Berita

Seruan Etnis Tionghoa Tidak Takut Nyoblos Justru Memprovokasi

RABU, 19 SEPTEMBER 2012 | 20:36 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) DKI Jakarta menyerukan agar warga Jakarta, terutama etnis Tionghoa, menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS-TPS terdekat pada hari H pencoblosan Pemilukada DKI putaran dua, Kamis (19/9). Repdem pun siap memberikan pengawalan terhadap siapa saja yang merasa terintimidasi sehingga tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

Repdem beranggapan, maraknya isu SARA dalam bentuk intimidasi menjelang pelaksanaan Pemilukada DKI putaran kedua sangat meresahkan etnis tertentu sehingga berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih.

Secara substansi, seruan Repdem ini telah membuat warga Jakarta terkotak-kotak dan justru memprovokasi perbedaan atas isu SARA.


"Saya khawatir isu SARA ini justru membangunkan emosi warga yang sebenarnya tak terlalu masalah dengan perbedaan agama, suku, ras, dan lainnya," ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (19/9).

Terkait pernyataan Repdem  yang berencana memberikan pengawalan terhadap warga DKI yang khawatir diintimidasi, Bakir menilai secara tidak langsung hal itu mendegradasi peran polisi sebagai aparat keamanan. Seharusnya, kata dia, Repdem bersama-bersama kekuatan sosial lainnya mengawal Pemilukada agar transparan, jujur, dan fair.

"Pada aspek-aspek tertentu pernyataan tersebut bisa dianggap sebagai bentuk lain dari mobilisasi etnis tertentu untuk memilih calon tertentu. Menjelang hari H biarkan masyarakat menentukan pilihannya, pilihan untuk memilih atau tidak. Serahkan masalah keamanan warga pada aparat keamanan," imbuh Bakir.

Selayaknya, lanjut Bakir lagi, kalau memang ada warga yang tidak aman dalam memilih atau diintimidasi, bisa ditunjukkan buktinya dan dilaporkan sebagai bagian dari pelanggaran Pemilukada.

"Mari kita kawal Pemilukada menjelang hari H ini dengan menyerahkan sepenuhnya pada warga Jakarta dan serahkan masalah-masalah pelanggaran pada lembaga terkait. Bukan membuat lembaga tandingan yang bisa mendegradasi lembaga yang seharusnya," seru dia.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya