Awal bulan Ramadhan, kantor LSM Greepeace Indonesia diÂsambangi puluhan orang mengÂatasnamakan diri Barisan PeÂmuda. Mereka berunjuk rasa menuntut LSM lingkungan terÂsebut angkat kaki dari Indonesia karena dianggap menggunakan dana hasil judi di Belanda, PostÂcode Lottery untuk membiayai kegiatannya di Indonesia. PengÂgunaan dana judi dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang religius.
Ketika itu, Koordinator aksi, Sholeh mengungkapkan, pihakÂnya mengetahui Greenpeace meÂnerima dana judi bersumber dari informasi di situs resmi LSM GreeÂnpeace Belanda. DiseÂbutÂkannya, Greenpeace meÂneÂrima dana Rp 33 miliar medio 2010 dan 2012.
Para demonstran meÂngÂulÂtiÂmaÂtum Greenpeace paÂling lama seÂbulan berkemas dan angÂkat kaki dari Tanah Air. Mereka meÂnganÂcam akan melaÂkukan aksi lebih besar bila para aktivis lingÂkungan itu tidak menggubris tunÂtutan mereka.
Bagaimana LSM Greenpeace menyikapi masalah tersebut? sebelum hari raya Idul Fitri, RakÂyat Merdeka, menyambangi kanÂtor LSM tersebut di Jalan AbÂdullah Syafei Nomor 47, TeÂbet, Jakarta Selatan.
Tidak mudah menemukan kanÂtor LSM Greenpeace. Sebab tidak ada papan nama organisasi di depan kantor. Untuk meneÂmuÂkannya, harus rajin-rajin bertanya kepada masyarakat sekitarnya.
Markas Greenpeace tidak jauh dari Stasiun Tebet. Kantor LSM tersebut cukup besar. Tingginya empat lantai. Lokasi kantor cuÂkup asri sebab banyak pohon besar di sekitarnya.
Entah ada kaitannya atau tidak dengan ancaman Barisan PeÂmuda, keamanan kantor GreeÂnÂpeace bisa dikatakan cukup ketat bila dibandingkan LSM lain. Tidak semua orang bisa semÂbarangan masuk. Petugas keÂamanan yang berjaga pasti meÂnanyakan maksud dan tujuan setiap tamu yang berkunjung.
“Kalau mau masuk dan berÂtemu pengurus harus janjian dulu sebelumnya,†kata pria berbadan tegap ini.
Siang itu, terlihat ada dua satpam yang terlihat berjaga-jaga. Mereka terlihat memantau setiap orang yang hilir mudik di depan kantor.
Setelah menerangkan kepada dua petugas keamanan bahwa tujuan Rakyat Merdeka baik, petugas mengajak keluar seorang pengurus Greenpeace, Kepala Bagian Komunikasi, Hikmat Suriamaja. Hikmat menerangkan asal usul dana organisasinya.
Ditegaskannya, pihaknya tidak pernah sekalipun menerima dana judi. Seluruh kegiatan didanai dari sumbangan masyarakat. Saat ini total donator Greenpeace 30 ribu orang. Mereka masing-maÂsing menyumbang Rp 75 ribu setiap bulan.
Bila dihitung, Rp 30 ribu diÂkalikan 75 ribu maka dana yang diÂterima Greenpeace Rp 2, 250 miÂliar per bulan atau senilai Rp 27 miliar per tahun.
Dia mengatakan, penggaÂlaÂngan dana dari donator dilakukan kaÂrena pihaknya tidak diperÂboÂlehÂkan menerima sumbangan dari pemerintah maupun peruÂsahaan apapun.
“Majikan kami banyak dan bukan satu orang. Langkah ini kami lakukan demi menjaga indepedensi, sehingga dalam bergerak kami tidak takut kepada siapapun,†katanya.
Hikmat menegaskan, pihaknya tidak mau meladeni tuntutan kelompok manapun yang ingin mengusir LSM Greenpeace kareÂna alasan tidak mendasar. GreenÂpeace tetap bertahan di kantor ini sampai tiga tahun kedepan atau masa kontraknya habis.
Dia menerangkan, LSM GreenÂpeace di Indonesia memiliki tujuan baik. Keberadannya untuk menyelamatkan lingkungan InÂdonesia dari kerusakan. Apalagi kerusakan lingkungan di negeri ini sudah cukup parah.
Sebagai bentuk nyata GreenÂpeace peduli lingkungan, aktivis Greenpeace selalu terjun langÂsung ke lapangan menentang peÂngrusakan lingkungan. LSM Greenpeace sangat keras meÂnenÂtang perusahaan-perusahaan yang secara kasat mata meÂlakuÂkan penebangan hutan secara besar-besaran tanpa mengÂinÂdahkan lingkungan.
Kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah mencapai 1,8 juta hektare hutan hilang setiap tahunnya. Kondisi itu tidak boleh dibiarkan. “Kami ingin tahun 2015 sudah tidak ada penebangan hutan secara liar,†harapnya.
Dia juga menegaskan, tidak ada kepentingan asing sama sekali di bawa Greenpeace. OrgaÂnisasi ini sudah ada di 44 negara dengan tujuan aksi yang berbeda-beda setiap negaranya.
Di dalam menjalankan kegiaÂtannya, LSM Greenpeace diduÂkung pengurus yang berjumlah 30 orang. Selain itu, mereka diÂbantu relawan dari kalangan peÂlajar dan mahasiswa yang berÂjumlah 300 orang. DiungÂkapÂkannya, Greenpeace Indonesia terbuka dengan masyarakat. Tidak ada sekat yang membatasi. Saat Ramadhan, Greenpeace buka puasa bareng dengan maÂsyarakat sekitar kantor.
Hikmat curiga desakan meÂnuntut Greenpeace bubar diÂhembsukan kelompok tertentu yang ingin melemahkanLSM ini. â€Kami sudah tahu orangÂnya siapa saja, tapi diam saja kaÂrena tidak terlalu berÂpeÂngaÂruh deÂngan aksi orgaÂniÂsaÂsiÂnya,†katanya.
Kritik dan protes tidak memÂbuat organisasi lemah malahan semakin giat dalam melakukan aksi terhadap orang-orang yang merusak lingkungan.
Setiap Tahun, Dana Greenpeace Diaudit Lembaga Independen
Kepala Perwakilan GreenÂpeace Indonesia Nur Hidayati mengatakan, bukti LSM GreenÂpeace Indonesia tak pernah menerima dana hasil perjudian bisa dilihat dari hasil audit setiap tahun.
“Mayoritas dana Greenpeace dari sumbangan individu yang ada di Indonesia. Setiap tahun keuangan kami diaudit secara independen serta mendapat nilai wajar tanpa pengecualian sehingga selalu di-publish di media massa,†katanya.
Dia mengatakan, yang meÂnerima dana Postcode Lottery hanya Greenpeace Belanda. Di negeri kincir angin itu memang dibolehkan. Namun dana itu bukan hasil perjudian seperti orang kira. Postcode lottery itu seperti porkas atau SDSB seÂperti era Orde Baru.
Nur juga menolak tuduhan Greenpeace melakukan peÂlanggaran melakukan pemuÂngutan sumbangan karena diÂanggap sebagai LSM asing.
“Kami ingin mengÂklaÂrifikasi bahwa Greenpeace InÂdonesia bukan LSM asing naÂmun meÂruÂpakan LSM berÂbaÂdan huÂkum InÂdonesia yang gloÂbal,†katanya.
Nur mengatakan, setiap enÂtitas Greenpeace di seluruh duÂnia beroperasi dengan mengÂikuti aturan hukum sesuai aturan neÂgara terkait. Greenpeace pusat hanya sebagai badan koordinasi dari seluruh greenÂpeace di dunia.
Ia menjelaskan, Greenpeace Indonesia bukan termasuk orgaÂnisasi kemasyarakatan melainÂkan sebuah perkumpulan seperti yang diatur oleh Undang-UnÂdang Nomor 8 Tahun 1985 tentang ormas. Organisasi keÂmaÂsyarakatan tidak memiliki badan hukum, sedangkan GreenÂpeace Indonesia ini sudah terÂdafÂtar di Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor peÂngesahan Kepmen Hukum dan Ham Nomor AHU- 128.AH.01.06 tahun 2009. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30