Amelia Yani
Amelia Yani
Sebab, nilai gotong-royong suÂdah mulai hilang. Dengan gamÂpangnya anak bangsa ini melaÂkukan kericuhan, amuk massa, dan tawuran.
Melihat hal itu, putri Pahlawan Revolusi Ahmad Yani, Amelia Yani merasa sedih. Ini berarti ideologi Pancasila sudah meÂmudar.
“Ayah saya juga pasti sedih jika ideologi Pancasila tidak sakti lagi. Sudah tercabik-cabik karena masuknya ideologi dari luar,†kata Amelia Yani kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan ideologi bangsa InÂdonesia mengalami peÂmudaran. Di antaranya hilangnya rasa toleransi, sehingga muncul keÂkisruhan dari Sabang sampai Merauke. Sebab, penerapan PanÂcasila yang lemah.
“Kalau Pancasila dijalankan deÂngan baik, tentu kekisruhan tiÂdak akan terjadi,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bagaimana nasib Pancasila ke depan?
Saya kira tidak akan ditinggalÂkan. Sebab, itulah perekat bangsa ini. Sekarang ini memang dirasaÂkan makin lama semakin luntur. Bukan itu saja rasa kebangsaan pun luntur. Jika kita lihat televisi dari Sabang sampai Merauke terjadi kekerasan . Ini menunjukÂkan Indonesia menuju sebuah neÂgara yang gagal.
Kenapa Anda bilang begitu?
Moral anak bangsa mulai terÂgerus. Sebab, tidak bisa menerapÂkan ideologi Pancasila secara makÂsimal yang sudah dicanangÂkan the founding father kita.
Dasarnya apa anda mengaÂtakan itu?
Lihat saja sekarang, banyak orang mengedepankan kesukuan dan ras sehingga bermunculan perÂmasalahan di tengah masyaraÂkat. Kemudian maraknya korupÂsi, dan kericuhan di mana-mana. Anak-anak juga tawuran.
Sebenarnya dengan adanya Pancasila tidak boleh ada lagi pemikiran primordial berlebihan. Artinya tidak ada lagi egoisme merasa sebagai orang Jawa, SunÂda, Betawi, China, Batak, PaÂdang dan lainnya. Tapi yang ada satu, yakni bangsa Indonesia. PanÂcasila yang memersatukan kita. Semua itu harus diingat betul-betul.
Apa faktor ideologi dari luar mempengaruhi?
Ya. Masuknya ideologi dari luar. Selain itu, ada ketimpangan kesejahteraan yang didasarkan atas tekanan ekonomi yang tinggi di masyarakat.
Melihat itu itu ideologi PancaÂsila kita sudah tidak kuat lagi. Saat ini Pancasila hanya sebagai sampulnya saja. Tidak dijalankan dengan baik.
BNPT mengatakan 80 perÂsen Mahasiswa tidak menyuÂkai Pancasila, apa komentar Anda?
Wah, ini mengerikan. Pancasila itu kan ideologi negara kita dan falÂÂsafah negara. Kita memiliki keÂÂÂwajiban untuk menjaganya teÂtap ada dan tumbuh.
Maka kita harus hormati dan imÂÂÂplementasikan dengan beÂnar. Nilai-nilai luhur bangsa ada di siÂtu. Sebagai bangsa yang beÂsar dari berbagai macam suku dan agama, Pancasila merekatÂkan kita.
Wah, ini mengerikan. Pancasila itu kan ideologi negara kita dan falÂÂsafah negara. Kita memiliki keÂÂÂwajiban untuk menjaganya teÂtap ada dan tumbuh.
Maka kita harus hormati dan imÂÂÂplementasikan dengan beÂnar. Nilai-nilai luhur bangsa ada di siÂtu. Sebagai bangsa yang beÂsar dari berbagai macam suku dan agama, Pancasila merekatÂkan kita.
Apa memudarnya Pancasila bisa menimbulkan perpeÂcaÂhan?
Mungkin saja. Apalagi tidak meÂraÂtanya kesejahteraan rakyat. KeadiÂlan sosial bagi seluruh rakÂyat IndoÂnesia belum terwujud, peÂneÂgakan hukum saat ini juga sangat lemah.
Memang saat ini perpecahan itu belum terlihat. Tapi kalau perÂlakuan tidak adil dipertonÂtonkan pusat terus menerus, tentu akan menimbulkan sakit hati.
Seharusnya kalau bangsa ini suÂÂdah menyatakan Bhineka TungÂÂgal Ika tentu kita harus meÂneÂrapÂkannya dalam kehiduÂpan dan menÂjalankannya pasal per pasal.
Itu artinya perlu diperbaiki kesejahteraan rakyat?
Ya. Saat ini kan kesejahteraan rakÂÂÂyat mengalami penurunan. Nilai-nilai Pancasila luntur kaÂrena koÂruptor-koruptor yang tidak kunÂjung tertangkap dan diperlakukan istimewa. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30