Berita

sby/ist

Sejarah Kembali Mencatat, Rezim SBY Lagi-lagi Mengkhianati Konstitusi

MINGGU, 26 AGUSTUS 2012 | 19:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Secara filosofi, divestasi saham perusahaan pertambangan asing dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan nasional. Di dalam konstitusi dijelaskan, kedaulatan atas sumber daya alam (SDA) dilakukan melalui kontrol negara untuk kesejahteraan rakyat.

Namun apa yang dilakukan SBY dalam divestasi Newmont adalah pengkhianatan terhadap konstitusi. Mayoritas saham Newmont jatuh ke swasta. Dengan rincian, 24 persen dikuasai Group Bakrie dan oknum Pemda NTB, 20 persen kepada Fukuafu dan 7 persen kepada Perusahaan Investasi Negara (PIP).

"Proses divestasi telah berlangsung sejak 2006, namun sampai saat ini belum juga rampung. Padahal kontrak karya (KK) mengamanatkan harus rampung pada tahun 2010. Kelalaian SBY yang mau diperdaya Group Bakrie, merupakan penyebab utama gagalnya negara menguasai 51 persen atau mayoritas saham Newmont," kata  Direktur Insitute Global Justice (IGJ), Salamuddin Daeng kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (26/8).


Kini, sebagian saham Newmont telah jatuh ke tangan imperialis lainnya, yakni Fukuafu. Sementara itu Bumi Resources yang merupakan induk dari semua perusahaan Bakrie, nyatanya berada dibawah kontrol asing.

Sebanyak 81 persen aset Bumi Resources adalah utang kepada asing. Rothschild asal Inggris membeli 2,1 miliar dollar AS atau 75 persen. Bumi Resources juga memiliki utang 1,9 miliar dollar AS ke China Investment Corp (CIC). Group Bakrie juga memiliki utang dari Credit Suisse senilai 1,35 miliar dollar AS.

"Seluruh utang Bakrie Group membuat Indonesia harus menjaminan. Salah satunya adalah dengan menjaminkan sumber tambang di Pulau Sumbawa NTB," sambungnya.

Sementara itu, imbuh Daeng, rencana pembelian saham 7 persen saham oleh pemerintah melalui PIP -yang kemudian dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK)- adalah kesalahan yang memalukan. Seharusnya divestasi dilakukan melalui BUMN sepeti Antam dan Bank Pemerintah. Kesalahan ini membuat untung pihak swasta seperti Bakrie Gorup, Fukuafu dan Newmont.

"Sejarah kembali mencatat untuk kesekian kali rezim SBY melakukan pengkhianatan terhadap filosofi, konstitusi dan kepentingan nasional," tandasnya. [arp]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya