Gerakan 30 September 1965. Saya mau ke kuburan Ayah saya. Dia pejuang kemerdekaan.” kata pria itu sambil dipapah berja­lan menuju ke pintu gerbang pemakaman.

Pria bernama Tasno itu me­nga­ku dirinya rutin berziarah ke sini. Minimal dua bulan sekali dia da­tang bersama anak dan cucu. “Tapi saya bukan keluarga dari pahlawan revolusi,” jelasnya.

Saudi, komandan regu pe­nga­manan TMP Kalibata mem­be­narkan pria yang baru masuk itu bukan keluarga maupun kerabat pahlawan revolusi. Sejak pagi di­ri­nya belum men­dapatkan la­po­ran kedatangan ke­luarga pah­la­wan revolusi yang berziarah ke sini.

“Memang setiap tahun, kalau pas tanggal 30 September, jarang ada keluarga pahlawan yang datang. Biasanya mereka datang pas tanggal 1 Oktober bertepatan dengan hari Kesaktian Pan­ca­sila,” jelasnya.

Siang kemarin, lapangan parkir di depan TMP Kalibata tampak le­ngang. Hanya ada tiga mobil yang parkir di sini. Menurut Sau­di, ini pemandangan biasa.

“Sehari-hari memang begini. Ramainya justru kalau Hari Prok­lamasi atau Hari Pahlawan pada 10 November mendatang. Se­le­bih dari itu, paling hanya be­be­rapa keluarga saja yang datang. Maklum ini bukan taman pema­kaman umum,” katanya sambil tersenyum.

Siapa saja keluarga pahlawan re­volusi yang rajin berziarah? Selama belasan tahun bertugas di sini, Saudi mengenali hanya dua keluarga pahlawan revolusi yang rutin datang berziarah. Mereka yakni keluarga Jenderal Ahmad Yani dan keluarga DI  Panjaitan.

“Kalau yang lain saya jarang melihat. Setiap tahun, keluarga mereka berdua itu yang saya sering lihat datang,” ujarnya.

Ada permintaan dari pihak ke­luarga bila datang berziarah? Me­nurut Saudi, tidak ada. Bia­sa­nya, pihak keluarga meminta dise­dia­kan bunga dan dipinjamkan payung.

“Kadang, ada keluarga pahla­wan yang datang kesini tidak bawa perlengkapan yang biasa di­bawa saat ziarah. Seperti kem­bang untuk ditaburkan di atas ma­kam. Nah, biasanya pengelola ta­man makam pahlawan ini me­me­rintahkan kami untuk me­nye­dia­kan­nya,” jelasnya. Sementara pa­yung dipinjamkan keluarga agar tak kepanasan selama berziarah.

Menurut dia, tidak ada per­sia­pan khusus di TMP Kalibata un­tuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila tahun ini. “Biasanya kalau ada acara pasti kami diberi tahu untuk persiapan. Apakah itu persiapkan tenda dan kursi atau sebagainya. Tapi hari ini belum ada instruksi sama sekali,” ungkapnya.

Amelia Yani, putri Jenderal Ahmad Yani mengatakan dirinya baru akan berziarah ke makam ayahnya pada 1 Oktober sore.

Saat dikontak Rakyat Merdeka kemarin, dia tengah berada di Bali bersama putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri.

Kedatangannya ke Pulau De­wata ini, tutur dia, ada kaitannya dengan peringatan Hari Ke­sak­tian Pancasila. Ia melakukan doa bersama 11 pemuka agama Hindu untuk arwah para pahlawan revo­lusi maupun mereka yang jadi korban setelah peristiwa G30S/PKI.

“Nama (acara)-nya Asma­wedha Yadnya. Tujuannya untuk men­sucikan arwah-warwah yang su­dah meninggal,” ujarnya. Ame­lia mengatakan ribuan nyawa melayang pasca G30S/PKI.  

Setelah memanjatkan doa-doa, dilanjutkan dengan ritual pe­m­ba­karan simbol arwah. Ritual pem­bakaran ini ibarat ngaben. Ng­a­ben adalah tradisi Hindu Bali untuk pemusnahan jasad orang yang meninggal dengan cara dibakar.

Ritual ini ditutup dengan nge­larung. Yakni melepas sesajen ke tengah laut. “Acaranya dari jam 2 siang sampai 6 sore,” tutur Amelia.

Lantaran ditujukan semua korban tewas pada peristiwa 1965 itu, acara ini diikuti ratusan ma­syarakat Bali.

“Saya terharu dan bangga de­ngan acara tersebut. Harapannya, acara yang dilakukan tersebut bisa membawa kedamaian bagi kita semua,” harapnya.

Bagaimana dengan acara di Jakarta?  “Biasanya kalau setiap 1 Oktober, saya merayakannya di Ja­karta. Ada beberapa tradisi yang biasa kami lakukan untuk mem­peringati hari Kesaktian Pan­ca­si­la,” kata bekas ketua umum PPRN ini.

Biasanya, setiap tanggal 30 Sep­tember malam dirinya me­ngikuti pengajian dan tahlilan di Lubang Buaya, Halim, Jakarta Ti­mur. Di tempat ini 47 tahun silam, para pahlawan revolusi dihabisi.

Penyelenggara kegiatan ini Kodam Jaya. Personel Kodam Jaya dikerahkan untuk acara ini.   “Biasanya, acara dimulai habis Isya hingga tengah malam. Besok paginya dilanjutkan dengan upa­cara memperingati hari Ke­saktian Pancasila yang akan dihadiri presiden dan pejabat negara lainnya,” katanya.

Setelah acara di Lubang Buaya se­lesai barulah Amelia Yani ber­ziarah ke makam ayahnya di TMP Kalibata. Kali ini, Amelia tak hanya datang bersama keluarga.

“Besok (hari ini—red)—se­kitar jam 3 sore, saya bersama re­kan-rekan dari Forum Si­la­tu­rahmi Anak Bangsa termasuk Ibu Sukmawati akan datang ke TMP Kalibata,” ujarnya.

Tiba Di Tanah Air, SBY Pimpin Upacara Di Lubang Buaya

Presiden SBY hari Minggu kemarin tiba di tanah air setelah lawatan ke luar negeri. Agenda ke­negaraan yang akan d­ii­ku­tinya adalah upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Dalam upacara tersebut, Pre­siden SBY akan bertindak se­ba­gai inspektur upacara. Upa­cara itu juga akan dihadiri pula jajaran menteri di Kabinet Indo­nesia Bersatu Jilid II.

Adapun bertindak sebagai ko­mandan upacara adalah Ko­lonel (Pnb) Danet Hendriyanto. Ketua MPR Taufik Kiemas akan menjadi pembaca naskah Pan­casila. Sedangkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) I­r­man Gusman ber­tindak sebagai pembaca naskah pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

Upacara akan melibatkan pe­lajar SD, SMP, SMA, pramuka, mahasiswa, KNPI, Taruna Ak­mil, Taruna AAL, Taruna AAU, Taruna Akpol, Kowad, Kowal, Wara, Polwan, dan Korp Musik TNI/Polri.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi selaku Ketua Pa­nitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional telah menerbitkan surat keputusan tentang pe­nye­lenggaraan ucapan peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2012.

Surat tertanggal 21 Sep­tem­ber 2012 itu mengimbau agar masyarakat, instansi pemeri­n­tah serta swasta, untuk  men­gi­barkan bendera setengah tiang pada 30 September 2012. Se­dangkan pada 1 Oktober 2012 satu tiang penuh.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) me­lalui Direktorat Jenderal Ke­bu­dayaan selaku pelaksana ke­gia­tan peringatan Hari Kesaktian Pancasila menyebutkan upacara di Lubang Buaya dimulai pukul 8 pagi.  

Upacara bendera juga di­ha­diri Ibu Negara Ani Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, dan keluarga pahlawan revolusi.

Selain upacara di tingkat pu­sat, di seluruh daerah di In­do­nesia juga akan dilaksanakan upacara bendera memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Tema yang diangkat pada pe­ringatan Hari Kesaktian Pan­casila 2012 ini adalah “Ke­sa­k­tian Pancasila Tonggak Negara Paripurna”.

Dari peringatan Hari Kesak­tian Pancasila ini diharapkan nilai-nilai yang terkandung di da­lamnya dapat dihayati dan di­amalkan seluruh rakyat In­do­ne­sia sehingga menjadi kekuatan untuk menanggulangi rongro­ngan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hari Kesaktian Pancasila  ditetapkan dengan Surat Ke­putusan Presiden Nomor 153/1967 yang ditandatangani Soe­harto. Tahun 2012 meru­pa­kan peringatan Hari Ke­sa­k­tian Pancasila ke-45. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya