ilustrasi
ilustrasi
Salahuddin adalah reporter NuansaTV, televisi lokal di Palu, Sulawesi Tengah. Hari Selasa kemarin (21/8) Salahuddin tertembak senapan angin saat meliput bentrok antarwarga di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Tembakan itu membuat Salahuddin pingsan. Beberapa anggota TNI Angkatan Darat dan anggota Kepolisian Resor Donggala yang berada di lokasi kerusuhan melarikannya ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Menurut laporan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, setelah ditangani di RS Bhayangkara Polda Sulteng, Salahuddin lalu dipindahkan ke RSUD Undata Palu, Sulteng.
"Dari hasil pemeriksaan diketahui peluru senapan angin yang menembusi lehernya masih tertinggal. Untuk proses pembedahan lebih lanjut ia rencananya akan dirujuk ke RS Mitra Surabaya, Jawa Timur. Namun, setelah berembuk lagi diputuskan Salahuddin dirujuk ke Makassar," tulis AJI Palu dalam keterangan yang diterima redaksi Rabu malam (22/8).
Dalam keterangan itu juga disebutkan bahwa Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Dewa Parsana mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kejadian ini.
"Kita masih mencari siapa pelakunya. Anggota di lapangan sudah melakukan penyelidikan. Saya juga menyampaikan keprihatinan atas tertembaknya salah seorang rekan wartawan dalam bentrokan tersebut. Saya meminta dalam melaksanakan tugas-tugas kewartanan, rekan-rekan dapat lebih berhati-hati," ujar Parsana dalam keterangan yang diterima redaksi itu.
Sementara Sersan Mayor Umar ST, anggota TNI AD yang ada di lokasi, belum bisa memastikan apakah Salahuddin terkena tembakan senapan angin, atau sumpit, atau senjata rakitan.
“Dia ada di belakang kita. Kita mundur saat bentrok pecah. Tiba-tiba dia jatuh pingsan. Leher kanannya mengeluarkan darah. Tapi kita belum tahu apakah terkena senapan angin atau sumpit atau dumdum, senjata api rakitan,†ujar Umar.
Bentrok yang terjadi sejak Senin (20/8) dinihari lalu menyebabkan empat rumah warga terbakar dan seorang warga bernama Affandi (57) tewas dibacok massa yang kalap.
Terkait dengan hal-hal tersebut, Aliansi Jurnalis independen (AJI) Palu menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
Ketua AJI Palu Iwan Lapasere dan Sekretaris Muhammad Subarkah dalam keterangan tersebut mengecam kekerasan yang dilakukan terhadap jurnalis. Dia juga meminta agar Polda Sulawesi Tengah mengusut kasus ini hingga tuntas.
AJI Palu meminta masyarakat luas untuk memahami dan menghormati kerja-kerja jurnalistik. Juga meminta para pemilik media membekali jurnalis yang meliput di wilayah konflik dengan pengetahuan dan peralatan yang memadai demi keselamatan dan keamanan selama bertugas.
Selain itu jurnalis peliput konflik pun diingatkan untuk mawas diri, berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dan keamanan diri selama bertugas.
"Ingat, nyawa lebih penting daripada berita," tulis AJI Palu lagi. [guh]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28