Berita

ilustrasi

KEKERASAN TERHADAP JURNALIS

Wartawan Palu yang Tertembak di Leher akan Dipindahkan ke Makassar

RABU, 22 AGUSTUS 2012 | 23:00 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Bila tidak ada aral melintang, besok pagi (Kamis, 23/8) Salahudddin akan dirujuk ke Rumah Sakit Pendidikan Wahidin Sudiro Husodo, Makassar, Sulawesi Selatan. Keputusan ini diambil setelah pihak keluarga, perusahaan media tempat Salahuddin bekerja dan tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu berembuk.

Salahuddin adalah reporter NuansaTV, televisi lokal di Palu, Sulawesi Tengah. Hari Selasa kemarin (21/8) Salahuddin tertembak senapan angin saat meliput bentrok antarwarga di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Tembakan itu membuat Salahuddin pingsan. Beberapa anggota TNI Angkatan Darat dan anggota Kepolisian Resor Donggala yang berada di lokasi kerusuhan melarikannya ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.

Menurut laporan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, setelah ditangani di RS Bhayangkara Polda Sulteng, Salahuddin lalu dipindahkan ke RSUD Undata Palu, Sulteng.

"Dari hasil pemeriksaan diketahui peluru senapan angin yang menembusi lehernya masih tertinggal. Untuk proses pembedahan lebih lanjut ia rencananya akan dirujuk ke RS Mitra Surabaya, Jawa Timur. Namun, setelah berembuk lagi diputuskan Salahuddin dirujuk ke Makassar," tulis AJI Palu dalam keterangan yang diterima redaksi Rabu malam (22/8).

Dalam keterangan itu juga disebutkan bahwa Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Dewa Parsana mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kejadian ini.

"Kita masih mencari siapa pelakunya. Anggota di lapangan sudah melakukan penyelidikan. Saya juga menyampaikan keprihatinan atas tertembaknya salah seorang rekan wartawan dalam bentrokan tersebut. Saya meminta dalam melaksanakan tugas-tugas kewartanan, rekan-rekan dapat lebih berhati-hati," ujar Parsana dalam keterangan yang diterima redaksi itu.

Sementara Sersan Mayor Umar ST, anggota TNI AD yang ada di lokasi, belum bisa memastikan apakah Salahuddin terkena tembakan senapan angin, atau sumpit, atau senjata rakitan.

“Dia ada di belakang kita. Kita mundur saat bentrok pecah. Tiba-tiba dia jatuh pingsan. Leher kanannya mengeluarkan darah. Tapi kita belum tahu apakah terkena senapan angin atau sumpit atau dumdum, senjata api rakitan,” ujar Umar.

Bentrok yang terjadi sejak Senin (20/8) dinihari lalu menyebabkan empat rumah warga terbakar dan seorang warga bernama Affandi (57) tewas dibacok massa yang kalap.

Terkait dengan hal-hal tersebut, Aliansi Jurnalis independen (AJI) Palu menyampaikan hal-hal sebagai berikut.

Ketua AJI Palu Iwan Lapasere dan Sekretaris Muhammad Subarkah dalam keterangan tersebut mengecam kekerasan yang dilakukan terhadap jurnalis. Dia juga meminta agar Polda Sulawesi Tengah mengusut kasus ini hingga tuntas.

AJI Palu meminta masyarakat luas untuk memahami dan menghormati kerja-kerja jurnalistik. Juga meminta para pemilik media membekali jurnalis yang meliput di wilayah konflik dengan pengetahuan dan peralatan yang memadai demi keselamatan dan keamanan selama bertugas.

Selain itu jurnalis peliput konflik pun diingatkan untuk mawas diri, berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dan keamanan diri selama bertugas.

"Ingat, nyawa lebih penting daripada berita," tulis AJI Palu lagi. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya