Hidayat Nur Wahid
Hidayat Nur Wahid
“Jarak perolehan suara putaÂran pertama dan putaran kedua berÂdasarkan quick count cukup sigÂnifikan. Hal ini tidak terlepas dari soliditas kader PKS yang sudah berÂkoalisi dengan Foke-Nara,’’ kaÂta Ketua Fraksi PKS DPR, HiÂdayat Nur Wahid, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Cagub DKI Jakarta yang ikut putaran pertama dengan meraih 11 persen suara itu, suara PKS solid disalurkan ke pasangan Foke-Nara .
“Kami solid meski tidak 100 perÂsen. Sebab, yang tahu 100 perÂsen itu hanya Tuhan. Kemudian, kaÂmi akan melihat yang golput paÂda putaran kedua ini, apakah leÂbih banyak atau sedikit dibanÂding paÂda putaran pertama,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya?
Apa mesin PKS bekerja maksimal?
PKS sudah bekerja maksimal. Saya yakin dengan soliditas kader PKS untuk memilih Foke-Nara. Tapi, kekalahan ini tidak lepas dari peran yang golput.
Kenapa Anda bilang begitu?
Seperti yang kita ketahui, pada putaran pertama jumlah suara yang golput sebanyak 36 persen. Kalau Pak Foke tidak dapat duÂkungan dari yang golput pada puÂtaran pertama. Sementara Pak JoÂkowi dapat dukungan dari yang golÂput itu, maka bisa menang.
Apa indikasinya?
Saya belum tahu. Makanya saÂya akan cari tahu yang golput itu larinya ke mana. Tetapi kalau FoÂke hanya mengandalkan suara daÂri partai-partai koalisi dan tidak mampu mendapatkan tambahan dari suara yang golput pada puÂtaÂran pertama itu, tentu itu sudah jadi faktor yang tidak menjadikan kemenangan. Artinya, banyak fakÂtor dari kekalahan pak Foke ini.
Apa faktor lain itu?
Belum tentu juga yang pada puÂtaran pertama memilih Pak Foke sebanyak 34 persen itu, 100 persen memilih Foke lagi pada putaran kedua.
Apa kekalahan Foke ini bisa meÂnurunkan kepercayaan maÂsyaÂrakat terhadap PKS dan parÂtai lain yang mendukung Foke?
Pemilukada DKI Jakarta meÂmang bisa dijadikan barometer pada Pemilu 2014. Salah satu pinÂtu besar mengembalikan keÂperÂcayaan publik kepada demokrasi, pilkada, pilpres, dan lainnya jika Pak Jokowi bisa melaksanakan janji dan komitmennya, sehingga berhasil mengatasi banjir, macet, dan keruwetan Jakarta lainnya.
Makanya, kami menunggu dan mengharapkan Pak Jokowi bisa bekerja maksimal dalam melakÂsaÂnakan amanat rakyat supaya masyarakat percaya bahwa parÂpol yang mendukung Jokowi-BaÂsuki ini masih bisa dipercaya oleh warga di Jakarta, dan seluruh rakÂyat Indonesia.
PKS tidak kecewa menduÂkung Foke?
Terlepas dari semua itu, ada paradigma yang perlu dikoreksi yaitu koalisi rakyat melawan koaÂlisi partai politik, itu tidak benar karena yang boleh menyebut koaÂlisi dengan rakyat hanya Pak FaiÂsal Basri dan Hendardji SoeÂpandji. Sebab, kedua Cagub DKI Jakarta yang ikut putaran pertama itu berasal dari calon independen.
Sementara Pak Jokowi kan diÂdukung parpol juga. Yang ada itu antara koalisi parpol yang sedikit berhadapan dengan koalisi parpol yang banyak.
Jadi, hasil dari Pemilukada DKI Jakarta itu tidak bisa dikataÂkan rakyat tidak percaya lagi deÂngan partai politik, karena kalau itu benar maka seharusnya yang menang itu Pak Faisal Basri. TeÂtaÂpi kenyataannya, Pak Faisal Basri yang mendapatkan suara 5 perÂsen kan. Ada faktor lain lagi yang membuat Jokowi menang.
Apa itu?
Sesungguhnya peran media massa itu sangat besar. Rakyat itu kan banyak yang tahu dari media, sementara mayoritas media ngeÂbloknya ke Pak Jokowi. Apa pun paradigma yang diusung pemÂberitaan media, mayoritas tenÂtang Jokowi dan masuk ke setiap rumah setiap waktu.
Kenapa PKS mendukung Foke?
Kami melihat komunikasi saja. Foke lebih rajin berkomunikasi dengan PKS dibanding Jokowi. Foke datang dengan Pak Nara itu sebagai penghormatan dan melaÂhirkan simpati. Lebih dari itu seÂmua, Pak Foke dan Nara itu secaÂra tegas dan terÂbuka menyambut positif apa yang menjadi obsesi dan usulan dari PKS yaitu terkait dengan kontrak politik.
Apa saja itu?
Dalam kontrak politik itu, ada poin-poin keharusan Pak Foke berÂkomitmen untuk mengÂakoÂmoÂÂdasi program-program PKS pada putaran pertama dimasukan dalam program kerja Pak Foke.
Bukankah Jokowi juga melaÂkuÂkan komunikasi dengan PKS?
Komunikasi yang dilakukan Pak Jokowi dengan PKS tidak seÂlancar yang dilakukan Pak Foke dan tidak menjawab harapan PKS untuk membangun Jakarta bisa tuntas pada 2017.
Kemudian beliau tidak datang lagi ke PKS. Saat itu kami tidak melihat mana yang akan menang dan kalah. Tapi siapa yang mamÂpu melaksanakan program-proÂgram yang diusung PKS pada puÂtaÂran pertama itu. Kalau Pak JoÂkowi melakukan hal sama seperti yang dilakukan Pak Foke, mungÂkin ceritanya berbeda.
Apa harapan Anda?
Saya mengucapkan selamat keÂpaÂda Pak Jokowi dan Pak Ahok yang menurut perhitungan quick count mendapatkan suara terÂbanyak dari rakyat. Ke depan, buÂkan masanya jor-joran program meÂlainkan masanya untuk konÂsolidasi membangun Jakarta atas janÂÂji-janji dan komitmen yang diÂucapkan selama masa kamÂpanye. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30