Berita

endriartono sutarto/ist

Myanmar Tertarik dengan Keahlian Militer Indonesia Selesaikan Konflik

RABU, 19 SEPTEMBER 2012 | 20:12 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Mantan Penglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, diundang khusus untuk menangani konflik bersenjata di Myanmar.

"Ada komunitas internasional, yakni Military Dialog Centre (MDC), yang ingin membantu Pemerintah Myanmar menyelesaikan konflik bersenjata di Myamar," kata Endriartono kepada pers di Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Endriartono diundang dalam kapasitas pengalamannya menangani konflik bersenjata di Aceh pada masa lalu. Menurut Endriartono yang baru pulang dari Myanmar, saat ini di Myanmar ada 11 etnik atau kelompok yang melawan pemerintah.


"Ini sudah puluhan tahun berlangsung, namun sampai sekarang belum selesai. Konflik bersenjata yang berkepanjangan. Ada 10 dari 11 konflik etnis itu yang sudah gencatan senjata, namun pelanggaran gencatan senjata masih sering terjadi. Kerja sama dengan kami untuk mencoba mencari titik temu keluar dari konflik yang berkepanjangan," jelas Endriartono.

Di depan pihak yang bertikai, Endriartono mengaku memaparkan pengalamannya menangani konflik bersenjata di Aceh.

"Mereka tampaknya antusias mendengarkan paparan saya, dan nanti akan ada pertemuan selanjutnya dengan beberapa pejabat militer di sana. Sebelumnya, saya sudah bertemu beberapa pihak di sana, termasuk dari kelompok oposisi," papar Endriartono.

Myanmar, ungkapnya, sangat tertarik dengan kemampuan militer di Indonesia menyelesaikan konflik dengan cara damai atau dengan cara militer.

"Mereka kemudian ingin mendapatkan pengalaman itu dari kita," ucap Endriartono.

Dari sejumlah pertemuan dengan beberapa pihak yang bertikai di Myanmar, Endriartono optimistis tercapai perdamaian suatu saat nanti.

"Saya cerita ke mereka pertimbangan dari sisi militer. Militer bisa menyelesaikan konflik, tergantung kepada kepentingan politik dari presiden, apakah dengan cara militer atau cara damai," bebernya.

"Kami mengambil pengalaman dari Aceh. Yang dipentingkan dalam operasi militer adalah bagaimana merebut hati nurani rakyat, dan prajurit harus menghormati HAM," tutur Endriartono.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya