Berita

istimewa

Mahasiswa dan Pemuda Serukan Berhenti Baca Kompas

SENIN, 17 SEPTEMBER 2012 | 18:48 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Jakarta (AMJK), mendemo kantor media Kompas yang terletak di Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Senin (17/9). Mereka menilai koran Kompas tidak independen dan berpihak pada kaum kapitaslis dalam Pencitraan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Viky Fajar, Koordinator AMJK, di dalam orasinya mengatakan sebagai media Go Internasional, Kompas seharusnya tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon.

"Keberpihakan Kompas sangat kental dalam Pemilukada DKI Jakarta, terutama pada salah satu pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarat yaitu  Jokowi-Ahok, ini sudah jelas mengkerdilkan salah satu pasangan yaitu Foke-Nara," ujar Viky.


Ia mengatakan keberpihakan Kompas bisa dilihat dari iklan yang dimuat pada edisi Jumat (14/9) dan edisi Sabtu (15/9) tentang iklan klasika yang sangat menyudutkan serta mendeskreditkan salah satu pasangan lainnya.

"Kami sangat menyayangkan sikap kompas terhadap iklan Jokowi-Ahok, seharusnya sebagai media harus bisa bersikap netral jangan berpihak pada kaum kapitalis, ini menunjukan bahwa Kompas tengah mengkotak-kotakan Jakarta," tegasnya.

Sementara, Haris Pertama menilai dalam hal ini Kompas telah memecah belah warga Jakarta. Menurutnya, apa yang dilakukan Kompas sangat berbahaya dalam iklim demokrasi di Indonesia. Semestinya Kompas sebagai media massa besar harus tetap berdiri netral, berimbang dan tidak turut serta menggiring pembacanya untuk mendukung dan memilih kelompok tertentu.

"Kami merasa Kompas harus kembali menjadi media indpenden yang memberikan informasi yang berimbang, jujur dan tidak berpihak kepada kelompok tertentu," ungkapnya.

Atas dasar itu, Haris menilai AMJAK perlu menyampaikan protes secara terbuka dan mendesak kepada Kompas untuk tidak memanfaatkan fungsinya untuk kepentingan kelompok kotak-kotak dan kembali sebagai media cetak nasional yang memiliki kredibilitas yang tinggi dalam setiap informasi dan pemberitaan yang akan disampaikan kepada masyarakat.

Dalam aksinya, para mahasiswa ini membakar koran Kompas dan Baju Kotak-kotak sebagai simbol kekecewaan warga Jakarta atas apa yang dilakukan oleh Kompas. Diakhir aksi mereka jug mendorong-dorong pagar Gedung Kompas.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya