Aktivis buruh dari berbagai serikat buruh dan partai oposisi di India menggelar mogok kerja sehari pada Kamis (20/9). Aksi dilakukan sebagai protes terhadap rencana pembukaan jaringan supermarket asing masuk sektor eceran.
"Kami meminta karyawan kami untuk tinggal di rumah. Kami akan bekerja pada Sabtu sebagai gantinya," kata seorang eksekutif Nfosys, salah satu perusahaan besar India dalam bidang piranti lunak.
Mogok kerja dan unjuk rasa berlangsung di sejumlah negara bagian India. Aksi mereka beragam, antara lain memblokir rel kereta api di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar.
Kantor dan toko di kantong-kantong oposisi di Kalkuta hampir sepenuhnya tutup. Unjuk rasa juga terjadi di kota Patna, Allahabad dan Varanasi di India utara. Di bagian selatan, bus-bus, sekolah, hotel dan tempat-tempat usaha lain tutup di negara bagian Karnataka yang diperintah oleh partai oposisi utama Partai Bharatiya Janata (BJP).
Aktivitas bisnis di ibukota negara bagian Karnataka, Bangalore yang merupakan pusat ratusan perusahaan teknologi informasi termasuk berbagai perusahaan multinasional, lumpuh.
Konfederasi Pedagang India menyebut aksi diikuti 50,000 orang dengan konsentrasi di Delhi dan kota-kota lain.
"Perusahaan multinasional akan menghancurkan ekonomi dan struktur sosial negara kita dan akan berdampak besar terhadap pedagang, pekerja angkutan, petani dan bagian-bagian lain yang terlibat dalam perdagangan eceran," kata Praveen Khandelwal, Kepala Konfederasi Pedagang India seperti dikutip kantor berita AFP.
Para pedagang kecil dan asosiasi pedagang menentang keras rencana pemerintah untuk mengizinkan jaringan supermarket asing masuk ke sektor eceran di India.
"Perusahaan-perusahaan besar itu bisa menarik konsumen dengan menawarkan harga pokok. Ini artinya warga akan kehilangan lapangan kerja," kata seorang pedagang di Delhi, Deepak Sethi.
Dalam akasinya mereka juga menentang rencana kenaikan harga gas untuk keperluan rumah tangga dan minyak diesel.
[dem]