Berita

jokowi-ahok

PILGUB DKI

Mengapa Ahok Dapat Disebut Memecah Belah Umat Beragama?

RABU, 05 SEPTEMBER 2012 | 11:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Calon Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dianggap berniat memecah belah umat karena tercatat seringkali membuat pernyataan yang terkesan menuding kubu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli memainkan isu SARA.

Wakil Sekjen DPP PKS, Mahfudz Sidiq mempertanyakan pernyataan sejumlah pihak termasuk Calon Wakil Gubernur, Ahok, dan beberapa LSM yang menuding bahwa semua pihak yang menyampaikan firman Allah, yang diyakini umat Islam dalam konteks memilih pemimpin yang mukmin, sebagai tindakan SARA dan hilang akal sehat.

"Itu merupakan sebuah pernyataan yang dapat merusak kerukunan umat beragama yang sudah terjalin sangat baik saat ini di Indonesia," kata Mahfudz kepada wartawan, Rabu (5/9) .


Dia menilai tuduhan itu sangat menyakitkan umat Islam. Dalam hal ini, Islam memang mengajarkan umatnya untuk memilih pemimpin dengan kriteria seorang mukmin dan bukan sekedar Islam.

"Tuduhan itu tentunya merupakan pelecehan dan penghinaan terhadap umat Islam pada khususnya dan umat beragama pada umumnya. Ini juga berpotensi memecah kerukunan umat yang saat ini sudah terjalin baik," terang Mahfudz.

Dirinya meminta kepada siapapun yang menganggap penyampaian firman Tuhan sebagai satu hal yang salah, untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang cinta damai. Dia pun membuat pengandaian. Apakah jika warga Sulawesi Utara atau masyarakat Papua yang mayoritas penduduknya Nasrani memilih gubernur yang juga umat Nasrani, bisa disebut tindakan yang salah dan bernuansa SARA? Begitupula masyarakat Bali yang memilih pemimpin Hindu, dan orang Aceh yang gubernurnya Islam.
 
"Kenapa kalau untuk Sulut, Papua, Aceh dan Bali itu bukan SARA, tapi untuk Jakarta itu dibilang SARA?Apakah masyarakat Sulut, Papua, Aceh dan Bali yang mayoritas penduduknya memilih pemimpin yang seiman mereka rasis? Ini yang saya maksudkan pernyataannya itu bisa memecah belah kerukunan,” tegasnya.
 
Dirinya pun menyampaikan bahwa ada baiknya pemimpin berasal dari kalangan mayoritas. Jika seseorang menjadi pemimpin, tentu dia harus bisa memahami rakyatnya dan pemimpin yang lebih bisa memahami rakyatnya itu sebaiknya berasal dari kelompok mayoritas.

"Makanya tidak salah orang Bali memilih gubernur beragama Hindu dan begitu juga daerah-daerah lainnya. Dia tentunya akan lebih bisa mengayomi masyarakatnya yang mayoritas dan tetap bisa melindungi masyarakatnya yang minoritas. Disinilah indahnya demokrasi," tegasnya.
 
Lagipula, menurut Mahfudz, pandangan politik tiap orang adalah hak yang dijamin dalam negara demokrasi. Termasuk pandangan yang mengacu kepada nilai-nilai agama. Karena itu menurutnya, jika ada yang melarang atau menyudutkan pandangan politik berdasarkan agama maka hal itu merupakan sikap anti-demokrasi.

"Kita harus waspada pada upaya-upaya menggiring opini bahwa politik tidak boleh membawa-bawa pandangan agama, nantinya kita jadi negara sekuler. Ini berbahaya karena konstitusi kita menegaskan nilai-nilai ke-Tuhan-an adalah nilai dasar bangsa Indonesia," tandasnya.  [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya