Berita

hartati murdaya

Politik

SBY Sudah "Tendang" Hartati Murdaya

RABU, 12 SEPTEMBER 2012 | 17:43 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Partai Demokrat memberi perlakuan berbeda terhadap Angelina Sondakh dan Hartati Murdaya. Beda perlakuan terhadap Angelina Sondakh, Hartati sama sekali tidak ditemani atau didukung oleh para petinggi ataupun kader Demokrat menghadapi kasus yang melilitnya, dugaan suap terhadap Bupati Buol.

Seperti diketahui, mantan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu menjalani pemeriksaan perdana hari ini (Rabu, 12/9).

"Pasti partai tidak akan mau dibawa bawa masalah ini. Partai akan berusaha menarik jarak bahwa ini permasalahn Hartati Murdaya sendiri saja," ujar pengamat politik Bonny Hargens saat dihubungi wartawan (Rabu, 12/9).


Ada anggapan bahwa setelah mundurnya Hartati dari anggota dewan pembina Partai Demokrat sekaligus menghilangkan tali solidaritas antar para kader partai asuhan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Bonny beranggapan, partai Demokrat mau menerima keberadaan pemilik PT Hardaya Inti Plantation tersebut hanya karena materi semata. Bahkan, kemungkinan, Hartati tidak akan mungkin bisa diterima Demokrat jika tidak dengan kelebihan uang yang dimilikinya.

"Hartati bisa diterima hanya karena uangnya saja. Bukan karena memang dia diterima oleh partai. Dia suatu kartel yang kuat di Indonesia. Itu yang menjadi alasan Demokrat mau menerima dia," tegasnya.

Bonny menegaskan, dengan peristiwa yang ada saat ini menandakan bahwa presiden SBY selaku Ketua dewan Pembina telah mencampakan Hartati dari Demokrat.

"Siapapun yang bermasalah, dengan sendirinya akan dibuang dan tidak dianggap oleh SBY," pungkasnya.

Belum lagi, fakta tersebut diperkuat dengan pembelaan hukum yang diterima Hartati Murdaya. Dari penasihat hukum seperti Patra M Zen dan Denny Kailimang yang hadir mendampingi pemeriksaan Hartati menegaskan, bahwa pihaknya bukanlah utusan langsung dari Partai Demokrat untuk membantu Hartati.

"Saya pengacara pribadinya," ucap Patra beberapa waktu lalu.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya