Berita

Said Aqil Siradj

Wawancara

WAWANCARA

Said Aqil Siradj: Kalau Teror Terus Terjadi Kita Bisa Di-Afghanistan-kan

SELASA, 11 SEPTEMBER 2012 | 09:39 WIB

Ini warning dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj. Kalau teror terus terjadi, negeri ini bisa di-Afghanistan-kan.

“Makanya mari kita bersa­ma-sa­­ma membasmi teroris. Ini bu­kan tugasnya aparat keama­nan saja, tapi juga musuh masya­rakat, mu­suh Islam, dan musuh aga­ma lain­nya,’’ kata Said Aqil Siradj ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Untuk itu, lanjutnya, sudah saat­nya dibuat Undang-undang se­bagai payung hukum aparat hu­kum dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk bertindak sebelum teroris melakukan aksinya.

“Teror terus terjadi karena le­mah­nya payung hukum bagi apa­rat untuk menangkap sebelum ber­buat. Undang-Undang yang ada sekarang, tidak boleh me­nang­­kap atau bertindak sebelum terbukti berbuat,”  paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Bukankah cara seperti itu tidak demokrasi?

Ini demi keamanan masyarakat dari tindakan teror. Saya kira per­lu dibuat Undang-undang yang tegas untuk memayungi BIN atau  aparat hukum untuk diperboleh­kan menangkap siapa pun yang di­curigai atau diindikasikan akan berbuat teror. Tapi dengan catatan tidak melanggar HAM.

Dengan alasan HAM dan de­mokrasi itulah dimanfaatkan oleh kelompok keras atau kelompok radikal. Mereka sudah lama ada, ta­pi sulit diberantas. Padahal, intel sudah tahu ada jaringannya, ada sistemnya, ada latihannya, ada dananya, dan ada rencananya. Tapi mereka tidak bisa bergerak sebelum ada aksinya.


Bukankah kalau menangkap sebelum ada bukti bisa me­lang­gar HAM?

Kita ini sedang menjadi sasa­ran teroris. Sebab, adanya keter­bu­kaan, longgarnya keamanan, dan tidak ada payung hukum un­tuk menangkap siapa saja se­belum berbuat.

Seharusnya perlu dibuat atu­ran untuk menangkap orang yang di­curigai atau diindika­si­kan akan ber­buat teror. Tapi ti­dak melang­gar HAM. Misalnya, orang yang ditangkap itu tidak dianiaya.

    

Bagaimana jika sudah di­tang­kap, tapi tidak terbukti?

Kalau tidak terbukti, ya le­paskan saja. Tapi kalau terbukti, ya lanjutkan secara hukum. Se­ka­rang ini kan terjadi pengebo­man dulu, baru dicari pelakunya, sehingga seperti kriminal biasa.


Apa dengan cara itu efektif memberantas teroris?

Kita semua yakin kalau polisi, TNI, dan BIN,  sangat pandai. Su­dah cukup ilmunya untuk mela­cak ge­lagat teroris. Tapi payung hu­kum­nya itu harus memadai. Ka­lau ditangkap  belum terbukti bi­sa ­me­langgar HAM. Itu ma­salahnya.

   

Bagaimana jika aksi teroris ini terus berlanjut ?

Ini sangat berbahaya sekali ka­rena mencoreng dan mengotori ke­­muliaan agama Islam. Jika ada mu­suh-musuh Islam, maka akan menumbuhkan kebencian. Sebab, Islam dinilai identik dengan ke­ke­rasan. Pada ujungnya, tidak mus­tahil kita bisa di-Irak-kan, di-Af­gha­nistan-kan, atau di-Libya-kan. Hal ini bisa saja bila teror terus terjadi.

   

Bagaimana solusinya agar kita terbebas dari teror?

Ini persoalan bersama. Teroris itu musuh bersama, baik muslim maupun non muslim, pemerintah, dan rakyat. Sebab, teror itu ber­tentangan dengan agama apapun.

Islam itu tidak mentolerir gera­kan-gerakan teror. Apalagi dalam Islam itu sudah jelas, yaitu la ikraha fiddin. Artinya, tidak ada pa­ksaan dalam beragama dan ti­dak ada kekerasan mengatas­na­ma­­kan agama. Mengancam saja su­dah dilaknat Allah SWT, apa­lagi sampai membunuh.

Secara keseluruhan NU ber­prin­sip bahwa siapa pun, atas na­ma apapun, kelompok apapun, baik di dalam negeri, maupun luar negeri yang melakukan teror da­lam bentuk radikal yang meng­atasnamakan Islam, harus kita hadapi dengan tegas. Mereka ada­lah musuh kita bersama.


Sebenarnya akar teroris itu apa?

Kemiskinan, pengangguran, kebodohan, keterbelakangan, dan terakhir memahami agama secara salah.

   

Mereka bilang melakukan pengeboman karena jihad, tanggapan Anda?

Jika jihad fisabilillah diartikan memperjuangkan agama dengan kekerasan, itu salah besar. Ber­ten­­tangan dengan Islam dan men­coreng Islam. Itu sudah ada da­lam Alquran. Sebab Alquran me­nya­takan dalam surat Yunus, se­andainya Allah SWT menghen­da­ki manusia di atas bumi ini Is­lam semua, bisa saja. Tetapi Allah tidak menghendakinya.

Tidak boleh di dalam Islam meng­gunakan kekerasan. Di du­nia ini tidak mungkin satu agama se­muanya. Tidak mungkin se­mua­nya Islam, tidak mungkin se­mua­nya Kristen, Katolik, Budha, Hindu.

   

Jihad yang benar seperti apa?

Jihad fisabilillah itu untuk mem­bangun manusia beriman, ber­akhlak, beribadah, beradab, ter­tib, rukun, dan berbudaya.

   

Apa benar pesantren dengan ajaran radikal melahirkan teroris?

Perlu saya jelaskan, pesantren radikal tidak ada kaitannya de­ngan NU dan tidak ada kaitannya dengan pesantren NU. Ada seki­tar 21 ribu pesantren NU tidak ada satu pun yang terlibat teroris, apalagi menelurkan terorisme.

   

Pesantren seperti apa yang menelurkan teroris?

Pesantren yang lahirnya bela­kangan ini, yang memiliki ja­ri­ngan pendanaannya hingga ke luar negeri.

   

Maksudnya?

Pesantren yang lahir mulai ta­hun 1980-an. Itu kan tergolong pe­san­tren baru. Kalau misalnya, kita tanya kepada mereka pasti ja­wab­nya bukan teroris karena me­reka memang tidak mentolerir te­ror. Hanya saja, ajaran keras bisa me­nelurkan atau memproduksi teroris.


O ya, bagaimana pandangan NU mengenai Pancasila?

Kami mendukung penuh em­pat pilar kehidupan berbangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Bagi NU, Pancasila dan NKRI itu bukan sekadar basa-basi tetapi ke­­benaran yang kita pilih. Hal ini ka­­mi tuangkan dalam bai’at me­lantik pengurus NU  yang isinya: ka­mi berjanji akan menyebarkan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang moderat dan toleran, serta ka­mi berjanji akan memperta­han­kan NKRI serta Pancasila. [Harian Rakyat Merdeka]


O ya, bagaimana pandangan NU mengenai Pancasila?

Kami mendukung penuh em­pat pilar kehidupan berbangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Bagi NU, Pancasila dan NKRI itu bukan sekadar basa-basi tetapi ke­­benaran yang kita pilih. Hal ini ka­­mi tuangkan dalam bai’at me­lantik pengurus NU  yang isinya: ka­mi berjanji akan menyebarkan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang moderat dan toleran, serta ka­mi berjanji akan memperta­han­kan NKRI serta Pancasila. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya