Berita

taufik tantan lubis/ist

Sertifikasi Ulama dan Pesantren Sulut Sentimen Negatif terhadap Pemerintah

SENIN, 10 SEPTEMBER 2012 | 18:33 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Tantan Taufiq Lubi, menolak dan mengecam usulan dan pernyataan Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT),  Irfan Idris, yang menginginkan adanya sertifikasi bagi ulama dan pesantren.

"Statemen ini bukti nyata ketidakpekaan terhadap detak nadi dan kegelisahan rakyat selama ini. Pemerintah tidak berempati dan menjauhkan dengan rakyat di dunia pesantren," ujar dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi (Senin, 10/9).

Dikatakan ketua umum DPP Karang Taruna Desa yang juga alumni KMI Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo itu, jangan remehkan dunia pendidikan berbasis pesantren karena komunitas pesantren memiliki kontribusi besar dalam proses pencerdasan bangsa.


"Usulan BNPT tentang sertifikasi akan menyulut sentimen negatif dari berbagai pondok pesantren terhadap pemerintah. Semestinya BNPT mengeluarkan pernyataan yang lebih rasional dan bukan malah sebaliknya, memancing polemik," ujarnya.

"Ini merupakan statemen spekulasi yang kurang simpatik, terlebih dalam posisi pemerintah yang selama ini menomorduakan dunia pesantren dalam berbagai hal, baik itu dalam bantuan anggaran pendidikan ataupun bantuan untuk tenaga pendidiknya," sambung dia.

Selanjutnya Ketua I BPD HIPMI Jakarta Raya yang akrab disapa Tolub ini mengingatkan dan memberi masukan kepada BNPT, bahwa pesantren bukanlah sarang para mafia, sumber dari segala persoalan kegaduhan bangsa atau kalangan pesakitan yang wajib di awasi secara massif. Sebaliknya, pesantren adalah lembaga pendidikan dan dakwah yang wajib kita apresiasi dan kita jaga bersama eksistensinya.

"Kita ini Indonesia, bukan Singapura atau Amerika. Pesantren harus dikasih ruang yang cukup untuk berekspresi dan melakukan aktivitas pendidikan dan dakwahnya," tandas Tolub.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya