Berita

ist

Buruh dan Partai Oposisi Tentang Supermarket Asing

KAMIS, 20 SEPTEMBER 2012 | 19:04 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Aktivis buruh dari berbagai serikat buruh dan partai oposisi di India menggelar mogok kerja sehari pada Kamis (20/9). Aksi dilakukan sebagai protes terhadap rencana pembukaan jaringan supermarket asing masuk sektor eceran.

"Kami meminta karyawan kami untuk tinggal di rumah. Kami akan bekerja pada Sabtu sebagai gantinya," kata seorang eksekutif Nfosys, salah satu perusahaan besar India dalam bidang piranti lunak.

Mogok kerja dan unjuk rasa berlangsung di sejumlah negara bagian India. Aksi mereka beragam, antara lain memblokir rel kereta api di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar.


Kantor dan toko di kantong-kantong oposisi di Kalkuta hampir sepenuhnya tutup. Unjuk rasa juga terjadi di kota Patna, Allahabad dan Varanasi di India utara. Di bagian selatan, bus-bus, sekolah, hotel dan tempat-tempat usaha lain tutup di negara bagian Karnataka yang diperintah oleh partai oposisi utama Partai Bharatiya Janata (BJP).

Aktivitas bisnis di ibukota negara bagian Karnataka, Bangalore yang merupakan pusat ratusan perusahaan teknologi informasi termasuk berbagai perusahaan multinasional, lumpuh.

Konfederasi Pedagang India menyebut aksi diikuti 50,000 orang dengan konsentrasi di Delhi dan kota-kota lain.

"Perusahaan multinasional akan menghancurkan ekonomi dan struktur sosial negara kita dan akan berdampak besar terhadap pedagang, pekerja angkutan, petani dan bagian-bagian lain yang terlibat dalam perdagangan eceran," kata Praveen Khandelwal, Kepala Konfederasi Pedagang India seperti dikutip kantor berita AFP.

Para pedagang kecil dan asosiasi pedagang menentang keras rencana pemerintah untuk mengizinkan jaringan supermarket asing masuk ke sektor eceran di India.

"Perusahaan-perusahaan besar itu bisa menarik konsumen dengan menawarkan harga pokok. Ini artinya warga akan kehilangan lapangan kerja," kata seorang pedagang di Delhi, Deepak Sethi.

Dalam akasinya mereka juga menentang rencana kenaikan harga gas untuk keperluan rumah tangga dan minyak diesel.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya